Friday, April 19, 2024
27.7 C
Jayapura

Penghargaan Benny Wenda Jadi Pukulan Telak Pada Pemerintah

Ruben Magai  ( FOTO : Noel/Cepos)

JAYAPURA – Mantan Ketua Komsi Satu DPRP Papua Ruben Magai menegaskan bahwa adanya rangkaian pengakuan dan  penghargaan yang diberikan  dunia kepada Orang Asli Papua (OAP) seperti  Oxford Freedom of the City Award kepada Benny Wenda.  Pemenang penghargaan keadilan dan perdamaian Tji Haksoon (The Tji Haksoon Justice and Peace Award) tahun 2013 kepada almarhum Pater Neles Tebay dan  penghargaan Yap Thiam Hien pada tahun 1999 atas kegigihannya memperjuangkan hak-hak asasi orang Papua untuk mendapat pengakuan nasional oleh Mama Yosepha Alomang ini semua adalah bukti pukulan telak bagi Indonesia yang tidak mampu memberikan kedamaian secara beradap  kepada Orang Asli Papua.

Ruben mengatakan adanya sejumlah pandangan keliru dari DPR-RI  dan Menkopolhukan terkait penghargaan yang diterimah Benny Wenda perlu diluruskan dan Indonesia harus menyadari ketidak mampuan mereka mengatasi masalah Papua.

“Menanggapi ada pandangan miring dari DPR-RI dan Menkopolhukam terkat penghargaan yang diterimah Benny Wenda yang mengatakan penghargaan tidak ada arti. Sebenarnya olah penilaian mereka angap semua tidak ada nilai tetapi saya mau sampaikan ini bukti pandangan pemerintan pusat di Papua selama ini karena mereka pelaku dari pelangaran HAM,” katanya ketika ditemui di Jayapura, Senin (22/7) 

Baca Juga :  Nyungsep di Drainase, Seorang Pemuda Tewas

Ia mengatakan  bahwa penghargaan kepada Wenda adalah bukti konsistensi Benny Wenda dalam menyuarakan memperjuangkan pergumulan panjang rakyat Papua selama 50 Tahun  sejak 1969 di Ingris khususnya di Oxpord.

“Selain Benny Wenda ada mama Yosepa Alomang dimana PT. Freeport hampi 50 tahun di kelolah Export Konsetrat PT Freeport tidak memajukan orang Papua sampai dia mendapat penghargaan dunia membela haknya sebagai pemilik hak. Sekalipun dia tidak sekolah, dunia itu mengakuinya dan juga  Almarhum Pater Neles Tebay maka ini orang – orang Papua yang kosisten terkait masalah di Papua dan dunia mengaku mereka dan mereka tetap konsisten memperjuangakan ketidakadilan  dan hak – hak masyarakat  Papua,” paparnya.

“Apa yang di terima di Ingris ini bukti negara tidak bangun apa-apa di Papua, infastruktur untuk siap sedangkan manusia Papua terus makin habis, ini pukulan telak bagi pemerintah Indoensia, karena banyak hal. Kekayaan alam milik orang Papua diambil oleh Indonesia, tampa melihat kemajuan manusia Papua,” katanya.

Kata dia, berawal dari Tahun 1961 Operasi Trikora Indonesia mengambil alih dan banyak tokoh – tokoh distigma bodoh dan separatis  dan sejarah dunia Nelson Mandela membuktikan dimana negrinya ekonomi dan pajak tidak berpihak kepada masyarakat, maka dia  berhasil melawan apartheid dan mendapat penghargaan begitu juga Mahma Gandi di India yang menjadi contoh konsiatensi dengan masalah di negara mereka dan Papua sudah mendapat penghargaan yang sama maka ini pukuluan telak bagi pemerintah Pusat.

Baca Juga :  Kebakaran Sekretariat SSB Emsyk Disengaja?

” Ini pukulan telak bagi Indonesia dan dunia, maka tangapan Indonesia terhadap penghargaan yang diterimah Benny Wenda ini juga merupakan bukti inkonsiatensi pemerintah Indonesia, maka pemerintah Indonesia harus evaluasi diri, bukan menyalahkan mereka yang terima penghargaan,” katanya.

Ia memintah masyarakat Papua harus tau bahwa seseorang yang suda konsisten dalam pejuangan  hak – hak orang Papua membuktikan orang Papua mendapat penghargaan.

“Penghargaan adalah bukti kepada dunia menunjukan peristiwa kekerasan negara terhadap masyarakat Papua adalah benar, artinya membenarkan bahwa apa yang terjadi di Papua, semua masalah itu benar  meski Indonesia menutupinya dan dunia sedang melihat hal ini secara baik soal hak hidup dan hak penentuan nasip sendiri dan jika Indonesia terlalu lambat, maka mereka juga bisa dapat penghargaan sebagai negara yang tidak bisa menyelesaikan masala persoalan,” Pungkasnya (oel/gin).

Ruben Magai  ( FOTO : Noel/Cepos)

JAYAPURA – Mantan Ketua Komsi Satu DPRP Papua Ruben Magai menegaskan bahwa adanya rangkaian pengakuan dan  penghargaan yang diberikan  dunia kepada Orang Asli Papua (OAP) seperti  Oxford Freedom of the City Award kepada Benny Wenda.  Pemenang penghargaan keadilan dan perdamaian Tji Haksoon (The Tji Haksoon Justice and Peace Award) tahun 2013 kepada almarhum Pater Neles Tebay dan  penghargaan Yap Thiam Hien pada tahun 1999 atas kegigihannya memperjuangkan hak-hak asasi orang Papua untuk mendapat pengakuan nasional oleh Mama Yosepha Alomang ini semua adalah bukti pukulan telak bagi Indonesia yang tidak mampu memberikan kedamaian secara beradap  kepada Orang Asli Papua.

Ruben mengatakan adanya sejumlah pandangan keliru dari DPR-RI  dan Menkopolhukan terkait penghargaan yang diterimah Benny Wenda perlu diluruskan dan Indonesia harus menyadari ketidak mampuan mereka mengatasi masalah Papua.

“Menanggapi ada pandangan miring dari DPR-RI dan Menkopolhukam terkat penghargaan yang diterimah Benny Wenda yang mengatakan penghargaan tidak ada arti. Sebenarnya olah penilaian mereka angap semua tidak ada nilai tetapi saya mau sampaikan ini bukti pandangan pemerintan pusat di Papua selama ini karena mereka pelaku dari pelangaran HAM,” katanya ketika ditemui di Jayapura, Senin (22/7) 

Baca Juga :  Nyungsep di Drainase, Seorang Pemuda Tewas

Ia mengatakan  bahwa penghargaan kepada Wenda adalah bukti konsistensi Benny Wenda dalam menyuarakan memperjuangkan pergumulan panjang rakyat Papua selama 50 Tahun  sejak 1969 di Ingris khususnya di Oxpord.

“Selain Benny Wenda ada mama Yosepa Alomang dimana PT. Freeport hampi 50 tahun di kelolah Export Konsetrat PT Freeport tidak memajukan orang Papua sampai dia mendapat penghargaan dunia membela haknya sebagai pemilik hak. Sekalipun dia tidak sekolah, dunia itu mengakuinya dan juga  Almarhum Pater Neles Tebay maka ini orang – orang Papua yang kosisten terkait masalah di Papua dan dunia mengaku mereka dan mereka tetap konsisten memperjuangakan ketidakadilan  dan hak – hak masyarakat  Papua,” paparnya.

“Apa yang di terima di Ingris ini bukti negara tidak bangun apa-apa di Papua, infastruktur untuk siap sedangkan manusia Papua terus makin habis, ini pukulan telak bagi pemerintah Indoensia, karena banyak hal. Kekayaan alam milik orang Papua diambil oleh Indonesia, tampa melihat kemajuan manusia Papua,” katanya.

Kata dia, berawal dari Tahun 1961 Operasi Trikora Indonesia mengambil alih dan banyak tokoh – tokoh distigma bodoh dan separatis  dan sejarah dunia Nelson Mandela membuktikan dimana negrinya ekonomi dan pajak tidak berpihak kepada masyarakat, maka dia  berhasil melawan apartheid dan mendapat penghargaan begitu juga Mahma Gandi di India yang menjadi contoh konsiatensi dengan masalah di negara mereka dan Papua sudah mendapat penghargaan yang sama maka ini pukuluan telak bagi pemerintah Pusat.

Baca Juga :  Gelontorkan Dana Rp 2,5 Miliar, KMAN di Kota Jayapura Harus Sukses

” Ini pukulan telak bagi Indonesia dan dunia, maka tangapan Indonesia terhadap penghargaan yang diterimah Benny Wenda ini juga merupakan bukti inkonsiatensi pemerintah Indonesia, maka pemerintah Indonesia harus evaluasi diri, bukan menyalahkan mereka yang terima penghargaan,” katanya.

Ia memintah masyarakat Papua harus tau bahwa seseorang yang suda konsisten dalam pejuangan  hak – hak orang Papua membuktikan orang Papua mendapat penghargaan.

“Penghargaan adalah bukti kepada dunia menunjukan peristiwa kekerasan negara terhadap masyarakat Papua adalah benar, artinya membenarkan bahwa apa yang terjadi di Papua, semua masalah itu benar  meski Indonesia menutupinya dan dunia sedang melihat hal ini secara baik soal hak hidup dan hak penentuan nasip sendiri dan jika Indonesia terlalu lambat, maka mereka juga bisa dapat penghargaan sebagai negara yang tidak bisa menyelesaikan masala persoalan,” Pungkasnya (oel/gin).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya