JAYAPURA-Kepala BPS Provinsi Papua, Adriana Helena Carolina. SE, MM mengatakan dampak kenaikan bahan Bakar Minyak (BBM) akan berpengaruh pada peningkatan angka kemiskinan di Papua. Sebab, kenaikan BBM ini tentunya akan memicu kenaikan harga barang kebutuhan lainnya, ikut menyesuaikan dengan harga bahan bakar minyak.
“Kalau dibilang berdampak sudah pasti bedampak, karena BBM ini sebagai penggerak utama untuk semua aktifitas masyarakat, tetapi mungkin dampak kenaikan BBM ini baru dirasakan mulai bulan Oktober mendatang,” ujar Adriana Helena Carolina kepada wartawan di Hotel Suni Abepura, Rabu (14/9).
Dikatakannya bahwa update angka kemiskinan di Papua pada Maret 2022 lalu sebanyak 26, 6 persen. Angka kemiskinan ini terbilang turun dibandingkan sebelumnya pada bulan september 2021 lalu, yang berada di 27, 38 persen. Menurut Adriana Helena Carolina dengan adanya kenaikan harga BBM, mungkin saja jumlah angka kemiskinan di Papua akan bertambah. Namun angka pastinya baru bisa diketahui setelah adanya perhitungan jumlah kenaikan harga barang.
“Untuk kisaran inflasinya berapa belum tau, karena BPS tidak bisa memberikan jumlah tanpa melalui perhitungan riil dari kenaikan harga atas kenaikan BBM ini,” imbuhnya.
Adriana Helena Carolina menambahkan, kenaikan BBM sudah pasti akan meyebabkan terjadinya inflasi. Hal ini disebabkan karena proses meningkatnya harga harga barang secara umum dan terus-menerus, akan semakin meningkat.
“Kenaikan BBM tentu akan berpengaruh pada nilai jual dari pada semua komoditi, namun jika hal ini kita sikapi dengan berbagai upaya seperti, yang dianjurkan Presiden untuk memanfaatkan pekarangan rumah menanam sayur atau bumbu dapur maupun kebutuhan pokok lainnya, maka persoalan kenaikan BBM bisa diatasi,” terang Adriana. (rel/tri)