Selain itu, peserta Kelompok Jamari juga mengatakan, dengan konsep lomba yaitu 80 persen harus menggunakan bahan daur ulang sampah. Maka mereka pun memilih konsep honai. Sebab Honai atau rumah adat Papua, tidak dibangun dengan bahan modern, tapi menggunakan bahan yang dihasilkan dari alam Papua itu sendiri.
“Dengan ini kita ingin memberikan pesan natal yang sederhana, dan tentunya nuansa kebudayan itu dibangun melalui kisah kelahiran Yesus Kristus,” ucap para peserta lomba.
Kelompok Jamari mengharapkan Cenderawasih pos, kembali membuka lomba yang serupa di tahun yang akan datang. Sebab hal itu memberi dampak besar pada nilai toleransi atar umat beragama di Papua.
Apalagi dari berbagai jenis lomba yang ada tidak dikhususkan untuk umat kristen tapi seluruh umat beragama yang ada. Pun juga diutamakan bagi anak anak mulai TK hingga perguruan tinggi serta masyarakat umum.
“Kami harap selain Cepos ada lagi yang buka lomba natal ataupun saat bulan ramadan, karena lomba semacam ini sangat menantang tapi juga memberikan pembinaan mental bagi anak anak muda,” pungkas Peserta Kelompok Jamari. (rel/tri)
Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos