Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Tidak Ada Atap di TPU Kristen Buper Waena

JAYAPURA-Kebiasaan masyarakat, yang membuatkan rumah makam atau atau kuburan seperti di TPU Tanah Hitam Abepura, hal ini tidak bisa dilakukan di TPU Kristen Buper Waena. Pasalnya, semua makam diatur dengan ukuran yang sama, sehingga terlihat lebih teratur dan rapi.

   Koordinator pengelola/penjaga kuburan Buper Waena Hasan   mengatakan untuk perkebunan umat kristen tidak lagi menggunakan bangunan beton atau atap, tetapi akan ada batu nisan dan ditanami rumput.

   “Salib tetap ada, tapi ada nisannya dan akan ditanam rumput. Kalau dia punya batu nisan dan marmer itu ukurannya 20 X 30 cm sama dengan muslim. Jadi semua sama, yang membedakan itu cuman Kristen cat warna hitam dan Muslim cat putih,” katanya.

  Untuk salib sendiri sudah pasti akan dibawa dari rumah duka, di mana ketika mereka membeli peti pasti akan ada salib, sehingga tidak disiapkan oleh pemerintah. “Salib ini yang mereka bawa pasang, ukuran galian 2 meter  dan anak anak  lebar 1 Meter kali 50 Centi,” katanya.

Baca Juga :  Sohilait: Kota Ini Perlu Didoakan, untuk Lebih Baik

  Jadi, tidak ada bangunan seng tidak ada atap-atap tapi akan dipakai rumput dan jarak  dari kuburan satu ke kuburan yang lain itu 40 cm sementara timbunan ke atas kuburan itu hanya 30 cm.

  “Jadi di sini (Pemakaman Kristen Waena) itu kuburan tidak akan dibangun besar, mau dia orang kaya kah  atau orang miskin tetap sama, tidak ada bangunan beton atau seng lagi,” katanya.

  Hasan juga mengakui bahwa setelah dijelaskan bahwa kuburan ini akan dilakukan menjadi ruang terbuka hijau dengan ditata rapi tanpa ada atap, masyarakat memahami dan mereka sepakat untuk beberapa jenazah yang telah dikuburkan.

Baca Juga :  Pembangunan Los di Pasar Youtefa Hampir Rampung

  “Masyarakat kebanyakan mereka mendukung, karena dengan begitu kita datang juga tidak menghambat serta masyarakat yang mau melakukan penguburan juga tidak terhambat, kalau di tanah hitam kan kadang kita angkat jenazah kena seng bahkan masyarakat yang datang juga bisa terkena bangunan yang dibangun, Tetapi kalau begini kan mereka bisa melihat taman yang tersusun rapi dengan mengunjungi keluarga mereka yang sudah meninggal,” katanya.

  Ditambahkan bahwa untuk saat ini TPU Kristen ini sudah ada  20 Jenasah yang dimakamkan sementara muslim telah mencapai 1600 lebih yang telah dikubur. Pada saat lebarang, juga banyak warga yang berziarah ke TPU muslim. (oel/tri)

JAYAPURA-Kebiasaan masyarakat, yang membuatkan rumah makam atau atau kuburan seperti di TPU Tanah Hitam Abepura, hal ini tidak bisa dilakukan di TPU Kristen Buper Waena. Pasalnya, semua makam diatur dengan ukuran yang sama, sehingga terlihat lebih teratur dan rapi.

   Koordinator pengelola/penjaga kuburan Buper Waena Hasan   mengatakan untuk perkebunan umat kristen tidak lagi menggunakan bangunan beton atau atap, tetapi akan ada batu nisan dan ditanami rumput.

   “Salib tetap ada, tapi ada nisannya dan akan ditanam rumput. Kalau dia punya batu nisan dan marmer itu ukurannya 20 X 30 cm sama dengan muslim. Jadi semua sama, yang membedakan itu cuman Kristen cat warna hitam dan Muslim cat putih,” katanya.

  Untuk salib sendiri sudah pasti akan dibawa dari rumah duka, di mana ketika mereka membeli peti pasti akan ada salib, sehingga tidak disiapkan oleh pemerintah. “Salib ini yang mereka bawa pasang, ukuran galian 2 meter  dan anak anak  lebar 1 Meter kali 50 Centi,” katanya.

Baca Juga :  Sopir Angkot Mogok, Warga Jadi Korban

  Jadi, tidak ada bangunan seng tidak ada atap-atap tapi akan dipakai rumput dan jarak  dari kuburan satu ke kuburan yang lain itu 40 cm sementara timbunan ke atas kuburan itu hanya 30 cm.

  “Jadi di sini (Pemakaman Kristen Waena) itu kuburan tidak akan dibangun besar, mau dia orang kaya kah  atau orang miskin tetap sama, tidak ada bangunan beton atau seng lagi,” katanya.

  Hasan juga mengakui bahwa setelah dijelaskan bahwa kuburan ini akan dilakukan menjadi ruang terbuka hijau dengan ditata rapi tanpa ada atap, masyarakat memahami dan mereka sepakat untuk beberapa jenazah yang telah dikuburkan.

Baca Juga :  Residivis Paksa IRT Layani Nafsu Bejatnya

  “Masyarakat kebanyakan mereka mendukung, karena dengan begitu kita datang juga tidak menghambat serta masyarakat yang mau melakukan penguburan juga tidak terhambat, kalau di tanah hitam kan kadang kita angkat jenazah kena seng bahkan masyarakat yang datang juga bisa terkena bangunan yang dibangun, Tetapi kalau begini kan mereka bisa melihat taman yang tersusun rapi dengan mengunjungi keluarga mereka yang sudah meninggal,” katanya.

  Ditambahkan bahwa untuk saat ini TPU Kristen ini sudah ada  20 Jenasah yang dimakamkan sementara muslim telah mencapai 1600 lebih yang telah dikubur. Pada saat lebarang, juga banyak warga yang berziarah ke TPU muslim. (oel/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya