Wednesday, April 24, 2024
24.7 C
Jayapura

Berkontribusi Jadi Pilot dan Pendiri Yayasan Harapan Papua

Wallace Dean Wiley saat mengambil sumpah di kantor Kemenkumham Papua, Kotaraja Kamis (23/05).( FOTO : Takim/Cepos)

Wallace Dean Wiley Warga Negara Amerika Serikat yang Harus Menuggu 42 Tahun Menjadi WNI

Apa yang membuat Wallace Dean Wiley Warga Negara Amerika Serikat  berkeinginan menjadi Warga Negara Indoensia?. Berikut Laporan

Mustakim Ali-Abepura

Kementrian Hukum dan Ham (Kemenkumham) Papua kembali mengelar pengambil sumpah dan janji kewarganegaraan Republik Indonesia  atas nama, Wallace Dean Wiley yang merupakan warga Negara Amerika Serikat yang berlagsung di Kotara, Kamis (23/05).

PLH Kemenkumham Papua, Max Wambrauw mengatakan bahwa untuk menjadikan seorang Warga Negara Asing (WNA) menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) harus memenuhi beberapa peraturan dan diantaranya pernah tingal di Indonesia.

“Jika WNA ingin menjadi WNI maka semua harus sesuai dengan prosedur  yang dituangkan di UU No. 12 tahun 2006, tentang kewarganegaraan selain itu juga harus memenuhi syarat-syarat yang dimintai oleh UU tersebut,” ujar Max ke Cenderawasih Pos di Kotaraja, Kamis (23/5).

Kata Max, selain itu juga pihaknya melakukan pemeriksaan dalam yang bersangkutan pernah melakukan pelangaran atau melawan hukum atau tidak, suda berapa lama menetap di indonesia, apa yang dilakukan selama berada di Indonesia dan juga Kontribusi yang bersangkutan bagi Negara Indonesia.

“Kalo hal-hal tersebut bisa dilakukan dan yang berkaitan dengan prosedur yang ada tentu yang bersangkutan layak di terima jadi WNI,” jelasnya.

Dirinya juga mengakui,dari beberapa pesyaratan tersebut sudah dimiliki oleh  Wallace dimana sudah 42 tahun di Indonesa khususnya Papua dengan tidak langsung tentunya melalui profesi yang bersangkutan sebagai Pailot rute sejumlah wilayah pedalaman di Papua.

“Saya berharap selain memperdalam wawasan Nusantar, mereka juga harus bisa memberikan kontribusi untuk pembangunan yang ada terserah dari bidang apa saja dan tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku serta ikut menjaga mengamankan pancasila,”jelasnya.

Baca Juga :  Tersangka Kasus Pangan Kedaluwarsa Diminta Serahkan Diri

Dimana saat ini suda 3 orang yang telah dinaturalisasi oleh kemenkumham Papua yakni Bio Paulino mantan pemain persipura tahun 2015, Lee Jeong Hoon pada tahun 2018 dan Wallace tahun 2019.

Max Wambrauw mengatakan, saat ini pendaftaran Kewarganegaraan RI berdasarkan pasal.19 UU Nomor 12/2006 dilakukan secara online melalui aplikasi Sistem Administrasi Kewarganegaraan Elektronik (SAKE) pada layanan Administrasi Hukum Umum (AHU) online.

Max Wambrauw berharap dengan penyumpahan hari Wallace bisa berkolaborasi dengan program-program pemerintah daerah dan LSM yang ada di Tanah Papua.

” Wallace sudah 42 tahun berada di Papua dengan kegiatan yang luar biasa, membangun pendidikan khusus orang asli Papua ,” Katanya.

Wallace sendiri seorang pendiri sekolah Papua Harapan yang beralamat di Kabupaten Jayapura. Hal ini menurut Wambrauw sangat bagus karena sebelumnya Wallace adalah seorang pilot pada pesawat MAF. Tapi sekarang Ia sudah membangun sekolah khusus anak asli Papua yang tersebar hingga ke Pedalaman Papua.

” Wallace seorang pejuang pendidikan di tanah Papua, membangun Papua adalah membangun manusianya,” jelasnya.

Sementara Wallace Dean Wiley, pria kelahiran Washington, 5 April 1948 tersebut mengaku memlilih WNI merupakan panggilan tuhan dan juga atas kecintanya kepada Papua.

“Saya begini karena kehendak Tuhan, Tuhan memanggil saya ke Papua untuk membantu sebaik mungkin di sini, dengan usia yang sudah tua, saya lakukan naturalisasi biar saya bantu secara bebas di sini,”ujar Wallace.

Peria kelahiran Wasington tersebut pertamakali tiba di indonesia pada 1 Januari 1977 dimana masi bersetatus bujang/ anpa keluarga dengan tujuan menjalankan misi MAF, stelah beberapa tahun kemudian kembali ke Amerika untuk menikah dan setelah itu balik lagi ke Indoensia hingga saat ini.

Baca Juga :  Dinkes Pastikan Lima Jenis Obat Sirup Berbahaya Tak Beredar

Dirinya mengakui istari dan anak-anaknya saat diirnya memutuskan untuk menjadi WNI tentu sangat mendukung dan meski hanya dirinya saja yang resmi menjadi WNI.

“Istri dan anak-anak saya masi status WNA dan saya tida pernah paksa mereka untuk jadi WNI dan kita lhat saja waktu yang berjalan terus,”jelsnya.

Pria yang sudah mahir berbahasa Indonesia tersebut mengatakan, selama di Papua dirinya bekerja di MAF tetapi beberapa tahun terakhir dirinya mendirikan yayasan baru yaitu Papua Harapan yang bergerak didunia pendidikan.

“bersama yayasan Papua Harapan kami sudah bangun sekolah dan juga ada beberapa yang berada di Pedalaman Papua, termasuk membangun klinik kesehatan,”paprnya.

Harapan Wallace ke depan, bisa membangun sebuah sistem kesehatan yang paling baik untuk anak-anak kita di pedalaman. 

” Saya lihat potensi pendidikan yang luar biasa dalam diri anak-anak Papua tetapi kesempatan belum ada, maka kami mau kasih mereka kesempatan dan waktu sebaik-baiknya dan maju bersaing dengan seluruh dunia,” Ujarnya

Dijelaskannya, sekolah pada Yayasan Papua Harapan tersebut menerima anak-anak Papua dari tingkat taman kanak-kanak dan Sekolah Dasar hingga SMA.

“awalnya Kami mulai dengan 7 orang anak Papua dan dalam waktu dekat mereka akan diwisuda karena sudah mnyeleaikan masa SMA di Papua Harapan tersebut, saya bangga sekali dengan mereka ini akan kami terapkan kepada seluruh anak Papua,” jelasnya.

Dirinya mengakui bahwa Enam sekolah yang telah dibuka Papua Harapan di pedalaman Papua bekerjasama dengan Lippo di Tolikara, Mamit, Karubaga, Koropun, Nautsa, Danage, dan Doboto.(*).

Wallace Dean Wiley saat mengambil sumpah di kantor Kemenkumham Papua, Kotaraja Kamis (23/05).( FOTO : Takim/Cepos)

Wallace Dean Wiley Warga Negara Amerika Serikat yang Harus Menuggu 42 Tahun Menjadi WNI

Apa yang membuat Wallace Dean Wiley Warga Negara Amerika Serikat  berkeinginan menjadi Warga Negara Indoensia?. Berikut Laporan

Mustakim Ali-Abepura

Kementrian Hukum dan Ham (Kemenkumham) Papua kembali mengelar pengambil sumpah dan janji kewarganegaraan Republik Indonesia  atas nama, Wallace Dean Wiley yang merupakan warga Negara Amerika Serikat yang berlagsung di Kotara, Kamis (23/05).

PLH Kemenkumham Papua, Max Wambrauw mengatakan bahwa untuk menjadikan seorang Warga Negara Asing (WNA) menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) harus memenuhi beberapa peraturan dan diantaranya pernah tingal di Indonesia.

“Jika WNA ingin menjadi WNI maka semua harus sesuai dengan prosedur  yang dituangkan di UU No. 12 tahun 2006, tentang kewarganegaraan selain itu juga harus memenuhi syarat-syarat yang dimintai oleh UU tersebut,” ujar Max ke Cenderawasih Pos di Kotaraja, Kamis (23/5).

Kata Max, selain itu juga pihaknya melakukan pemeriksaan dalam yang bersangkutan pernah melakukan pelangaran atau melawan hukum atau tidak, suda berapa lama menetap di indonesia, apa yang dilakukan selama berada di Indonesia dan juga Kontribusi yang bersangkutan bagi Negara Indonesia.

“Kalo hal-hal tersebut bisa dilakukan dan yang berkaitan dengan prosedur yang ada tentu yang bersangkutan layak di terima jadi WNI,” jelasnya.

Dirinya juga mengakui,dari beberapa pesyaratan tersebut sudah dimiliki oleh  Wallace dimana sudah 42 tahun di Indonesa khususnya Papua dengan tidak langsung tentunya melalui profesi yang bersangkutan sebagai Pailot rute sejumlah wilayah pedalaman di Papua.

“Saya berharap selain memperdalam wawasan Nusantar, mereka juga harus bisa memberikan kontribusi untuk pembangunan yang ada terserah dari bidang apa saja dan tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku serta ikut menjaga mengamankan pancasila,”jelasnya.

Baca Juga :  Konferensi AIDS Internasional Harus Sukses

Dimana saat ini suda 3 orang yang telah dinaturalisasi oleh kemenkumham Papua yakni Bio Paulino mantan pemain persipura tahun 2015, Lee Jeong Hoon pada tahun 2018 dan Wallace tahun 2019.

Max Wambrauw mengatakan, saat ini pendaftaran Kewarganegaraan RI berdasarkan pasal.19 UU Nomor 12/2006 dilakukan secara online melalui aplikasi Sistem Administrasi Kewarganegaraan Elektronik (SAKE) pada layanan Administrasi Hukum Umum (AHU) online.

Max Wambrauw berharap dengan penyumpahan hari Wallace bisa berkolaborasi dengan program-program pemerintah daerah dan LSM yang ada di Tanah Papua.

” Wallace sudah 42 tahun berada di Papua dengan kegiatan yang luar biasa, membangun pendidikan khusus orang asli Papua ,” Katanya.

Wallace sendiri seorang pendiri sekolah Papua Harapan yang beralamat di Kabupaten Jayapura. Hal ini menurut Wambrauw sangat bagus karena sebelumnya Wallace adalah seorang pilot pada pesawat MAF. Tapi sekarang Ia sudah membangun sekolah khusus anak asli Papua yang tersebar hingga ke Pedalaman Papua.

” Wallace seorang pejuang pendidikan di tanah Papua, membangun Papua adalah membangun manusianya,” jelasnya.

Sementara Wallace Dean Wiley, pria kelahiran Washington, 5 April 1948 tersebut mengaku memlilih WNI merupakan panggilan tuhan dan juga atas kecintanya kepada Papua.

“Saya begini karena kehendak Tuhan, Tuhan memanggil saya ke Papua untuk membantu sebaik mungkin di sini, dengan usia yang sudah tua, saya lakukan naturalisasi biar saya bantu secara bebas di sini,”ujar Wallace.

Peria kelahiran Wasington tersebut pertamakali tiba di indonesia pada 1 Januari 1977 dimana masi bersetatus bujang/ anpa keluarga dengan tujuan menjalankan misi MAF, stelah beberapa tahun kemudian kembali ke Amerika untuk menikah dan setelah itu balik lagi ke Indoensia hingga saat ini.

Baca Juga :  Soal Libur, Pemkot Masih Lihat Edaran dan Capaian Pembangunan

Dirinya mengakui istari dan anak-anaknya saat diirnya memutuskan untuk menjadi WNI tentu sangat mendukung dan meski hanya dirinya saja yang resmi menjadi WNI.

“Istri dan anak-anak saya masi status WNA dan saya tida pernah paksa mereka untuk jadi WNI dan kita lhat saja waktu yang berjalan terus,”jelsnya.

Pria yang sudah mahir berbahasa Indonesia tersebut mengatakan, selama di Papua dirinya bekerja di MAF tetapi beberapa tahun terakhir dirinya mendirikan yayasan baru yaitu Papua Harapan yang bergerak didunia pendidikan.

“bersama yayasan Papua Harapan kami sudah bangun sekolah dan juga ada beberapa yang berada di Pedalaman Papua, termasuk membangun klinik kesehatan,”paprnya.

Harapan Wallace ke depan, bisa membangun sebuah sistem kesehatan yang paling baik untuk anak-anak kita di pedalaman. 

” Saya lihat potensi pendidikan yang luar biasa dalam diri anak-anak Papua tetapi kesempatan belum ada, maka kami mau kasih mereka kesempatan dan waktu sebaik-baiknya dan maju bersaing dengan seluruh dunia,” Ujarnya

Dijelaskannya, sekolah pada Yayasan Papua Harapan tersebut menerima anak-anak Papua dari tingkat taman kanak-kanak dan Sekolah Dasar hingga SMA.

“awalnya Kami mulai dengan 7 orang anak Papua dan dalam waktu dekat mereka akan diwisuda karena sudah mnyeleaikan masa SMA di Papua Harapan tersebut, saya bangga sekali dengan mereka ini akan kami terapkan kepada seluruh anak Papua,” jelasnya.

Dirinya mengakui bahwa Enam sekolah yang telah dibuka Papua Harapan di pedalaman Papua bekerjasama dengan Lippo di Tolikara, Mamit, Karubaga, Koropun, Nautsa, Danage, dan Doboto.(*).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya