Polisi Perlu Ungkap dan Umumkan Pelaku Penyebar Hoax
Salah satu anggota Pansus Otsus, Boy Markus Dawir. (DOK CEPOS)
Boy Markus Dawir (FOTO: Gamel Cepos )
JAYAPURA – Mensikapi pesan berantai yang menyebar via grup Whatsapp beberapa hari terakhir yang menyebut bahwa ada upaya dari kelompok-kelompok KKB yang selama ini bergerilya akan menuju Kota Jayapura untuk bergabung dengan kelompok lain guna menyuarakan isu merdeka dengan cara sendiri ternyata tak terbukti. Hanya saja meski tak terbukti namun dari pesan berantai ini nyata menimbulkan kekhawatiran. Warga yang bekerja sebagai petani khususnya yang tinggal di Kabupaten Jayapura dan Keerom memilih berdiam diri di rumah atau lingkungan sekitar ketimbang bekerja atau berjualan.
Terkait ini Ketua Pemuda Panca Marga (PPM) Markas Daerah Papua, Boy Markus Dawir meminta agar pihak kepolisian mengusut dan mengungkap kemudian mengumumkan ke publik soal informasi apa saja yang bisa disebut hoax dan siapa pelakunya. “Kita lihat hari ini akibat pesan yang dikirim berantai soal adanya niat ke Jayapura bergabung dengan kelompok lain hingga menimbulkan ketidaknyamanan membuat orang cemas untuk beraktifitas. Nah yang seperti ini harusnya diungkap lalu disampaikan ke publik,” kata Boy di kantor DPRP, Jumat (27/9).
Ini agar siapa saja pengguna media sosial tidak menyalahgunakan media sosial yang akhirnya menimbulkan kekacauan yang masif. Selain itu tim cyber Polisi juga perlu mengklarifikasi apakah postingan yang beredar adalah hoax atau bukan. “Maksudnya ketika ada postingan yang masih diragukan kebenarannya, sebelum dikonsumsi publik ada baiknya ada penjelasan apakah itu hoax atau bukan, jangan dibiarkan dan akhirnya menjadi bola liar,” singgungnya. Pasalnya, Boy melihat dari informasi yang bersifat ancaman itu juga mengganggu dunia pendidikan.
“Anak-anak sekolah ada yang bilang sekolah diliburkan karena ada kekhawatiran soal niat KKB untuk turun ke Jayapura jadi pihak sekolah memilih untuk meliburkan anak didiknya. Nah ini yang jadi masalah, disaat Jayapura sedang dalam masa pemulihan malah ditakut-takuti seperti ini. Kalau ada penjelasan lebih dulu saya pikir tidak ada ketakutan,” imbuhnya. (ade/wen)
JAYAPURA – Mensikapi pesan berantai yang menyebar via grup Whatsapp beberapa hari terakhir yang menyebut bahwa ada upaya dari kelompok-kelompok KKB yang selama ini bergerilya akan menuju Kota Jayapura untuk bergabung dengan kelompok lain guna menyuarakan isu merdeka dengan cara sendiri ternyata tak terbukti. Hanya saja meski tak terbukti namun dari pesan berantai ini nyata menimbulkan kekhawatiran. Warga yang bekerja sebagai petani khususnya yang tinggal di Kabupaten Jayapura dan Keerom memilih berdiam diri di rumah atau lingkungan sekitar ketimbang bekerja atau berjualan.
Terkait ini Ketua Pemuda Panca Marga (PPM) Markas Daerah Papua, Boy Markus Dawir meminta agar pihak kepolisian mengusut dan mengungkap kemudian mengumumkan ke publik soal informasi apa saja yang bisa disebut hoax dan siapa pelakunya. “Kita lihat hari ini akibat pesan yang dikirim berantai soal adanya niat ke Jayapura bergabung dengan kelompok lain hingga menimbulkan ketidaknyamanan membuat orang cemas untuk beraktifitas. Nah yang seperti ini harusnya diungkap lalu disampaikan ke publik,” kata Boy di kantor DPRP, Jumat (27/9).
Ini agar siapa saja pengguna media sosial tidak menyalahgunakan media sosial yang akhirnya menimbulkan kekacauan yang masif. Selain itu tim cyber Polisi juga perlu mengklarifikasi apakah postingan yang beredar adalah hoax atau bukan. “Maksudnya ketika ada postingan yang masih diragukan kebenarannya, sebelum dikonsumsi publik ada baiknya ada penjelasan apakah itu hoax atau bukan, jangan dibiarkan dan akhirnya menjadi bola liar,” singgungnya. Pasalnya, Boy melihat dari informasi yang bersifat ancaman itu juga mengganggu dunia pendidikan.
“Anak-anak sekolah ada yang bilang sekolah diliburkan karena ada kekhawatiran soal niat KKB untuk turun ke Jayapura jadi pihak sekolah memilih untuk meliburkan anak didiknya. Nah ini yang jadi masalah, disaat Jayapura sedang dalam masa pemulihan malah ditakut-takuti seperti ini. Kalau ada penjelasan lebih dulu saya pikir tidak ada ketakutan,” imbuhnya. (ade/wen)