Friday, February 21, 2025
31.7 C
Jayapura

Pembatasan Honorer Jangan Berlaku Pada Guru

JAYAPURA-Pembatasan sementara pengangkatan tenaga honorer atau kontrak oleh pemerintah diharapkan tidak berlaku bagi  tenaga guru di Papua. Pasalnya di Papua saat ini masih banyak sekolah-sekolah yang belum memiliki guru, terutama di daerah-daerah yang sulit dan daerah otononi baru.

  “Kebijakan itu diharapkan tidak berlaku bagi tenaga guru karena itu sangat beresiko terutama untuk kita yang ada di Papua,” ujar Dekan Fakultas  Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uncen, Dr.Yan Dirk Wabiser, Jumat (14/2).

  Karena itu, diharapkan persoalan ini mendapatkan solusi. Sehingga tidak serta-merta ada pembatasan-pembatasan terkait dengan pengangkatan guru honorer maupun guru kontrak oleh pemerintah. “Semoga ini tidak berlaku untuk guru,” singkatnya.

Baca Juga :  Pemimpin Baru Harus Lebih Serius Bicara Lingkungan

   Dikatakan, salah satu persoalan besar yang ada di Papua saat ini adalah masalah kekurangan tenaga guru terutama di daerah-daerah terpencil maupun di daerah otonomi baru. Bahkan, guru yang diluluskan dari beberapa jurusan di FKIP Uncen itu, masih sangat terbatas.

   “Kalau kita buat perbandingan, untuk semua lulusan FKIP tiap tahun itu, mungkin hanya bisa menjawab kebutuhan di dua kabupaten. Terus kabupaten yang lainya bagaimana,” imbuhnya.

   Sejauh ini, tenaga guru kontrak atau honorer mendapatkan sebagian gajinya dari anggaran pemerintah daerah. Sementara untuk guru-guru di sekolah swasta atau yayasan memang sebagian besar mereka membiayai sendiri. Namun demikian, pemerintah jangan sampai tidak memperhatikan mereka juga. Karena poinnya adalah, kehadiran guru itu untuk mencerdaskan anak bangsa dan memberantas buta aksara.

Baca Juga :  Hari Pramuka, Kwarcab Kota Jayapura Siap Gelar Upacara

   “Jadi mau di sekolah swasta atau negeri perlakuannya harus sama,” bebernya.

Apalagi di Papua ini merupakan daerah otononi khsusus, sementara ini Pemerintah juga sedang mengejar ketertinggalan yang terjadi di Papua terutama di bidang pendidikan, ekonomi dan infrastruktur pembangunan.(roy/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA-Pembatasan sementara pengangkatan tenaga honorer atau kontrak oleh pemerintah diharapkan tidak berlaku bagi  tenaga guru di Papua. Pasalnya di Papua saat ini masih banyak sekolah-sekolah yang belum memiliki guru, terutama di daerah-daerah yang sulit dan daerah otononi baru.

  “Kebijakan itu diharapkan tidak berlaku bagi tenaga guru karena itu sangat beresiko terutama untuk kita yang ada di Papua,” ujar Dekan Fakultas  Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uncen, Dr.Yan Dirk Wabiser, Jumat (14/2).

  Karena itu, diharapkan persoalan ini mendapatkan solusi. Sehingga tidak serta-merta ada pembatasan-pembatasan terkait dengan pengangkatan guru honorer maupun guru kontrak oleh pemerintah. “Semoga ini tidak berlaku untuk guru,” singkatnya.

Baca Juga :  Datangi Polres, PGRI Yapen Dukungan Pengungkapan Kasus Penganiayaan Guru

   Dikatakan, salah satu persoalan besar yang ada di Papua saat ini adalah masalah kekurangan tenaga guru terutama di daerah-daerah terpencil maupun di daerah otonomi baru. Bahkan, guru yang diluluskan dari beberapa jurusan di FKIP Uncen itu, masih sangat terbatas.

   “Kalau kita buat perbandingan, untuk semua lulusan FKIP tiap tahun itu, mungkin hanya bisa menjawab kebutuhan di dua kabupaten. Terus kabupaten yang lainya bagaimana,” imbuhnya.

   Sejauh ini, tenaga guru kontrak atau honorer mendapatkan sebagian gajinya dari anggaran pemerintah daerah. Sementara untuk guru-guru di sekolah swasta atau yayasan memang sebagian besar mereka membiayai sendiri. Namun demikian, pemerintah jangan sampai tidak memperhatikan mereka juga. Karena poinnya adalah, kehadiran guru itu untuk mencerdaskan anak bangsa dan memberantas buta aksara.

Baca Juga :  Wali Kota Cek Kesiapan OPD Terapkan Prokes Dalam Berikan Pelayanan

   “Jadi mau di sekolah swasta atau negeri perlakuannya harus sama,” bebernya.

Apalagi di Papua ini merupakan daerah otononi khsusus, sementara ini Pemerintah juga sedang mengejar ketertinggalan yang terjadi di Papua terutama di bidang pendidikan, ekonomi dan infrastruktur pembangunan.(roy/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/