Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Waspadai Wabah Muntaber!

Tiga Hari Pasien Muntaber di RSUD Abepura Capai 41 Anak 

JAYAPURA-Tiga hari terakhir ini kasus diare di Kota Jayapura mengalami lonjakan yang cukup tajam. Kepala Bidang Pelayanan Medik, RSUD Abepura, dr. Veronika Pekey, menyebutkan sejak Minggu (13/11) hingga Selasa (15/11) sebanyak 41 pasien muntaber dirawat di RSUD Abepura.

  “Awalnya itu hari minggu kami terima pasien anak dengan gejala muntaber sebanyak 16 anak. Keluhan mereka sama, mencret, demam dan muntah,” ungkap Vero, kepada wartawan, Selasa (15/11).

  Hingga Selasa kemarin, lanjut Vero, jumlah pasien yang masih dirawat di RSUD sebanyak 23 pasien, 16 diantaranya dirawat di ruang rawat inap Anak, kemudian 7 anak lainnya masih di ruang UGD.

  Upaya yang dilakukan oleh pihak rumah sakit kata Vero, dengan memberikan pelayanan medis sesuai dengan keluhan pasien. “Kalau pasien yang gawat darurat akan diopname di Ruang UGD, diberi obat sesuai keluhan, kemudian dilaporkan ke dokter spesialis anak. Jika ada laporan dari dokter spesialis untuk memberikan terapi, maka upaya terapi kami berikan.

Kemudian bagi pasien yang dengan sakit sedang dipulangkan untuk rawat jalan, tetapi kami tetap imbau jika keadaan cukup parah maka kembali ke rumah sakit,” jelas dokter Vero.

  Vero mengatakan saat ini pihaknya belum dapat memastikan penyebab dari kasus diare ini, karena belum mendapatkan hasil laboratoium dari Labkesda. “Kita akan tunggu hasil sampelnya dari Labkesda, guna mengetahui apa penyebab dari kasus diare ini,” ujar Vero.

  Sejauh ini lanjutnya ketersediaan obat maupun alat medis masih stabil, bahkan di ruang rawat inap sudah menyediakan velbet/tempat tidur darurat apabila ada penambahan pasien. “Kami akan tetap berupaya secara medis, dan kami pastikan untuk stok obat maupun alat medis telah dipersiapkan apabila ada penambahan pasien,” bebernya.

Baca Juga :  Tersangka Curanmor di Belakang Puskesmas Abepura Diserahkan ke JPU

  Vero mengungkapkan terkait lonjakan kasus Muntaber ini, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) baik Kota maupun Provinsi. Dari Dinkes pun sudah mengecek kondisi pasien dan telah mengambil sampel untuk dilakukan uji laboratorium.

“Hari senin kemarin pihak Dinkes Kota dan Provinsi sudah  datang menemui pasien, dan mereka juga telah mengambil sampel. Nanti dari hasil laboratorium baru bisa mengetahui penyebab dari penyakit muntaber ini,” kata vero.

  Dari jumlah pasien yang ada, kata Vero, semuanya dari wilayah Abepura hingga Waena. Karena itu, ia menghimbau kepada masyarakat agar mengawasi anak-anaknya masing masing karena pasien yang terkena kasus muntaber ini rata rata usianya  dari 0-12 tahun.

  “Rata rata yang saat ini kena muntaber anak anak di bawah 12 tahun, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa menular  ke orang dewasa, sehingga diharapkan agar menjaga kebersihan lingkungan terutama konsumsi air bersih dan hieginetas makanan,” ujarnya.

  Lebih lanjut Ia sampaikan bahwa penyebaran dari kasus diare sangat cepat, apalagi jika dipengaruhi oleh virus, juga jika disebabkan oleh bakteri penularannya juga pesat.

  “Penyakit muntaber ini penularanya cepat, baik melalui makanan maupun air minum, untuk itu kami mengimbau kepada masyarakat agar air minum harus dimasak sampai matang, juga awasi anak-anaknya, terlebih menjaga kebersihan lingkungan. Jaga kehigenisan makan, apabila terjadi gejala yang sama seperti mencret, demam dan muntah segerah dibawa ke rumah sakit,” imbaunya.

Baca Juga :  Covid-19 Melandai, Penumpang Kapal Tanpa Pengawasan

  Sementara di tempat terpisah Elia Tabuni, Kepala Seksi Survelence dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Provinsi Papua menyampaikan laporan sementara penyelidikan epidemologi kasus diare di Kota Jayapura, yaitu penderita mengalami gejala gejala seperti BAB lebih dari 3 x dengan konsistensi cair, mual, muntah, demam dan dehidrasi sedang.

  “Dari hasil investigasi Tim gabungan dari Tim Provinsi Kabupaten  dan Puskesmas diketahui bahwa pola perkembangan kasus diare  di wilayah Abepura terjadi  peningkatan kasus ditandai dengan beberapa orang yang mendatangi Rumah Sakit Abepura untuk mendapatkan pertolongan.”ungkapnya.

  Elia mengatakan tim suvenece telah berkoordinasi dengan RS Abepura untuk pengambilan sampel guna mengetahui penyebab diare.”Sejauh ini kami akan terus melakukan  pemantauan terhadap perkembangan kasus dan juga jumlah tempat tidur, logistic dan tenaga medis khususnya yang ada di RS Abepura, karena ada beberapa tenaga kesehatan yang terpapar covid-19,” ujar Elie.

  Elie mengatakan pihaknya juga akan segera  mengambil sampel air minum, untuk mengetahui kandungan E.Coli  dalam air yang dikonsumsi. Sementara tim survelece kata Elie akan berkoordinasi dengan Layanan kesehatan, Puskesmas dan RS baik pemerintah maupun swasta yang ada di Papua khususnya di Kota Jayapura untuk pemantauan kasus diare di wilayahnya masing masing. (rel/tri)

Tiga Hari Pasien Muntaber di RSUD Abepura Capai 41 Anak 

JAYAPURA-Tiga hari terakhir ini kasus diare di Kota Jayapura mengalami lonjakan yang cukup tajam. Kepala Bidang Pelayanan Medik, RSUD Abepura, dr. Veronika Pekey, menyebutkan sejak Minggu (13/11) hingga Selasa (15/11) sebanyak 41 pasien muntaber dirawat di RSUD Abepura.

  “Awalnya itu hari minggu kami terima pasien anak dengan gejala muntaber sebanyak 16 anak. Keluhan mereka sama, mencret, demam dan muntah,” ungkap Vero, kepada wartawan, Selasa (15/11).

  Hingga Selasa kemarin, lanjut Vero, jumlah pasien yang masih dirawat di RSUD sebanyak 23 pasien, 16 diantaranya dirawat di ruang rawat inap Anak, kemudian 7 anak lainnya masih di ruang UGD.

  Upaya yang dilakukan oleh pihak rumah sakit kata Vero, dengan memberikan pelayanan medis sesuai dengan keluhan pasien. “Kalau pasien yang gawat darurat akan diopname di Ruang UGD, diberi obat sesuai keluhan, kemudian dilaporkan ke dokter spesialis anak. Jika ada laporan dari dokter spesialis untuk memberikan terapi, maka upaya terapi kami berikan.

Kemudian bagi pasien yang dengan sakit sedang dipulangkan untuk rawat jalan, tetapi kami tetap imbau jika keadaan cukup parah maka kembali ke rumah sakit,” jelas dokter Vero.

  Vero mengatakan saat ini pihaknya belum dapat memastikan penyebab dari kasus diare ini, karena belum mendapatkan hasil laboratoium dari Labkesda. “Kita akan tunggu hasil sampelnya dari Labkesda, guna mengetahui apa penyebab dari kasus diare ini,” ujar Vero.

  Sejauh ini lanjutnya ketersediaan obat maupun alat medis masih stabil, bahkan di ruang rawat inap sudah menyediakan velbet/tempat tidur darurat apabila ada penambahan pasien. “Kami akan tetap berupaya secara medis, dan kami pastikan untuk stok obat maupun alat medis telah dipersiapkan apabila ada penambahan pasien,” bebernya.

Baca Juga :  Peserta Tidak Lolos SNMPTN Bisa Ikut SBMPTN

  Vero mengungkapkan terkait lonjakan kasus Muntaber ini, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) baik Kota maupun Provinsi. Dari Dinkes pun sudah mengecek kondisi pasien dan telah mengambil sampel untuk dilakukan uji laboratorium.

“Hari senin kemarin pihak Dinkes Kota dan Provinsi sudah  datang menemui pasien, dan mereka juga telah mengambil sampel. Nanti dari hasil laboratorium baru bisa mengetahui penyebab dari penyakit muntaber ini,” kata vero.

  Dari jumlah pasien yang ada, kata Vero, semuanya dari wilayah Abepura hingga Waena. Karena itu, ia menghimbau kepada masyarakat agar mengawasi anak-anaknya masing masing karena pasien yang terkena kasus muntaber ini rata rata usianya  dari 0-12 tahun.

  “Rata rata yang saat ini kena muntaber anak anak di bawah 12 tahun, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa menular  ke orang dewasa, sehingga diharapkan agar menjaga kebersihan lingkungan terutama konsumsi air bersih dan hieginetas makanan,” ujarnya.

  Lebih lanjut Ia sampaikan bahwa penyebaran dari kasus diare sangat cepat, apalagi jika dipengaruhi oleh virus, juga jika disebabkan oleh bakteri penularannya juga pesat.

  “Penyakit muntaber ini penularanya cepat, baik melalui makanan maupun air minum, untuk itu kami mengimbau kepada masyarakat agar air minum harus dimasak sampai matang, juga awasi anak-anaknya, terlebih menjaga kebersihan lingkungan. Jaga kehigenisan makan, apabila terjadi gejala yang sama seperti mencret, demam dan muntah segerah dibawa ke rumah sakit,” imbaunya.

Baca Juga :  Mayat Bayi Tengkurap Gegerkan Pengunjung Pantai Holtekamp

  Sementara di tempat terpisah Elia Tabuni, Kepala Seksi Survelence dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Provinsi Papua menyampaikan laporan sementara penyelidikan epidemologi kasus diare di Kota Jayapura, yaitu penderita mengalami gejala gejala seperti BAB lebih dari 3 x dengan konsistensi cair, mual, muntah, demam dan dehidrasi sedang.

  “Dari hasil investigasi Tim gabungan dari Tim Provinsi Kabupaten  dan Puskesmas diketahui bahwa pola perkembangan kasus diare  di wilayah Abepura terjadi  peningkatan kasus ditandai dengan beberapa orang yang mendatangi Rumah Sakit Abepura untuk mendapatkan pertolongan.”ungkapnya.

  Elia mengatakan tim suvenece telah berkoordinasi dengan RS Abepura untuk pengambilan sampel guna mengetahui penyebab diare.”Sejauh ini kami akan terus melakukan  pemantauan terhadap perkembangan kasus dan juga jumlah tempat tidur, logistic dan tenaga medis khususnya yang ada di RS Abepura, karena ada beberapa tenaga kesehatan yang terpapar covid-19,” ujar Elie.

  Elie mengatakan pihaknya juga akan segera  mengambil sampel air minum, untuk mengetahui kandungan E.Coli  dalam air yang dikonsumsi. Sementara tim survelece kata Elie akan berkoordinasi dengan Layanan kesehatan, Puskesmas dan RS baik pemerintah maupun swasta yang ada di Papua khususnya di Kota Jayapura untuk pemantauan kasus diare di wilayahnya masing masing. (rel/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya