Tuesday, September 17, 2024
26.7 C
Jayapura

Stiper Baliem Wamena Kenalkan Sistem Pertanian Organik ke Warga Koya Koso

JAYAPURA-Stiper Petra Baliem Wamena, kembali membuat langkah baru dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang pertanian di wilayah Papua, terutama konsep pertanian organik yang telah lama dijalankan di wilayah Pegunungan Papua.

  Gebrakan ini ditampilkan melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) – Pemberdayaan Masyarakat di Kampung Koya Koso, Distrik Abepura, Jayapura, yang berlangsung 11 – 18 Agustus 2024.

   Penanggungjawab kegiatan, Sumiyati Tuhuteru mengatakan pelaksanaan program KKN-Pemberdayaan Masyarakat dengan jumlah mahasiswa sebanyak 34 orang berasal dari program studi Agribisnis dan Agroteknologi Stiper Petra Baliem Wamena.

  “Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengenalkan sistem pertanian organik di Kampung Koya Koso, terutama dalam pencegahan stunting yang merupakan masalah krusial bagi kehidupan anak, balita dan ibu menyusui saat ini,” ucap Sumiyati dalam rilis yang diterima Cenderawasih Pos, Selasa (13/8).

  Dikatakan Sumiyati, kegiatan KKN-Pemberdayaan Masyarakat sengaja memilih Kampung Koya Koso sebagai objek penerapan dan pengembangan sistem pertanian organik karena merupakan sentra pertanian di Jayapura yang sejauh ini memanfaatkan pupuk kimia dalam sistem budidaya tanaman, baik pada komoditas hortikultura, pangan maupun tahunan.

Baca Juga :  Peringati Hari Bhakti Rimbawan Menjadi Moment Evaluasi

  “Sehingga menjadi resiko genting bagi kesehatan manusia, terutama anak-anak hingga orang dewasa akibat dari asupan pangan dan gizi yang telah menyerap bahan kimia aktif yang masuk ke tanaman dan tanah,” ucapnya.

  Sumiyati mengaku program KKN-Pemberdayaan Masyarakat ini telah diterima dengan baik oleh Kepala Kampung Koya Koso Bapak Gidion Waskai dan jajaran perangkat kampung seperti RW dan RT di Kampung Koya Koso.

   Ia berharap pelaksanaan kegiatan KKN-Pemberdayaan Masyarakat Stiper Petra Baliem Wamena dapat membantu perkembangan kampung Koya Koso untuk lebih maju kedepannya terutama bagi Kelompok-kelompok Tani yang ada di kampung Koya Koso.

   “Diharapkan mahasiswa yang notabene merupakan anak asli Papua dapat memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di kampus STIPER Petra Baliem Wamena,” ujarnya.

   Menurut Sumiyati, pencegahan stunting melalui bidang pertanian dapat dimulai dengan penerapan sistem pertanian organik, dengan memanfaatkan pupuk organik yang dapat dibuat sendiri dari bahan atau limbah rumah tangga yang tidak harus merogok kocek dalam.

Baca Juga :  Warga Kampung Okaba Gotong Royong Cor Jalan 

  Salah satu bahan utama yang diusung dalam penerapan sistem pertanian organik dalam program KKN-Pemberdayaan Masyarakat STIPER Petra Baliem Wamena di Kampung Koya Koso saat ini adalah air cucian beras atau air leri yang dapat dijadikan bahan tumbuh mikorba yang baik bagi pertumbuhan tanaman atau biasa dikenal dengan sebutan mikroorganisme lokal yang berperan penting dalam menyuburkan tanah, sehingga tanaman dapat bertumbuh dan berproduksi maksimal.

   ”Melalui kegiatan KKN-Pemberdayaan masyarakat di Kampung Koya Koso ini dapat menambah wawasan petani setempat agar dapat menciptakan pupuk organik sendiri, sehingga tidak bergantung pada pupuk anorganik dan dapat membantu menurunkan angka stunting di tengah masyarakat, yang dimulai kembali dari mengkonsumsi produk pertanian organik,” pungkasnya. (fia/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA-Stiper Petra Baliem Wamena, kembali membuat langkah baru dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang pertanian di wilayah Papua, terutama konsep pertanian organik yang telah lama dijalankan di wilayah Pegunungan Papua.

  Gebrakan ini ditampilkan melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) – Pemberdayaan Masyarakat di Kampung Koya Koso, Distrik Abepura, Jayapura, yang berlangsung 11 – 18 Agustus 2024.

   Penanggungjawab kegiatan, Sumiyati Tuhuteru mengatakan pelaksanaan program KKN-Pemberdayaan Masyarakat dengan jumlah mahasiswa sebanyak 34 orang berasal dari program studi Agribisnis dan Agroteknologi Stiper Petra Baliem Wamena.

  “Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengenalkan sistem pertanian organik di Kampung Koya Koso, terutama dalam pencegahan stunting yang merupakan masalah krusial bagi kehidupan anak, balita dan ibu menyusui saat ini,” ucap Sumiyati dalam rilis yang diterima Cenderawasih Pos, Selasa (13/8).

  Dikatakan Sumiyati, kegiatan KKN-Pemberdayaan Masyarakat sengaja memilih Kampung Koya Koso sebagai objek penerapan dan pengembangan sistem pertanian organik karena merupakan sentra pertanian di Jayapura yang sejauh ini memanfaatkan pupuk kimia dalam sistem budidaya tanaman, baik pada komoditas hortikultura, pangan maupun tahunan.

Baca Juga :  Umel Mandiri dan DPD-HAPI Papua Teken MoU

  “Sehingga menjadi resiko genting bagi kesehatan manusia, terutama anak-anak hingga orang dewasa akibat dari asupan pangan dan gizi yang telah menyerap bahan kimia aktif yang masuk ke tanaman dan tanah,” ucapnya.

  Sumiyati mengaku program KKN-Pemberdayaan Masyarakat ini telah diterima dengan baik oleh Kepala Kampung Koya Koso Bapak Gidion Waskai dan jajaran perangkat kampung seperti RW dan RT di Kampung Koya Koso.

   Ia berharap pelaksanaan kegiatan KKN-Pemberdayaan Masyarakat Stiper Petra Baliem Wamena dapat membantu perkembangan kampung Koya Koso untuk lebih maju kedepannya terutama bagi Kelompok-kelompok Tani yang ada di kampung Koya Koso.

   “Diharapkan mahasiswa yang notabene merupakan anak asli Papua dapat memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat di kampus STIPER Petra Baliem Wamena,” ujarnya.

   Menurut Sumiyati, pencegahan stunting melalui bidang pertanian dapat dimulai dengan penerapan sistem pertanian organik, dengan memanfaatkan pupuk organik yang dapat dibuat sendiri dari bahan atau limbah rumah tangga yang tidak harus merogok kocek dalam.

Baca Juga :  Pingsan Saat Nyopir, Pengemudi Taxi Abe-Waena Meninggal

  Salah satu bahan utama yang diusung dalam penerapan sistem pertanian organik dalam program KKN-Pemberdayaan Masyarakat STIPER Petra Baliem Wamena di Kampung Koya Koso saat ini adalah air cucian beras atau air leri yang dapat dijadikan bahan tumbuh mikorba yang baik bagi pertumbuhan tanaman atau biasa dikenal dengan sebutan mikroorganisme lokal yang berperan penting dalam menyuburkan tanah, sehingga tanaman dapat bertumbuh dan berproduksi maksimal.

   ”Melalui kegiatan KKN-Pemberdayaan masyarakat di Kampung Koya Koso ini dapat menambah wawasan petani setempat agar dapat menciptakan pupuk organik sendiri, sehingga tidak bergantung pada pupuk anorganik dan dapat membantu menurunkan angka stunting di tengah masyarakat, yang dimulai kembali dari mengkonsumsi produk pertanian organik,” pungkasnya. (fia/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya