Wednesday, October 1, 2025
21 C
Jayapura

Bahasa Daerah Terancam Punah, Pemda Didorong Siapkan Regulasi

JAYAPURA – Balai Bahasa Provinsi Papua mendorong pemerintah daerah membuat regulasi untuk pelindungan bahasa lokal agar tidak punah, karena bahasa itu berperan penting sebagai jati diri suatu daerah.

Kepala Balai Bahasa Papua Valentina Lovina Tanate, mengatakan pelestarian bahasa lokal penting karena merupakan aset tak benda (aset tidak berwujud) yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya dan pengetahuan.

“Karena jika kehilangan bahasa daerah berarti kehilangan jati diri sehingga pelestarian bahasa lokal sangat penting dan perlu adanya regulasi tentang perlindungan bahasa,” katanya di Jayapura, Kamis.

Menurut dia, upaya melestarikan bahasa lokal juga perlu memanfaatkan teknologi digital, seperti pembuatan konten dengan menggunakan bahasa daerah. Saat ini, Balai Bahasa Papua juga terus mendorong Duta Bahasa agar memperkenalkan bahasa daerah melalui pembuatan konten.

Baca Juga :  Jelang Idul Adha,  Tak Berani Stok Daging Banyak

Dia menjelaskan pelestarian bahasa daerah juga bisa melalui berbagai ajang, seperti Festival Tunas Bahasa Ibu dilaksanakan Pemerintah Kota Jayapura dan seni pertunjukan komedi dengan menggunakan bahasa lokal.

“Sebenarnya salah satu materi untuk pelestarian bahasa lokal, yaitu seni pertunjukan komedi,” katanya.

Dia menyebut di Provinsi Papua terdapat 151 bahasa daerah, Papua Barat (53), Papua Selatan (94), Papua Tengah (28), Papua Pegunungan (52), dan Papua Barat (50).
Sebanyak 11 bahasa daerah terancam punah, di antaranya Bahasa Tandia di Kabupaten Teluk Wondama dan Bahasa Mapia di Kabupaten Supiori. (antara)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA – Balai Bahasa Provinsi Papua mendorong pemerintah daerah membuat regulasi untuk pelindungan bahasa lokal agar tidak punah, karena bahasa itu berperan penting sebagai jati diri suatu daerah.

Kepala Balai Bahasa Papua Valentina Lovina Tanate, mengatakan pelestarian bahasa lokal penting karena merupakan aset tak benda (aset tidak berwujud) yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya dan pengetahuan.

“Karena jika kehilangan bahasa daerah berarti kehilangan jati diri sehingga pelestarian bahasa lokal sangat penting dan perlu adanya regulasi tentang perlindungan bahasa,” katanya di Jayapura, Kamis.

Menurut dia, upaya melestarikan bahasa lokal juga perlu memanfaatkan teknologi digital, seperti pembuatan konten dengan menggunakan bahasa daerah. Saat ini, Balai Bahasa Papua juga terus mendorong Duta Bahasa agar memperkenalkan bahasa daerah melalui pembuatan konten.

Baca Juga :  Orangtua Wajib Gunakan Bahasa Ibu Berkomunikasi di Rumah

Dia menjelaskan pelestarian bahasa daerah juga bisa melalui berbagai ajang, seperti Festival Tunas Bahasa Ibu dilaksanakan Pemerintah Kota Jayapura dan seni pertunjukan komedi dengan menggunakan bahasa lokal.

“Sebenarnya salah satu materi untuk pelestarian bahasa lokal, yaitu seni pertunjukan komedi,” katanya.

Dia menyebut di Provinsi Papua terdapat 151 bahasa daerah, Papua Barat (53), Papua Selatan (94), Papua Tengah (28), Papua Pegunungan (52), dan Papua Barat (50).
Sebanyak 11 bahasa daerah terancam punah, di antaranya Bahasa Tandia di Kabupaten Teluk Wondama dan Bahasa Mapia di Kabupaten Supiori. (antara)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya