
JAYAPURA- Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua menghimbau insan pers nasional di Papua maupun di luar Papua untuk menerapkan jurnalisme damai dalam meliput aksi unjuk rasa penolakan rasisme dan persekusi mahasiswa Papua.
Ketua FKUB Provinsi Papua Pdt. Lipiyus Biniluk mengatakan, hal tersebut untuk menciptakan suasana yang kondusif di Indonesia, terkhusus di tanah Papua.
“Media harus menerapkan jurnalisme damai dan objektif, jangan memprovokasi. Harus profesional dalam memberitakan persoalan di Papua,” ucap Pdt. Lipiyus.
Ia juga mengingatkan agar media saat berbicara dengan pejabat Papua, maka yang dikeluarkan harus situasi yang ada di Papua. Bukan mengeluarkan soal situasi yang ada di luar Papua yang nantinya menimbulkan pertanyaan di masyarakat.
“Wartawan harus professional dalam menyampaikan berita harus benar-benar fakta, kalau berita profokatif tak perlu dibesar-besarkan,” tegasnya.
FKUB mengajak seluruh masyarakat Papua untuk hidup rukun, aman dan damai. Jika ada sesuatu yang muncul, maka komunikasikan dengan tokoh tokoh agama atau pihak pemerintah yang ada di tanah Papua.
“Dengan begitu, kita hidup aman dan damai. Saya percaya, Tuhan senang kalau kita hidup aman dan damai di tanah ini,” ucapnya.
Ia juga mengingatkan kepada aparat keamanan untuk tidak represif melainkan lebih humanis dalam menghadapi masyarakat, tokoh agama harus lebih mengayomi dan pemerintah setempat harus melayani dengan hati.
“Keberhasilan demo di Papua yang aman dan kondusif itu karena komunikasi yang baik, dimana komunikasi sangat bagus antara pemerintah provinsi, tokoh-tokoh masyarakat dan juga tim yang di lapangan,” pungkasnya. (fia/gin)