Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Munculnya Penghinaan Karena Belum Memaknai Arti Pancasila

 Dr. Drs. Avelinus Lefaan, M.Si ( foto : Yewen/Cepos)

JAYAPURA- Sosiolog Universitas Cenderawasih (Uncen) yang juga Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Cenderawasih, Dr. Drs. Avelinus Lefaan, M.S, menilai bahwa munculnya penghinaan antara kelompok suku dalam kehidupan berbagsa dan bernegara, karena belum semua orang memaknai Pancasila dalam kehidupannya sehari-harinya.

Menurut Doktor lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) ini, bahwa akhir-akhir ini memang terjadi persoalan-persoalan, seperti misalnya konflik horizontal, korupsi, penghinaan antara kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat yang lain berdasarkan latar belakang kesukuan dan agama, serta yang lain-lainnya.

“Ini menunjukkan bahwa Pancasila kita sedang diuji. Kita tahu bahwa Indonesia adalah bangsa yang pruralisme dan multikulturalisme. Oleh karena itu, berdirinya negara ini tidak terlepas dari adanya kebersamaan dan komitmen untuk saling menghargai latar belakang,” ucapnya kepada Cenderawasih Pos di Kampus Uncen Waena, Rabu (21/8).

Baca Juga :  Warga Minta Talud Dibangun di Kali Kampwolker

Lefaan, menyampaikan bahwa Pancasila menjadi bagian dari arah kehidupan bangsa Indonesia. Namun demikian, sampai saat ini Pancasila sebagai ideologi bangsa itu sudah disadari dan dicerna dalam konteks pengetahuan, tetapi dalam sikap dan perilaku belum banyak masyaraat kita yang menyadari.

“Misalnya kenapa korupsi dilakukan oleh pejabat salah satunya kesadaran untuk bertingkah laku sesuai dengan Pancasila sebagai pandangan hidup kita ini belum dipahami, dicerna, dan belum membentuk sikap dan perilaku dia. Oleh sebab itu, konflik-konflik yang terjadi di Indonesia mulai dari Sabangs sampai Merauke ini merupakan ujian besar bagi bangsa Indonesia yang memiliki ideologi pancasila” ujarnya.

Lefaan, menyatakan jika semua pihak saling mengerti dan memehami bahwa masyarakat Indonesia adalah satu bahasa, satu daerah, dan satu negara yang dilindungi oleh Pancasila sebagai ideologi bangsa, maka konflik seperti ini tidak akan terjadi.

Baca Juga :  Sudah Tidak Terlalu Panik, Tapi Prokes Tetap Dijaga

Lefaan, melihat untuk Pancasila saat ini masih dalam tataran pengetahuan, tetapi berperilaku dan bersikap terhadap Pancasila belum banyak yng mekakukan. Oleh sebab itu, sebagao orang-orang yang memahami bagaimana kehadiran Pancasila yang memberikan rasa aman, nyaman di negara ini harus berperilaku sesuai dengan apa yang tertuang dalam Pancasila.

“Pancasila ini sudah teruji mampu menyatukan berbagai perbedaan suku, agama, dan lain-lain. Oleh karena itu, semakin hari orang menerapkan Pancasila dalam kehidupannya, maka konflik antara sesama akan semakin rendah,” tandasnya. (bet).

 Dr. Drs. Avelinus Lefaan, M.Si ( foto : Yewen/Cepos)

JAYAPURA- Sosiolog Universitas Cenderawasih (Uncen) yang juga Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Cenderawasih, Dr. Drs. Avelinus Lefaan, M.S, menilai bahwa munculnya penghinaan antara kelompok suku dalam kehidupan berbagsa dan bernegara, karena belum semua orang memaknai Pancasila dalam kehidupannya sehari-harinya.

Menurut Doktor lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) ini, bahwa akhir-akhir ini memang terjadi persoalan-persoalan, seperti misalnya konflik horizontal, korupsi, penghinaan antara kelompok masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat yang lain berdasarkan latar belakang kesukuan dan agama, serta yang lain-lainnya.

“Ini menunjukkan bahwa Pancasila kita sedang diuji. Kita tahu bahwa Indonesia adalah bangsa yang pruralisme dan multikulturalisme. Oleh karena itu, berdirinya negara ini tidak terlepas dari adanya kebersamaan dan komitmen untuk saling menghargai latar belakang,” ucapnya kepada Cenderawasih Pos di Kampus Uncen Waena, Rabu (21/8).

Baca Juga :  Cegah Corona, Acara Goyang Dibubarkan Polisi

Lefaan, menyampaikan bahwa Pancasila menjadi bagian dari arah kehidupan bangsa Indonesia. Namun demikian, sampai saat ini Pancasila sebagai ideologi bangsa itu sudah disadari dan dicerna dalam konteks pengetahuan, tetapi dalam sikap dan perilaku belum banyak masyaraat kita yang menyadari.

“Misalnya kenapa korupsi dilakukan oleh pejabat salah satunya kesadaran untuk bertingkah laku sesuai dengan Pancasila sebagai pandangan hidup kita ini belum dipahami, dicerna, dan belum membentuk sikap dan perilaku dia. Oleh sebab itu, konflik-konflik yang terjadi di Indonesia mulai dari Sabangs sampai Merauke ini merupakan ujian besar bagi bangsa Indonesia yang memiliki ideologi pancasila” ujarnya.

Lefaan, menyatakan jika semua pihak saling mengerti dan memehami bahwa masyarakat Indonesia adalah satu bahasa, satu daerah, dan satu negara yang dilindungi oleh Pancasila sebagai ideologi bangsa, maka konflik seperti ini tidak akan terjadi.

Baca Juga :  Sudah Tidak Terlalu Panik, Tapi Prokes Tetap Dijaga

Lefaan, melihat untuk Pancasila saat ini masih dalam tataran pengetahuan, tetapi berperilaku dan bersikap terhadap Pancasila belum banyak yng mekakukan. Oleh sebab itu, sebagao orang-orang yang memahami bagaimana kehadiran Pancasila yang memberikan rasa aman, nyaman di negara ini harus berperilaku sesuai dengan apa yang tertuang dalam Pancasila.

“Pancasila ini sudah teruji mampu menyatukan berbagai perbedaan suku, agama, dan lain-lain. Oleh karena itu, semakin hari orang menerapkan Pancasila dalam kehidupannya, maka konflik antara sesama akan semakin rendah,” tandasnya. (bet).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya