Friday, April 26, 2024
27.7 C
Jayapura

Kapten dan ABK Khawatir Tertular, Wali Kota Optimis Angka Kesembuhan Meningkat

Melihat Persiapan Penggunaan KM Tidar Sebagai Isoter Pasien Covid-19 di Kota Jayapura

KM Tidar milik PT. Pelni direncanakan mulai Jumat (20/8) besok, difungsikan sebagai tempat isolasi terapung (isoter) pasien Covid-19 di Kota Jayapura. Bagaimana kesiapan kapal putih ini ? 

Laporan: Gratianus Silas, Jayapura

UNTUK menggantikan LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) Provinsi Papua sebagai tempat isolasi terpusat warga Kota Jayapura yang terpapar Covid-19, Pemkot Jayapura telah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Kementerian Perhubungan RI dan PT. Pelni untuk menggunakan KM Tidar sebagai tempat isoter.

Terkait dengan kerja sama tersebut, sejak Minggu (15/8) lalu, KM Tidar sudah sandar di Pelabuhan Jayapura. Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., tancap gas, mengumpulkan semua stakeholder terkait penanganan Covid-19 di Kota Jayapura untuk membahas secara teknis tugas, fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan dalam pengoperasian KM Tidar sebagai kapal isoter.

Dalam rapat tersebut akhirnya diputuskan, kapal tetap sandar di dermaga selama difungsikan sebagai tempat isoter. 

Selain Kota Jayapura, ada empat kota lainnya di Indonesia yang juga menggunakan kapal putih sebagai tempat isoter yaitu Sorong, Bitung dan Medan. Sementara Kota Makassar yang lebih dulu menggunakan KM Umsini sebagai tempat isoter.

KM Tidar merupakan salah satu armada PT. Pelni yang dibuat di galangan kapal Jos L. Meyer, Papenburg Jerman tahun 1987. 

Untuk keperluan isoter, sudah dipersiapkan 929 tempat tidur, dimana 873 tempat tidur nantinya akan digunakan untuk pasien dan sisanya 56 tempat tidur untuk tenaga kesehatan (Nakes). 

Nahkoda KM Tidar, Capt Tamrin Sinurat mengatakan, KM Tidar yang kini berusia 34 tahun, sebenarnya mampu menampung total 2.000 penumpang. 

Meskipun sudah tergolong tua, namun KM Tidar menurut Tamrin masih terawat dengan sangat baik. “Kapal ini sudah lama memang, sudah sejak tahun 1987. Dengan kapasitas 2.000 penumpang, untuk ekonomi itu kapasitasnya hingga 1.500 penumpang lebih. Namun, untuk penanganan  Covid-19 ini di Kota Jayapura, kita pakai deck 4 saja dulu sambil lihat perkembangan. Kalau misalnya membutuhkan lagi ruangan lain, kita buka lagi space deck 3 dan deck 5 untuk 750 orang,” jelas Tamrin Sinurat, Minggu (15/8) lalu.

Baca Juga :  Scabies Merajalela, Warga Diminta Perhatikan Sanitasi

Pengalihan fungsi KM Tidar dari kapal penumpang menjadi kapal isoter, diakui Tamrin merupakan pengalaman pertama bagi dirinya dan seluruh ABK (anak buah kapal). 

Meskipun sudah pernah terpapar virus Corona, namun Tamrin mengaku masih ada rasa khawatir akan kembali terpapar.

“Secara pribadi sih saya sama seperti teman-teman, kita sama-sama takut. Tapi sebenarnya saya juga ‘alumni’, penyintas Covid-19. Jadi, kalau khawatir (tertular lagi) itu pasti ada. Tapi yang paling khawatir itu keluarga. Kalau kita sudah biasa. Tapi ya ini sudah jadi risiko jabatan dan pekerjaan kita,” pungkasnya.

Sementara itu dari penelusuran Cenderawasih Pos, kapal yang memiliki bobot mti 3.200 DWT atau setara dengan 13.861 gross ton, memiliki sejumlah fasilitas selama beroperasi sebagai kapal penumpang.

Kapal yang selama ini menyinggahi pelabuhan-pelabuhan di wilayah Indonesia Timur mulai dari Maluku hingga Papua Barat dan Papua, memiliki beberapa cafetaria. 

Selain itu, di atas kapal juga tersedia gerai Indomaret di dek teratas KM Tidar. Persis di depan Indomaret, disediakan meja dan kursi bagi penumpang untuk nongkrong sambil menikmati semilir angin laut hingga matahari terbenam. Di atas KM Tidar juga terdapat biokop mini yang berada di dek 2, yang saat beroperasi mengangkut penumpang selalu memutar film yang tengah hits dengan tarif bioskop yang terjangkau. 

Baca Juga :  Frans Pekey Ajak Warga Terus Rawat Kedamaian

Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., mengaku optimis penggunaan KM Tidar sebagai tempat isoter dapat membantu meningkatkan angka kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Jayapura. 

“Saya percaya, dengan tempat isoter ini, tingkat kesembuhan bagi warga kota yang dirawat akan semakin tinggi. Karena, dengan sinar matahari dari ufuk timur mereka berjemur, sambil berolah raga, serta menikmati keindahan pemandangan Kota Jayapura. Mereka juga bisa menikmati Kota Jayapura bagaikan Hongkong di waktu malam,” ungkap Wali Kota Benhur Tomi Mano. 

“Seperti Wali Kota Makassar, kita juga akan melakukan inovasi dalam  menciptakan nuansa hiburan yang bersifat refreshing bagi warga kota yang dirawat, agar meningkatkan imunitas tubuh dan mereka bisa cepat pulih dari papar Covid-19,”  sambungnya. 

Sejumlah persiapan terus dilakukan Pemkot Jayapura melalui Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Jayapura jelang pengoperasian KM Tidar sebagai tempat isoter. Rencananya, pasien yang masih dikarantina di LPMP Provinsi Papua akan dipindahkan ke atas KM Tidar, Jumat (20/8) besok.

Untuk tenaga kesehatan yang akan menangani pasien selama menjalani isolasi di atas KM Tidar, juga sudah dipersiapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Jayapura.

Pada tahap awal ini, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, dr. Ni Nyoman Sri Antari, akan diturunkan tenaga kesehatan yang selama ini bertugas di LPMP Provinsi Papua.

“Tahap awal, tiga orang dokter akan tangani 300 pasien dan satu suster tangani 50 pasien. Kami juga siapkan 2 apoteker dan 1 asisten apoteker atau tenaga teknis kefarmasian. Kita akan lihat perkembangannya, apabila dibutuhkan tambahan tenaga, kita akan lakukan penambahan,” pungkasnya. ***

Melihat Persiapan Penggunaan KM Tidar Sebagai Isoter Pasien Covid-19 di Kota Jayapura

KM Tidar milik PT. Pelni direncanakan mulai Jumat (20/8) besok, difungsikan sebagai tempat isolasi terapung (isoter) pasien Covid-19 di Kota Jayapura. Bagaimana kesiapan kapal putih ini ? 

Laporan: Gratianus Silas, Jayapura

UNTUK menggantikan LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) Provinsi Papua sebagai tempat isolasi terpusat warga Kota Jayapura yang terpapar Covid-19, Pemkot Jayapura telah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Kementerian Perhubungan RI dan PT. Pelni untuk menggunakan KM Tidar sebagai tempat isoter.

Terkait dengan kerja sama tersebut, sejak Minggu (15/8) lalu, KM Tidar sudah sandar di Pelabuhan Jayapura. Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., tancap gas, mengumpulkan semua stakeholder terkait penanganan Covid-19 di Kota Jayapura untuk membahas secara teknis tugas, fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan dalam pengoperasian KM Tidar sebagai kapal isoter.

Dalam rapat tersebut akhirnya diputuskan, kapal tetap sandar di dermaga selama difungsikan sebagai tempat isoter. 

Selain Kota Jayapura, ada empat kota lainnya di Indonesia yang juga menggunakan kapal putih sebagai tempat isoter yaitu Sorong, Bitung dan Medan. Sementara Kota Makassar yang lebih dulu menggunakan KM Umsini sebagai tempat isoter.

KM Tidar merupakan salah satu armada PT. Pelni yang dibuat di galangan kapal Jos L. Meyer, Papenburg Jerman tahun 1987. 

Untuk keperluan isoter, sudah dipersiapkan 929 tempat tidur, dimana 873 tempat tidur nantinya akan digunakan untuk pasien dan sisanya 56 tempat tidur untuk tenaga kesehatan (Nakes). 

Nahkoda KM Tidar, Capt Tamrin Sinurat mengatakan, KM Tidar yang kini berusia 34 tahun, sebenarnya mampu menampung total 2.000 penumpang. 

Meskipun sudah tergolong tua, namun KM Tidar menurut Tamrin masih terawat dengan sangat baik. “Kapal ini sudah lama memang, sudah sejak tahun 1987. Dengan kapasitas 2.000 penumpang, untuk ekonomi itu kapasitasnya hingga 1.500 penumpang lebih. Namun, untuk penanganan  Covid-19 ini di Kota Jayapura, kita pakai deck 4 saja dulu sambil lihat perkembangan. Kalau misalnya membutuhkan lagi ruangan lain, kita buka lagi space deck 3 dan deck 5 untuk 750 orang,” jelas Tamrin Sinurat, Minggu (15/8) lalu.

Baca Juga :  Scabies Merajalela, Warga Diminta Perhatikan Sanitasi

Pengalihan fungsi KM Tidar dari kapal penumpang menjadi kapal isoter, diakui Tamrin merupakan pengalaman pertama bagi dirinya dan seluruh ABK (anak buah kapal). 

Meskipun sudah pernah terpapar virus Corona, namun Tamrin mengaku masih ada rasa khawatir akan kembali terpapar.

“Secara pribadi sih saya sama seperti teman-teman, kita sama-sama takut. Tapi sebenarnya saya juga ‘alumni’, penyintas Covid-19. Jadi, kalau khawatir (tertular lagi) itu pasti ada. Tapi yang paling khawatir itu keluarga. Kalau kita sudah biasa. Tapi ya ini sudah jadi risiko jabatan dan pekerjaan kita,” pungkasnya.

Sementara itu dari penelusuran Cenderawasih Pos, kapal yang memiliki bobot mti 3.200 DWT atau setara dengan 13.861 gross ton, memiliki sejumlah fasilitas selama beroperasi sebagai kapal penumpang.

Kapal yang selama ini menyinggahi pelabuhan-pelabuhan di wilayah Indonesia Timur mulai dari Maluku hingga Papua Barat dan Papua, memiliki beberapa cafetaria. 

Selain itu, di atas kapal juga tersedia gerai Indomaret di dek teratas KM Tidar. Persis di depan Indomaret, disediakan meja dan kursi bagi penumpang untuk nongkrong sambil menikmati semilir angin laut hingga matahari terbenam. Di atas KM Tidar juga terdapat biokop mini yang berada di dek 2, yang saat beroperasi mengangkut penumpang selalu memutar film yang tengah hits dengan tarif bioskop yang terjangkau. 

Baca Juga :  Penataan Pasar, Butuh Peran dan Dukungan Para Pedagang 

Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., mengaku optimis penggunaan KM Tidar sebagai tempat isoter dapat membantu meningkatkan angka kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Jayapura. 

“Saya percaya, dengan tempat isoter ini, tingkat kesembuhan bagi warga kota yang dirawat akan semakin tinggi. Karena, dengan sinar matahari dari ufuk timur mereka berjemur, sambil berolah raga, serta menikmati keindahan pemandangan Kota Jayapura. Mereka juga bisa menikmati Kota Jayapura bagaikan Hongkong di waktu malam,” ungkap Wali Kota Benhur Tomi Mano. 

“Seperti Wali Kota Makassar, kita juga akan melakukan inovasi dalam  menciptakan nuansa hiburan yang bersifat refreshing bagi warga kota yang dirawat, agar meningkatkan imunitas tubuh dan mereka bisa cepat pulih dari papar Covid-19,”  sambungnya. 

Sejumlah persiapan terus dilakukan Pemkot Jayapura melalui Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Jayapura jelang pengoperasian KM Tidar sebagai tempat isoter. Rencananya, pasien yang masih dikarantina di LPMP Provinsi Papua akan dipindahkan ke atas KM Tidar, Jumat (20/8) besok.

Untuk tenaga kesehatan yang akan menangani pasien selama menjalani isolasi di atas KM Tidar, juga sudah dipersiapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Jayapura.

Pada tahap awal ini, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, dr. Ni Nyoman Sri Antari, akan diturunkan tenaga kesehatan yang selama ini bertugas di LPMP Provinsi Papua.

“Tahap awal, tiga orang dokter akan tangani 300 pasien dan satu suster tangani 50 pasien. Kami juga siapkan 2 apoteker dan 1 asisten apoteker atau tenaga teknis kefarmasian. Kita akan lihat perkembangannya, apabila dibutuhkan tambahan tenaga, kita akan lakukan penambahan,” pungkasnya. ***

Berita Terbaru

Artikel Lainnya