Petugas Disperindag saat melakukan pengecekan takaran BBM di salah satu SPBU di Kota Jayapura. Untuk penertiban pembelian BBM bersubsidi terutama jenis Solar, Wali Kota Abisai Rollo meminta pihak pengelola SPBU lebih selektif untuk mencegah kecurangan atau penimbunan BBM. (foto:Elfira/Cepos)
JAYAPURA – Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo, menegaskan komitmen Pemerintah Kota Jayapura dalam menertibkan praktik penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar subsidi yang selama ini memicu kelangkaan serta antrean panjang kendaraan di sejumlah SPBU.
Menurut Wali Kota, salah satu penyebab utama terjadinya kelangkaan solar subsidi adalah ulah oknum pemilik kendaraan, khususnya mobil yang telah dimodifikasi tanki BBM-nya untuk menampung solar dalam jumlah besar.
Selain itu, terdapat pula kendaraan, seperti mobil jenis Star Wagon, yang seharusnya beroperasi sebagai angkutan penumpang, namun tidak lagi melayani masyarakat dan justru dimanfaatkan untuk mengambil solar subsidi secara berulang kali demi kepentingan penjualan ilegal.
Wali Kota Abisai Rollo (foto;Takim/Cepos)
“Kami sudah melakukan rapat dengan Pertamina. Berkaitan dengan solar subsidi, kami berharap kendaraan yang tankinya dimodifikasi harus ditindak tegas. Akibat praktik ini, SPBU yang biasanya buka sampai jam sembilan malam, solar subsidi sudah habis pada jam tujuh malam,” tegas Abisai Rollo usai dikonfirmasi Cepos, Sabtu (2/12).
Ia mengungkapkan, kendaraan yang telah dimodifikasi tersebut bahkan dapat melakukan pengisian solar subsidi hingga dua sampai tiga kali dalam satu hari. BBM yang diperoleh kemudian dijual kembali secara ilegal, sehingga merugikan masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
JAYAPURA – Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo, menegaskan komitmen Pemerintah Kota Jayapura dalam menertibkan praktik penyalahgunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar subsidi yang selama ini memicu kelangkaan serta antrean panjang kendaraan di sejumlah SPBU.
Menurut Wali Kota, salah satu penyebab utama terjadinya kelangkaan solar subsidi adalah ulah oknum pemilik kendaraan, khususnya mobil yang telah dimodifikasi tanki BBM-nya untuk menampung solar dalam jumlah besar.
Selain itu, terdapat pula kendaraan, seperti mobil jenis Star Wagon, yang seharusnya beroperasi sebagai angkutan penumpang, namun tidak lagi melayani masyarakat dan justru dimanfaatkan untuk mengambil solar subsidi secara berulang kali demi kepentingan penjualan ilegal.
Wali Kota Abisai Rollo (foto;Takim/Cepos)
“Kami sudah melakukan rapat dengan Pertamina. Berkaitan dengan solar subsidi, kami berharap kendaraan yang tankinya dimodifikasi harus ditindak tegas. Akibat praktik ini, SPBU yang biasanya buka sampai jam sembilan malam, solar subsidi sudah habis pada jam tujuh malam,” tegas Abisai Rollo usai dikonfirmasi Cepos, Sabtu (2/12).
Ia mengungkapkan, kendaraan yang telah dimodifikasi tersebut bahkan dapat melakukan pengisian solar subsidi hingga dua sampai tiga kali dalam satu hari. BBM yang diperoleh kemudian dijual kembali secara ilegal, sehingga merugikan masyarakat yang benar-benar membutuhkan.