JAYAPURA-Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua, Amelia Ondikleuw mengungkapkan bahwa dari kegiatan Kias Budaya 1 yang digelar UPTD Taman Budaya Provinsi Papua bisa dijadikan tonggak atau momentum untuk menumbuhkan seni budaya di Papua.
Lalu lokasi Taman Budaya, Expo Waena juga bisa digarap menjadi sentral pertumbuhan seni di Papua. Dengan adanya museum, setidaknya bisa dikombinasikan dengan pagelaran atau event agar merangsang pertumbuhan seni budaya itu sendiri.
“Saya melihat Kias Budaya selama 3 hari ini akan menjadi motivasi. Jika ada yang kurang bagus ke depan harus jadi lebih baik karena ada banyak hal yang bisa ditampilkan disini,” kata Amelia pada penutupan kegiatan Kias Budaya 1 di Taman Budaya Expo, Rabu (18/10) malam.
Ia menyampaikan lokasi Expo jangan diframing menjadi lokasi yang menakutkan tetapi bagaimana diciptakan untuk memberi rasa aman dan nyaman. “Dari kegiatan positif di lingkungan ini (Expo) kita akan tebar kebersamaan ke luar. Bukan hanya Kias tapi harus membias kepada lingkungan di luar sebab seni berisi pesan dan kami akan upayakan setiap bulan itu ada pagelaran, ada sesuatu yang menarik disini,” bebernya.
Dikatakan Kampus ISBI juga bisa ikut berkontribusi, mengekspresikan apa yang ada dalam benak mahasiswa dan para akademisinya. “Saya pikir Expo tidak menyeramkan tapi bisa menjadi tempat ekspresi dan itu sudah dibuktikan. Kemarin tenda cukup sepi tapi jika rutin dilakukan pagelaran maka lokasi ini akan hidup dan memberi dampak pada pertumbuhan ekonomi,” bebernya. “Expo harus bisa menjadi tempat menyalurkan berkat,” imbuhnya.
Kepala UPTD Taman Budaya, Herman Saud menyampaikan bahwa Expo sejatinya menjadi tempat hiburan bagi masyarakat namun selama ini pagelaran dilakukan sifatnya hanya musiman. “Berbagai kelompok seniman bisa menggunakan tempat ini dan untuk menunjukkan jati diri masing – masing daerah ya dilokasi ini. Jangan jati diri ditunjukkan di jalan – jalan tapi di taman budaya ini. Saya pikir jika taman budaya ini dikembangkan baik maka jati diri itu akan tumbuh dengan sendirinya,” imbuhnya.
Dikatakan tahun ini pihaknya hanya menampilkan 5 sanggar karena keterbatasan anggaran, meski demikian diakui ini cukup memberi warna. “Semoga ke depan bisa lebih semarak dengan dukungan anggaran,” tutupnya. (ade/tri)