JAYAPURA – Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Provinsi Papua melaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) serta Audit Aset Organisasi sebagai langkah strategis untuk memperkuat kelembagaan dan tata kelola organisasi.
Kegiatan secara resmi dibuka oleh ketua PPNI pusat yang diwakili oleh Bendahara Umum DPP PPNI, Dr. Ns. Aprisunadi yang didampingi oleh Ketua DPW PPNI dr. James Thimoty, M.Kes, Sp.A(K), di Green Abe Hotel, Sabtu (13/9).
Kepada Cenderawasih Pos, dr. James Thimoty menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab moral dan struktural dalam menjaga keberlangsungan organisasi serta mempersiapkan masa depan profesi keperawatan yang lebih solid dan profesional.
“Kami ingin memastikan bahwa aset-aset organisasi PPNI di wilayah Papua benar-benar terdata, termanfaatkan secara optimal, dan transparan. Ini bukan semata-mata tentang inventaris, tetapi juga bagaimana kita menata rumah besar perawat agar generasi ke depan memiliki pondasi yang kuat,” kata James.
Lebih lanjut ia mengatakan inti dari kegiatan Monev tersebut dilakukan untuk melaporkan harta kekayaannya PPNI Papua kepada PPNI pusat dan kemudian dilaporkan ke negara.
Sebutnya harta kekayaan PPNI Papua paling rendah di seluruh Indonesia. Hal ini dikarenakan aset milik PPNI saat ini tidak menetap seperti gedung sekretariat PPNI yang belum ada dan beberapa gedung pendukung lainnya seperti tempat usaha untuk menambah pendapatan PPNI.
“Kita PPNI Papua belum memiliki gedung sekretariat, maupun gedung-gedung usaha atau bisnis,” ucap James.