Friday, March 29, 2024
26.7 C
Jayapura

Tuntut Sistem Pendaftaran Calon Mahasiwa Baru dan Kuliah Secara Offline

JAYAPURA- Sejumlah mahasiswa Peduli Orang Asli Papua (OAP) mengelar aksi demontrasi di Gapura Universitas Cendrawasih Abepura, Senin (13/6) pagi. Koordinator aksi Mahasiswa Uncen Gerson Pigay mengatakan tujuan adanya aksi demontrasi untuk  minta  Rektor Universitas Cenderawasih mengubah sistem penerimaan mahasiswa semester I tahun ajaran 2022/2023 dengan menggunakan sistem offline.

  Sebab, sebagian besar OAP yang berasal dari wilayah pedalaman kurang begitu memahami sistem pendaftaran online. “Dengan melandainya kasus covid saat ini, kami harap sistem pendaftaran tidak perlu menggunakan online lagi, kasihan adik adik kami yang dari kampung, mereka tidak mengerti cara pendaftaran sistem online seperti ini, jadi kami harap sistem pendaftaran harus dirubah dengan sistem offline”, tuturnya kepada wartawan, Kamis (13/6).

   Dalam aksi tersebut mereka juga menuntut agar sistem penerimaan program mahasiswa  mengutamakan orang asli Papua dibandingkan mahasiswa umum.  “Kami minta sistem penerimaan Mahasiswa program SLSB, 90 persen orang asli Papua dan sisanya untuk umum, ini wajib dilakukan karena sesuai dengan tujuan dasar adanya kampus Uncen untuk meningkatkan SDM generasi Papua, tapi kenyataanya selama ini pihak kampus mengabaikan hal tersebut”, tandas Gerson.

Baca Juga :  PKL Wajib Baca, Ini Aturan Baru di Pasar Baru Youtefa

   Selain itu, Gerson juga meminta agar sistem pembelajaran tahun ajaran baru dilakukan dengan sistem offline, sebab pihaknya menganggap, adanya pembelajaran online selama ini sangat berpengaruh pada keefektifan belajar para mahasiswa.

  “Sistem online memaksa keadaan mahasiswa, tidak semua mahasiswa bisa beli pulsa data, punya hp android, dan jika hal ini terus dilakukan bagaimana mau tingkatkan SDM. Kami akan siap belajar dengan prokes yang ketat, yang terpenting harus belajar secara tatap muka”, tutur Gerson.

  Hal yang sama juga dikatakan oleh Yabet Degei, selaku Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum Uncen, Yabet mengatakan adanya aksi tersebut karena ingin menyuarakan seruan dari para calon mahasiswa baru yang memiliki kendala pada sistem pendaftarannya.

Baca Juga :  Poltekes Lakukan Pengabdian Masyarakat di Kampung Yoka

  Padahal menurutnya tujuan hadirnya Kampus Uncen untuk bagaimana mempersiapkan SDM generasi muda Papua di masa yang akan datang, tapi kenyataanya selama ini  justru orang Papua dikesampingkan. Karena keegoan kepentingan lembaga kampus.

  “Covid sudah reda, kegiatan di luar sana sudah bebas, dimana mana ada kegiatan berkumpul, tapi kenapa di kampus masih ada sistem online, ini sama hal mereka mempersulit anak anak Papua, agar pendatang yang memahami sistem ini saja yang bisa kuliah di Uncen. Hal ini sangat tidak adil. Kami minta sistem pendaftaran harus dilakukan secara offline”, tegas Yabet. (Cr-267/tri)

JAYAPURA- Sejumlah mahasiswa Peduli Orang Asli Papua (OAP) mengelar aksi demontrasi di Gapura Universitas Cendrawasih Abepura, Senin (13/6) pagi. Koordinator aksi Mahasiswa Uncen Gerson Pigay mengatakan tujuan adanya aksi demontrasi untuk  minta  Rektor Universitas Cenderawasih mengubah sistem penerimaan mahasiswa semester I tahun ajaran 2022/2023 dengan menggunakan sistem offline.

  Sebab, sebagian besar OAP yang berasal dari wilayah pedalaman kurang begitu memahami sistem pendaftaran online. “Dengan melandainya kasus covid saat ini, kami harap sistem pendaftaran tidak perlu menggunakan online lagi, kasihan adik adik kami yang dari kampung, mereka tidak mengerti cara pendaftaran sistem online seperti ini, jadi kami harap sistem pendaftaran harus dirubah dengan sistem offline”, tuturnya kepada wartawan, Kamis (13/6).

   Dalam aksi tersebut mereka juga menuntut agar sistem penerimaan program mahasiswa  mengutamakan orang asli Papua dibandingkan mahasiswa umum.  “Kami minta sistem penerimaan Mahasiswa program SLSB, 90 persen orang asli Papua dan sisanya untuk umum, ini wajib dilakukan karena sesuai dengan tujuan dasar adanya kampus Uncen untuk meningkatkan SDM generasi Papua, tapi kenyataanya selama ini pihak kampus mengabaikan hal tersebut”, tandas Gerson.

Baca Juga :  PKL Wajib Baca, Ini Aturan Baru di Pasar Baru Youtefa

   Selain itu, Gerson juga meminta agar sistem pembelajaran tahun ajaran baru dilakukan dengan sistem offline, sebab pihaknya menganggap, adanya pembelajaran online selama ini sangat berpengaruh pada keefektifan belajar para mahasiswa.

  “Sistem online memaksa keadaan mahasiswa, tidak semua mahasiswa bisa beli pulsa data, punya hp android, dan jika hal ini terus dilakukan bagaimana mau tingkatkan SDM. Kami akan siap belajar dengan prokes yang ketat, yang terpenting harus belajar secara tatap muka”, tutur Gerson.

  Hal yang sama juga dikatakan oleh Yabet Degei, selaku Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum Uncen, Yabet mengatakan adanya aksi tersebut karena ingin menyuarakan seruan dari para calon mahasiswa baru yang memiliki kendala pada sistem pendaftarannya.

Baca Juga :  17 Distributor Obat Disidak

  Padahal menurutnya tujuan hadirnya Kampus Uncen untuk bagaimana mempersiapkan SDM generasi muda Papua di masa yang akan datang, tapi kenyataanya selama ini  justru orang Papua dikesampingkan. Karena keegoan kepentingan lembaga kampus.

  “Covid sudah reda, kegiatan di luar sana sudah bebas, dimana mana ada kegiatan berkumpul, tapi kenapa di kampus masih ada sistem online, ini sama hal mereka mempersulit anak anak Papua, agar pendatang yang memahami sistem ini saja yang bisa kuliah di Uncen. Hal ini sangat tidak adil. Kami minta sistem pendaftaran harus dilakukan secara offline”, tegas Yabet. (Cr-267/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya