Saturday, April 20, 2024
25.7 C
Jayapura

Tata Ruang Perlu Dievaluasi

Tumpukan material berupa pohon besar di jalan raya depan AURI Sentani. Ke depan, tata ruang perlu dievaluasi.( FOTO : Yewen/Cepos)

JAYAPURA- Dosen Ekologi Sosial yang sehari-hari mengajar di Program Studi Kesejahteraan Sosial (Kesos) Fisip Uncen, La Alimuddin mengungkapkan, tata ruang di Provinsi Papua, khususnya di Kabupaten Jayapura perlu dievaluasi, pasca banjir bandang yang menimpa wilayah Kabupaten Jayapura, Sabtu (20/3).

“Dengan adanya banjir bandang ini, maka tata ruang perlu dievaluasi kembali, apalagi Papua ini merupakan paru-paru dunia,”ungkapnya kepada Cenderawasih Pos di Expo Waena, Rabu (20/3).

Menurut doktor lulusan Universitas Sains Malaysia (USM) ini bahwa hutan di pegunungan Cycloop sudah mengalami kerusakan yang serius. Oleh karena itu, perlu perhatian yang serius untuk mengatasinya.

“Hutan di Cyloop sudah rusak akibat perambaan pertanian yang meluas, sehingga untuk mengatasinya perlu penanganan yang serius oleh semua pihak, terutama pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” ucapnya.

Baca Juga :  Akhirnya, DPRD Kota Bicara Soal Atap GOR Waringin

Untuk mengatasi tata ruang ini, maka perlu pengelolaan bersifat ekologis dengan adanya ruang-ruang penyangga, ruang-ruang konservasi. Kemudian juga ada ruang produksi ekonomi.

“Batas antara sosial ekologi, konservasi ini harus dilakukan pengelolaan dengan serius dan ini harus diatur dalam peraturan dan dilakukan pengawasan secara ketat,” ujar Alimuddin.

Dia menyatakan, Peraturan Daerah (Perda) yang telah dibentuk dalam melindungi Hutan Cycloop perlu ditingkatkan, sehingga dapat melindungi Hutan Cyloop dari perambaan hutan yang selama ini masih terus terjadi di wilayah Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. (bet/tho)

Tumpukan material berupa pohon besar di jalan raya depan AURI Sentani. Ke depan, tata ruang perlu dievaluasi.( FOTO : Yewen/Cepos)

JAYAPURA- Dosen Ekologi Sosial yang sehari-hari mengajar di Program Studi Kesejahteraan Sosial (Kesos) Fisip Uncen, La Alimuddin mengungkapkan, tata ruang di Provinsi Papua, khususnya di Kabupaten Jayapura perlu dievaluasi, pasca banjir bandang yang menimpa wilayah Kabupaten Jayapura, Sabtu (20/3).

“Dengan adanya banjir bandang ini, maka tata ruang perlu dievaluasi kembali, apalagi Papua ini merupakan paru-paru dunia,”ungkapnya kepada Cenderawasih Pos di Expo Waena, Rabu (20/3).

Menurut doktor lulusan Universitas Sains Malaysia (USM) ini bahwa hutan di pegunungan Cycloop sudah mengalami kerusakan yang serius. Oleh karena itu, perlu perhatian yang serius untuk mengatasinya.

“Hutan di Cyloop sudah rusak akibat perambaan pertanian yang meluas, sehingga untuk mengatasinya perlu penanganan yang serius oleh semua pihak, terutama pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” ucapnya.

Baca Juga :  DPRD Setuju Bidang Damkar Menjadi OPD Sendiri

Untuk mengatasi tata ruang ini, maka perlu pengelolaan bersifat ekologis dengan adanya ruang-ruang penyangga, ruang-ruang konservasi. Kemudian juga ada ruang produksi ekonomi.

“Batas antara sosial ekologi, konservasi ini harus dilakukan pengelolaan dengan serius dan ini harus diatur dalam peraturan dan dilakukan pengawasan secara ketat,” ujar Alimuddin.

Dia menyatakan, Peraturan Daerah (Perda) yang telah dibentuk dalam melindungi Hutan Cycloop perlu ditingkatkan, sehingga dapat melindungi Hutan Cyloop dari perambaan hutan yang selama ini masih terus terjadi di wilayah Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura. (bet/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya