Site icon Cenderawasih Pos

Sebelum Nikah, Calon Pasutri Wajib Periksa Kesehatan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura,  Ni Nyoman Sri Antari berdialog dengan sejumlah  calon pangan  suami istri, yang mengikuti program kesehatan, Rabu (19/6). (foto: Mboik/Cepos)

JAYAPURA– Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura,  Ni Nyoman Sri Antari mengatakan, pihaknya  terus mendorong calon pasangan suami istri (Pasutri) di Kota Jayapura supaya perlu memeriksakan kesehatannya sebelum melaksanakan pernikahan.  Ini sangat penting untuk memastikan suami istri yang menjadi calon ayah dan ibu dari keturunannya itu benar-benar dipastikan sehat dan melahirkan generasi berikutnya.

   “Kami sangat berharap para calon suami istri yang segera menikah itu bisa mendatangi fasilitas kesehatan untuk memeriksakan kesehatannya.  Kita harus benar-benar menyiapkan mereka sebagai orang tua yang sehat sehingga bisa melahirkan generasi baru yang sehat,” kata Ni Nyoman Sri Antari, Rabu (19/6).

   Adapun jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh pihaknya,  yaitu pemeriksaan HIV-AIDS,  TBC dan beberapa jenis penyakit kronis lainnya termasuk malaria dan hipertensi.  Selain itu para calon pasangan suami istri itu juga akan diberikan penyuluhan tentang kesehatan. 

Sehingga mereka benar-benar mengetahui kondisi kesehatan mereka dan apabila ditemukan dalam keadaan sakit, maka perlu diobati, sehingga mereka juga perlu menunda kelahiran anak.

   “Terus kalau ketemu sakit ya obati,  kalau ketemu AIDS-HIV pending hamilnya, bukan berarti tidak boleh menikah,  sakitnya diobati dulu. Karena kalau diobati kecil sekali kemungkinan untuk menular ke janin,  setelah itu diperiksa lagi  baru di situlah boleh punya anak,” jelasnya.

   Dia mengatakan meskipun Pemkot Jayapura memiliki semangat dalam melakukan pelayanan terhadap calon pasangan suami istri muda atau calon pasutri baru, namun ada saja mereka tidak mau mendatangi layanan kesehatan.

   Padahal pelayanan kesehatan yang dilakukan itu sifatnya gratis atau cuma-cuma.  Pemerintah hanya ingin Memastikan kondisi kesehatan calon orang tua sehingga tidak melahirkan generasi baru yang memiliki masalah kesehatan terutama masalah stunting.

   “Yang sulit selama ini kan koordinasi ketika dia mendapatkan konseling pastoral kalau di gereja,  konseling di KUA tetapi tidak sampai ke dinas kesehatan, ” ujarnya. (roy/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version