Wednesday, April 30, 2025
24.7 C
Jayapura

Kelangkaan Obat di Rumah Sakit Masih Jadi PR

JAYAPURA – Kelangkaan obat di rumah sakit menjadi salah satu isu utama yang dibahas dalam kegiatan Musyawarah Kerja Daerah (Muskerda) ke-III dan Workshop yang digelar Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit Indonesia (Hisfarsi) Papua, Sabtu (26/4).

Melalui workshop tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Papua, Arry Pongtiku berharap bisa menjadi momentum memperbarui pengetahuan para apoteker rumah sakit. Tujuannya agar pelayanan kepada masyarakat dapat lebih tepat sasaran dan efisien.

“Efisiensi itu bukan soal murah. Melainkan bagaimana kebutuhan pasien terpenuhi dengan tepat, dan tidak ada obat yang mubazir atau kedaluwarsa,” kata Arry.

Ketua Hisfarsi Papua, Apt.Minar PL Manik mengatakan seiring berkembangnya pelayanan kefarmasian di rumah sakit khususnya era efisiensi ini, apoteker harus mampu memberikan pelayanan yang optimal.

Baca Juga :  KPU Kota Jayapura Butuh 6.815 Anggota KPPS   

“Seperti kita ketahui bahwa sempat beberapa waktu lalu viral di media sosial di Jayapura terkait kelangkaan logistik atau kekosongan obat di beberapa rumah sakit. Hal ini menjadi PR besar apoteker di rumah sakit untuk menemukan solusi terkait masalah tersebut,” ungkap Minar.

Dijelaskan, salah satu fokus topik yang erat kaitannya dengan ketersediaan logistik baik obat maupun Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) adalah pengelolaan manajemen farmasi dengan modal dana klaim BPJS.

  “Apoteker RS berkewajiban menjawab tantangan-tantangan tersebut, salah satunya melalui update ilmu bersama yang sekarang akan kita ikuti dalam workshop hari ini, strategi dalam pengendalian obat dan alat kesehatan baik di instalasi farmasi RS maupun di fasilitas kesehatan lainnya seperti apotek maupun puskesmas,” ujarnya.

Baca Juga :  Semuel : Sektor Pendidikan dan Kesehatan Harus  Dapat Perhatian Serius

Sementara itu, Ketua PD Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Papua, Edward Sihotang menyoroti keluhan masyarakat terkait kekosongan obat. Menurutnya, tidak jarang pasien BPJS harus mencari obat di luar rumah sakit karena stok kosong.

“Ini menjadi pekerjaan rumah besar. Kami laporkan sebagai bahan diskusi agar masyarakat bisa terlayani lebih baik,” pungkasnya. (fia/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA – Kelangkaan obat di rumah sakit menjadi salah satu isu utama yang dibahas dalam kegiatan Musyawarah Kerja Daerah (Muskerda) ke-III dan Workshop yang digelar Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit Indonesia (Hisfarsi) Papua, Sabtu (26/4).

Melalui workshop tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Papua, Arry Pongtiku berharap bisa menjadi momentum memperbarui pengetahuan para apoteker rumah sakit. Tujuannya agar pelayanan kepada masyarakat dapat lebih tepat sasaran dan efisien.

“Efisiensi itu bukan soal murah. Melainkan bagaimana kebutuhan pasien terpenuhi dengan tepat, dan tidak ada obat yang mubazir atau kedaluwarsa,” kata Arry.

Ketua Hisfarsi Papua, Apt.Minar PL Manik mengatakan seiring berkembangnya pelayanan kefarmasian di rumah sakit khususnya era efisiensi ini, apoteker harus mampu memberikan pelayanan yang optimal.

Baca Juga :  Usai Diresmikan, Puskesmas Wouma Langsung Beroperasi

“Seperti kita ketahui bahwa sempat beberapa waktu lalu viral di media sosial di Jayapura terkait kelangkaan logistik atau kekosongan obat di beberapa rumah sakit. Hal ini menjadi PR besar apoteker di rumah sakit untuk menemukan solusi terkait masalah tersebut,” ungkap Minar.

Dijelaskan, salah satu fokus topik yang erat kaitannya dengan ketersediaan logistik baik obat maupun Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) adalah pengelolaan manajemen farmasi dengan modal dana klaim BPJS.

  “Apoteker RS berkewajiban menjawab tantangan-tantangan tersebut, salah satunya melalui update ilmu bersama yang sekarang akan kita ikuti dalam workshop hari ini, strategi dalam pengendalian obat dan alat kesehatan baik di instalasi farmasi RS maupun di fasilitas kesehatan lainnya seperti apotek maupun puskesmas,” ujarnya.

Baca Juga :  Dibangun dengan Dana Otsus dan DAK

Sementara itu, Ketua PD Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Papua, Edward Sihotang menyoroti keluhan masyarakat terkait kekosongan obat. Menurutnya, tidak jarang pasien BPJS harus mencari obat di luar rumah sakit karena stok kosong.

“Ini menjadi pekerjaan rumah besar. Kami laporkan sebagai bahan diskusi agar masyarakat bisa terlayani lebih baik,” pungkasnya. (fia/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya