JAYAPURA – Dinas Kesehatan Kota Jayapura mencatat kasus DBD meningkat drastis pada priode Januari hingga Desember tahun 2024. Untuk kasus DBD tahun 2024 sebanyak 295 kasus, kalau berdasarkan jenis kelamin laki-laki yang paling tertinggi sebanyak 58,3% sedangkan perempuan 41,7%.
Untuk kasus yang paling tertinggi di Abepura sebanyak 128, Japsel 65 kasus, Japut 49, Heram 46 dan Muaratami 7 kasus. Dari 295 kasus ini yang meninggal dunia 2 kasus pada bulan April di Wilayah Abepura.
Kalau melihat penyebaran kasus tiap kelurahan, yang paling tertinggi di Vim Abepura sebanyak 26 kasus, disusul Entrop dan Asano 24 kasus, Whaimhorok 23 kasus, Awiyo 21 kasus, Hamadi dan Yabansay 17, Waena 16 kasus, Adipura 14 kasus dan Angkasapura 12 kasus.
Plt Sekda Kota Jayapura, Evert N Merauje menjelaskan bahwa perlu ada kesadaran masyarakat terkait menata lingkungan yang sehat.
Karena menurut Sekda, DBD merupakan dampak persoalan lingkungan yang kurang baik, partisipasi masyarakat menjaga lingkungan sangat diperlukan. Seperti menata lingkungan agar nyamuk aedes aegypti tidak bertelur.
“Upaya yang paling efektif untuk memberantas dan mencegah penyebaran DBD adalah melakukan gerakan peduli lingkungan, seperti gotong royong bersihkan selokan di sekitar rumah dan tidak membuang sampah sembarangan,” ujar Evert N Merauje saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (21/2).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, Tahun 2024 lalu ada korban jiwa, untuk masyarakat tidak boleh anggap remeh dengan kasus DBD ini. “Sebenarnya bukan saja DBD, lingkungan bersih juga bisa membantu mengatasi diare, karena wilayah yang kumuh pasti sangat rentan dengan dua kasusu ini,” tuturnya.
Selain kesadaran masyarakat, Pemkot juga berharap peran serta Puskesmas di setiap Distrik untuk terus mensosialisasikan pentingnya menjaga lingkungan yang sehat.(kim/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos