“Ada beberapa hidran yang harus menunggu giliran aliran dari PDAM. Padahal kebakaran bisa datang kapan, dimana dan menimpa siapa saja, maka sangat penting untuk menjadi atensi bersama.”ujarnya.
“Karena itu, ke depan kami berencana membuat Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT AMJ, supaya seluruh hidran bisa mendapatkan suplai air kapan pun dibutuhkan,” jelasnya.
Adapun 13 titik hidran yang saat ini aktif tersebar di lima distrik, yaitu: Distrik Jayapura Utara 4 titik, Jayapura Selatan 4 titik, Abepura 2 titik, Heram 2 titik dan Muara Tami 1 titik.
Lebih lanjut, Roberth menyampaikan bahwa pihaknya juga merencanakan penambahan beberapa titik hidran baru di Distrik Muara Tami, antara lain di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan Kantor Polda Papua di Koya Koso sebanyak dua unit, Koya Timur satu unit, serta wilayah perbatasan dua unit.
“Penambahan ini penting untuk memperkuat sistem pemadaman di kawasan pinggiran dan perbatasan yang jauh dari pusat kota. Kami ingin semua wilayah memiliki akses air cepat saat terjadi kebakaran,” tambahnya.
Rencana ini tentunya sangat membutuhkan anggaran yang tidak sedikit sehingga perlu adanya sinergitas dan kolaborasi kerja serta attensi dari banyak pihak untuk bersama menyikapi hal ini.
Roberth juga berharap adanya dukungan nyata dari BUMN, BUMD, serta sektor swasta dalam mendukung fasilitas penanggulangan kebakaran di Kota Jayapura.
“BUMN, BUMD, dan sektor swasta lainnya seharusnya turut memperhatikan hal ini melalui CSR
Fasilitas pendukung pemadam kebakaran bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga bagian dari tanggung jawab sosial bersama untuk menjaga keselamatan masyarakat dan aset usaha,” tegasnya.