Friday, April 26, 2024
27.7 C
Jayapura

Pemkot Diminta Bangun Pasar Bagi Pedagang di Exspo dan Perumnas III

Mama-mama Papua yang berjualan di sekitaran Perumnas III untuk mencari nafkah memenuhi kebutuhan hidup mereka tanpa menggunakan atap maupun tempat yang layak, Kamis, (16/5).( FOTO : Noel/Cepos)

JAYAPURA – Sejumlah mama- mama pedagang Asli Papua yang berjualan di persimpangan jalan Perumnas III waena putaran taxi Ekspo berharap Walikota Jayapura memberi perhatian pembangunan pasar bagi mereka.

Dua pasar itu  bertepatnya sekitar 1 meter dari badan jalan utama tersebut sudah sangat berdampak, karena mama mama harus berjualan dengan menghirup udara kotor dari kendaraan dan juga debu sehingga bisa membahayakan kesehatan mereka.

“Anak sampai saat ini pasar ini pemerintah tidak perhatikan kita, tidak berikan kami tempat yang layak kalau mereka bongkar jalan coba mereka bikin jalan kasih rata di tempat jualan kami,” kata penjual sayur Lanny di Perumnas tiga Kamis (16/5).

Baca Juga :  Banyak Motor Tilang Tidak Diambil Pemiliknya

Ia berpendapat dirinya dan beberapa mama-mama Papua yang berjualan tanpa ada tenda atau tempat yang layak seharusnya sudah menjadi perhatian pemerintah karena berada di tengah kota tapi terkesan pemerintah Kota tutup mata.

“Itu orang-orang pemerintah selalu lewat sini dan lihat kami di pinggir jalan tapi mereka pikir apa tidak untuk bisa tolong kami membangun pasar,” Tanyanya.

Ditempat terpisah, Sekertaris Solidaritas Pedagang Asli Papua Natan Tebay menegaskan, pemerintah tidak bisa memfokuskan pembangunan Pasar kepada masyarakat yang didominasi masyarakat bukan asli Papua saja.

” Mama- mama kita mereka ini orang asli Papua yang sudah selayaknya harus diperhatikan oleh Walikota Jayapura yang juga merupakan anak asli Papua jadi jangan bangun pasar yang dihanya didominasi oleh non Papua sementara yang asli Papua harus berjualan dipinggir jalan dimana hati nurani kita sebagai pejabat orang Papua,” katanya.

Baca Juga :  Cegah Gangguan, Polresta Rutin Gelar Patroli Dini Hari

Dia berharap melihat Mama yang berjualan dipinggiran jalan yang harus berhadapan dengan debu asap kendaraan sudah harus menjadi perhatian pemerintah provinsi maupun kota Jayapura.

” Saya kira pasar seperti di Exspo waena harus pemerintah malu karena itu jalan masuk jadi harus diarahkan mereka untuk membangun pasar yang baik,” ujarnya, (oel/gin).

Mama-mama Papua yang berjualan di sekitaran Perumnas III untuk mencari nafkah memenuhi kebutuhan hidup mereka tanpa menggunakan atap maupun tempat yang layak, Kamis, (16/5).( FOTO : Noel/Cepos)

JAYAPURA – Sejumlah mama- mama pedagang Asli Papua yang berjualan di persimpangan jalan Perumnas III waena putaran taxi Ekspo berharap Walikota Jayapura memberi perhatian pembangunan pasar bagi mereka.

Dua pasar itu  bertepatnya sekitar 1 meter dari badan jalan utama tersebut sudah sangat berdampak, karena mama mama harus berjualan dengan menghirup udara kotor dari kendaraan dan juga debu sehingga bisa membahayakan kesehatan mereka.

“Anak sampai saat ini pasar ini pemerintah tidak perhatikan kita, tidak berikan kami tempat yang layak kalau mereka bongkar jalan coba mereka bikin jalan kasih rata di tempat jualan kami,” kata penjual sayur Lanny di Perumnas tiga Kamis (16/5).

Baca Juga :  Sistem Open Close Gate Jadi Satu Solusi, Surat Vaksin Juga Ampuh Filter Pengunjung

Ia berpendapat dirinya dan beberapa mama-mama Papua yang berjualan tanpa ada tenda atau tempat yang layak seharusnya sudah menjadi perhatian pemerintah karena berada di tengah kota tapi terkesan pemerintah Kota tutup mata.

“Itu orang-orang pemerintah selalu lewat sini dan lihat kami di pinggir jalan tapi mereka pikir apa tidak untuk bisa tolong kami membangun pasar,” Tanyanya.

Ditempat terpisah, Sekertaris Solidaritas Pedagang Asli Papua Natan Tebay menegaskan, pemerintah tidak bisa memfokuskan pembangunan Pasar kepada masyarakat yang didominasi masyarakat bukan asli Papua saja.

” Mama- mama kita mereka ini orang asli Papua yang sudah selayaknya harus diperhatikan oleh Walikota Jayapura yang juga merupakan anak asli Papua jadi jangan bangun pasar yang dihanya didominasi oleh non Papua sementara yang asli Papua harus berjualan dipinggir jalan dimana hati nurani kita sebagai pejabat orang Papua,” katanya.

Baca Juga :  Kesadaran Warga Untuk Donor Darah Meningkat

Dia berharap melihat Mama yang berjualan dipinggiran jalan yang harus berhadapan dengan debu asap kendaraan sudah harus menjadi perhatian pemerintah provinsi maupun kota Jayapura.

” Saya kira pasar seperti di Exspo waena harus pemerintah malu karena itu jalan masuk jadi harus diarahkan mereka untuk membangun pasar yang baik,” ujarnya, (oel/gin).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya