JAYAPURA – Sebanyak 261 sopir Orang Asli Papua (OAP) yang Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Papua, Dr Petrus Bachtiar (tengah) bersama Kapolda Papua, Irjend Pol Mathius D Fakhiri dan terlibat dalam transportasi selama PON dan Peparnas tahun 2021 dianggap telah membantu pemerintah membawa nama harum Papua ke nasional. Pasalnya meski sempat diragukan oleh pihak kementerian para sopir ini berhasil membuktikan bahwa driver lokal bisa menjawab tantangan dan kepercayaan. Zero Accident merupakan hal ril yang ditunjukkan dan semua kontingen bisa dibilang puas dengan pelayanan transportasi selama pelaksanaan PON maupun Peparnas kemarin.
Ini disampaikan Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Papua, Dr Petrus Bachtiar yang diiyakan Rektor Universitas Cenderawasih, Dr Ir Apolo Safanpo maupun Kapolda Papua, Irjend Pol Mathius D Fakhiri dalam acara ini sertifikat untuk penyelenggara layanan transportasi PON tahun 2020 di Aula Rektorat Uncen Waena, Jumat (17/12).
Penyerahan sertifikat ini diberikan kepada 20 sopir bus yang dianggap cakap. “Ini bentuk apresiasi yang MTI coba berikan kepada dari komponen masyarakat yang terlibat langsung dalam proses transportasi. Dri 261 sopir ada 20 sopir yang kami berikan sertifikat tapi bukan berarti yang lain tidak bagus tetapi ini mewakili,” jelas Petrus. Ia menceritakan bahwa awalnya pusat atau penyedia mikro bus meragukan apakah di Papua ada sopir lokal yang bisa menangani ratusan bus ini dihadiri pejabat negara. Jangan sampai terjadi insiden tak mengenakkan.
Namun MTI bersama Dinas Perhubungan Papua terus meminta Dirjend Perhubungan Darat bahwa Papua bisa menjawab tantangan itu. “Kami mendengar ada 285 unit mikro bus yang akan didatangkan dan awalnya meragukan sampai – sampai harus menyiapkan dari luar dan kami menganggap ini harus diperjuangkan hingga akhirnya akhirnya disetujui bahwa 75 persen dari 261 sopir berasal dari Papua kemudian kami mendaki ke gubernur dan beliau sampaikan bahwa jangan hanya 75 persen tapi buat 100 persen dan kami seleksi kemudian pembekalan dan akhirnya diperoleh 261 sopir tadi,” beber Bachtiar. “Saat ini jika pemerintah membutuhkan sopir andal yang kami sampaikan bahwa telah tersedia 261 sipor yang bisa diandalkan,” tambahnya.
Rektor Uncen, Dr Ir Apolo Safanpo menyampaikan bahwa bukan kecelakaan nol tetapi sejak peristiwa dibuka hingga penutupan tidak ada kontingen atau atlet yang mengecewakan atau mengeluh karena terlambat. Dari datang di bandara higga ikuti ke penginapan dan pulang semua puas. Ini sesuai dengan kondisi di lapangan. “Orang bijak sampaikan kita bisa melakukan semua secara normal itu karena ada atau orang lain yang mengorbankan dirinya, waktunya dan tenaganya. Kita bisa menggelar PON karena ada banyak orang yang berkorban untuk suksesnya PON. Kapolda dan Kadinas Perhub itu tidur jam 2 dini hari dan bangun jam 4 subuh. Itu bukan 1 hari tapi selamat PON,” puji rektor.
Kapolda Papua, Irjend Pol Mathius Fakhiri mengaku sempat khawatir dengan PON khususnya sektor jalan. Karena itu ia sempat menskenariokan untuk melakukan sistem ganjil genap. Ini ternyata untuk melihat bagaimana kondisi jika Jayapura macet dan pengendara berada dalam situasi kemacetan. “Tapi akhirnya kami cabut dan sekarang saya bangga sekarang sudah ada lembaga (MTI) yang membantu Dinas Perhub maupun Dirlantas nantinya. Pelaksanaan jika mau 1000 itu 1000 dan harapan kami dengan adanya MTI semoga dapat ikut mendukung program keselamatan dan tepat di jalan,” harapnya.
Sementara itu, sertifikat kepada 20 sopir mini bus, MTI juga memberikan sertifikat kategori fasilitas publik atau hotel yang memperhatikan ruang publik khususnya untuk area parkir dan itu diberikan kepada Hotel Horison Ultima, Entrop. Penghargaan juga diberikan kepada Dinas Perhubungan Provinsi Papua dan Dirlantas Polda Papua yang ikut berkontribusi pada akses transportasi dan semua berjalan lancar. (ade/wen)
261 Sopir PON Peparnas Bawa Nama Harum Papua
JAYAPURA – Sebanyak 261 sopir Orang Asli Papua (OAP) yang Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Papua, Dr Petrus Bachtiar (tengah) bersama Kapolda Papua, Irjend Pol Mathius D Fakhiri dan terlibat dalam transportasi selama PON dan Peparnas tahun 2021 dianggap telah membantu pemerintah membawa nama harum Papua ke nasional. Pasalnya meski sempat diragukan oleh pihak kementerian para sopir ini berhasil membuktikan bahwa driver lokal bisa menjawab tantangan dan kepercayaan. Zero Accident merupakan hal ril yang ditunjukkan dan semua kontingen bisa dibilang puas dengan pelayanan transportasi selama pelaksanaan PON maupun Peparnas kemarin.
Ini disampaikan Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Papua, Dr Petrus Bachtiar yang diiyakan Rektor Universitas Cenderawasih, Dr Ir Apolo Safanpo maupun Kapolda Papua, Irjend Pol Mathius D Fakhiri dalam acara ini sertifikat untuk penyelenggara layanan transportasi PON tahun 2020 di Aula Rektorat Uncen Waena, Jumat (17/12).
Penyerahan sertifikat ini diberikan kepada 20 sopir bus yang dianggap cakap. “Ini bentuk apresiasi yang MTI coba berikan kepada dari komponen masyarakat yang terlibat langsung dalam proses transportasi. Dri 261 sopir ada 20 sopir yang kami berikan sertifikat tapi bukan berarti yang lain tidak bagus tetapi ini mewakili,” jelas Petrus. Ia menceritakan bahwa awalnya pusat atau penyedia mikro bus meragukan apakah di Papua ada sopir lokal yang bisa menangani ratusan bus ini dihadiri pejabat negara. Jangan sampai terjadi insiden tak mengenakkan.
Namun MTI bersama Dinas Perhubungan Papua terus meminta Dirjend Perhubungan Darat bahwa Papua bisa menjawab tantangan itu. “Kami mendengar ada 285 unit mikro bus yang akan didatangkan dan awalnya meragukan sampai – sampai harus menyiapkan dari luar dan kami menganggap ini harus diperjuangkan hingga akhirnya akhirnya disetujui bahwa 75 persen dari 261 sopir berasal dari Papua kemudian kami mendaki ke gubernur dan beliau sampaikan bahwa jangan hanya 75 persen tapi buat 100 persen dan kami seleksi kemudian pembekalan dan akhirnya diperoleh 261 sopir tadi,” beber Bachtiar. “Saat ini jika pemerintah membutuhkan sopir andal yang kami sampaikan bahwa telah tersedia 261 sipor yang bisa diandalkan,” tambahnya.
Rektor Uncen, Dr Ir Apolo Safanpo menyampaikan bahwa bukan kecelakaan nol tetapi sejak peristiwa dibuka hingga penutupan tidak ada kontingen atau atlet yang mengecewakan atau mengeluh karena terlambat. Dari datang di bandara higga ikuti ke penginapan dan pulang semua puas. Ini sesuai dengan kondisi di lapangan. “Orang bijak sampaikan kita bisa melakukan semua secara normal itu karena ada atau orang lain yang mengorbankan dirinya, waktunya dan tenaganya. Kita bisa menggelar PON karena ada banyak orang yang berkorban untuk suksesnya PON. Kapolda dan Kadinas Perhub itu tidur jam 2 dini hari dan bangun jam 4 subuh. Itu bukan 1 hari tapi selamat PON,” puji rektor.
Kapolda Papua, Irjend Pol Mathius Fakhiri mengaku sempat khawatir dengan PON khususnya sektor jalan. Karena itu ia sempat menskenariokan untuk melakukan sistem ganjil genap. Ini ternyata untuk melihat bagaimana kondisi jika Jayapura macet dan pengendara berada dalam situasi kemacetan. “Tapi akhirnya kami cabut dan sekarang saya bangga sekarang sudah ada lembaga (MTI) yang membantu Dinas Perhub maupun Dirlantas nantinya. Pelaksanaan jika mau 1000 itu 1000 dan harapan kami dengan adanya MTI semoga dapat ikut mendukung program keselamatan dan tepat di jalan,” harapnya.
Sementara itu, sertifikat kepada 20 sopir mini bus, MTI juga memberikan sertifikat kategori fasilitas publik atau hotel yang memperhatikan ruang publik khususnya untuk area parkir dan itu diberikan kepada Hotel Horison Ultima, Entrop. Penghargaan juga diberikan kepada Dinas Perhubungan Provinsi Papua dan Dirlantas Polda Papua yang ikut berkontribusi pada akses transportasi dan semua berjalan lancar. (ade/wen)