Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Satelit SATRIA-1 Resmi DiLuncurkan

JAYAPURA-Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) resmi diluncurkan dari Cape Canaveral Space Force Station, Orlando, Florida Amerika Serikat pada hari Minggu (18/6) waktu setempat atau Senin (19/6) pagi Indonesia.

Kepala Divisi Layanan Informasi Bakti Kominfo Ade Nina mengatakan SATRIA-1 ini dirancang sebagai Broadband Satellite untuk memberikan layanan akses internet cepat. Layanan ini dapat menjadi solusi untuk titik layanan publik pendidikan, kesehatan dan pemerintahan yang belum terjangkau akses internet cepat melalui jaringan kabel serat optik atau Base Tranceiver Station (BTS).

Operasional SATRIA-1 juga didukung 1 stasiun bumi atau Gateway, yang ada di beberapa wilayah di Indoensia seperti di Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.

“Gateway Cikarang akan menjadi lokasi Stasiun Pusat Pengendali Satelit Primer dan Network Operation Control,” ujar Kepala Divisi Layanan Informasi Bakti Kominfo Ade Nina di Stasoun Bumi Satelit SATRIA-1, di Koya Timur, Ditrik Muara Tami, Senin (19/6).

Nino menambahkan SATRIA-1 memiliki kapasitas 150 Gbps yang berguna untuk memberikan akses internet di 150.000 titik layanan publik. Dengan total kapasitas transmisi satelit sebesar 150 Gbps, maka setiap titik layanan akan mendapatkan kapasitas dengan kecepatan sampai 1 Mbps.

Baca Juga :  Komnas HAM Turunkan Tim ke Mimika

Dengan operasi transmisi lewat udara, memungkinkan layanan SATRIA-I menjangkau cakupan wilayah yang sangat luas dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Cakupan layanan yang luas akan mampu mengatasi hambatan geografis seperti daratan, gunung, bukit, lembah dan ngarai.

“SATRIA-1 menjadi salah satu solusi pemerintah untuk melengkapi jangkauan BTS 4G dan Jaringan Kabel Serat Optik Palapa Ring. Sebelumnya, Pemerintah meminjam kapasitas internet satelit dari lima perusahaan sambil menunggu SATRIA-1 siap operasional,” ujarnya.

Ade Nina menyatakan SATRIA-1 akan menyasar ke lokasi atau kantor pelayanan publik. Seperti kantor pemerintahan, pusat layana kesehatan, maupun pusat pendidikan, yang ada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Penyediaan akses internet satelit langsung yang bisa diterima melalui V-SAT menjadi solusi karena instalasi perangkat internet berbasis satelit relatif lebih cepat dibandingkan dengan pembangunan BTS atau jaringan kabel serat optik.

“SATRIA-1 ini merupakan program pemerintah untuk daerah yang terisolir dari jaringan internet,  dan kita di Papua kehadiran SATRIA-1 ini akan mendukung pembangunan di Papua,” ujarnya.

Diapun menyampaikan pasca peluncuran ini, SATRIA-1 akan mulai diaktifkan bulan desember mendatang. “Kita harapkan kehadiran Satria-1 ini bisa mendukung oembangunan di Papua,” harapnya.

Baca Juga :  Pemprov Temukan Harga Minyakita Capai Rp 18 Ribu

Sementara itu Pj. Wali Kota Jayapura, Frans Pekey mengungkapkan peluncuran SATRIA-1 ini merupakan program pemerintah pusat untuk menjawab tantangan daerah yang terisolir daei jaringan internet. Iapun mengapresiasi langkah pemerintah pusat karena telah membangun jaringan internet di indoensia secara merata.

“Sebagai anak bangsa tentu kita bangga dan merasakan suka cita karena tongkat sejarah bangsa Indonesia telah dimulai yang akan memberikan jaringan digital dan internet yang baik,” ujar Frans Pekey.

Diapun mengapresiasi atas kebijakan pemerintah pusat m yang telah membuka daerah islolir daei jaringan internet. Tentunya dengan tersedianya jaringan internet yang memadai akan mendukung pembangunan di Papua.

Ia juga berharap nantinya Satelit SATRIA-1 ini nantinya dapat memberikan jaringan yang berkualitas juga tidak hanya di Kota Jayapura, namun di daerah lainnya di Papua.

“Saya harap kehadiran SATRIA-1 tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat di Kota Jayapura, tetapi daerah lainnya di Papua yang selama ini masih kendala dengan jaeingan internet,” harapnya. Pungkasnya. (rel) 

JAYAPURA-Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) resmi diluncurkan dari Cape Canaveral Space Force Station, Orlando, Florida Amerika Serikat pada hari Minggu (18/6) waktu setempat atau Senin (19/6) pagi Indonesia.

Kepala Divisi Layanan Informasi Bakti Kominfo Ade Nina mengatakan SATRIA-1 ini dirancang sebagai Broadband Satellite untuk memberikan layanan akses internet cepat. Layanan ini dapat menjadi solusi untuk titik layanan publik pendidikan, kesehatan dan pemerintahan yang belum terjangkau akses internet cepat melalui jaringan kabel serat optik atau Base Tranceiver Station (BTS).

Operasional SATRIA-1 juga didukung 1 stasiun bumi atau Gateway, yang ada di beberapa wilayah di Indoensia seperti di Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.

“Gateway Cikarang akan menjadi lokasi Stasiun Pusat Pengendali Satelit Primer dan Network Operation Control,” ujar Kepala Divisi Layanan Informasi Bakti Kominfo Ade Nina di Stasoun Bumi Satelit SATRIA-1, di Koya Timur, Ditrik Muara Tami, Senin (19/6).

Nino menambahkan SATRIA-1 memiliki kapasitas 150 Gbps yang berguna untuk memberikan akses internet di 150.000 titik layanan publik. Dengan total kapasitas transmisi satelit sebesar 150 Gbps, maka setiap titik layanan akan mendapatkan kapasitas dengan kecepatan sampai 1 Mbps.

Baca Juga :  Ratusan Orang Pilih Mengungsi ke Nabire

Dengan operasi transmisi lewat udara, memungkinkan layanan SATRIA-I menjangkau cakupan wilayah yang sangat luas dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Cakupan layanan yang luas akan mampu mengatasi hambatan geografis seperti daratan, gunung, bukit, lembah dan ngarai.

“SATRIA-1 menjadi salah satu solusi pemerintah untuk melengkapi jangkauan BTS 4G dan Jaringan Kabel Serat Optik Palapa Ring. Sebelumnya, Pemerintah meminjam kapasitas internet satelit dari lima perusahaan sambil menunggu SATRIA-1 siap operasional,” ujarnya.

Ade Nina menyatakan SATRIA-1 akan menyasar ke lokasi atau kantor pelayanan publik. Seperti kantor pemerintahan, pusat layana kesehatan, maupun pusat pendidikan, yang ada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Penyediaan akses internet satelit langsung yang bisa diterima melalui V-SAT menjadi solusi karena instalasi perangkat internet berbasis satelit relatif lebih cepat dibandingkan dengan pembangunan BTS atau jaringan kabel serat optik.

“SATRIA-1 ini merupakan program pemerintah untuk daerah yang terisolir dari jaringan internet,  dan kita di Papua kehadiran SATRIA-1 ini akan mendukung pembangunan di Papua,” ujarnya.

Diapun menyampaikan pasca peluncuran ini, SATRIA-1 akan mulai diaktifkan bulan desember mendatang. “Kita harapkan kehadiran Satria-1 ini bisa mendukung oembangunan di Papua,” harapnya.

Baca Juga :  Komnas HAM Turunkan Tim ke Mimika

Sementara itu Pj. Wali Kota Jayapura, Frans Pekey mengungkapkan peluncuran SATRIA-1 ini merupakan program pemerintah pusat untuk menjawab tantangan daerah yang terisolir daei jaringan internet. Iapun mengapresiasi langkah pemerintah pusat karena telah membangun jaringan internet di indoensia secara merata.

“Sebagai anak bangsa tentu kita bangga dan merasakan suka cita karena tongkat sejarah bangsa Indonesia telah dimulai yang akan memberikan jaringan digital dan internet yang baik,” ujar Frans Pekey.

Diapun mengapresiasi atas kebijakan pemerintah pusat m yang telah membuka daerah islolir daei jaringan internet. Tentunya dengan tersedianya jaringan internet yang memadai akan mendukung pembangunan di Papua.

Ia juga berharap nantinya Satelit SATRIA-1 ini nantinya dapat memberikan jaringan yang berkualitas juga tidak hanya di Kota Jayapura, namun di daerah lainnya di Papua.

“Saya harap kehadiran SATRIA-1 tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat di Kota Jayapura, tetapi daerah lainnya di Papua yang selama ini masih kendala dengan jaeingan internet,” harapnya. Pungkasnya. (rel) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya