JAYAPURA-Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jayapura menyebut, intensitas hujan yang terjadi selama bulan Maret belakangan ini masih tergolong normal. Karena puncak musim hujan di wilayah Kota Jayapura, yaitu di Januari sampai Februari dan itu ditandai dengan intensitas hujan lebat yang cukup tinggi pada periode bulan tersebut.
  “Untuk tahun 2024, puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2024. Hal ini juga telah terbukti dengan adanya beberapa kejadian hujan lebat pada periode tersebut. Jadi, adalah hal yang normal jika pada bulan Maret ini masih banyak kejadian hujan. Namun demikian, frekuensi kejadian hujan akan turun secara bertahap meninggalkan periode puncak musim hujan,” kata Kepala Balai Besar BMKG Jayapura, Yustus Rumakiek, Selasa (12/3).
  Lanjut dia, beberapa hari terakhir, Kota Jayapura dan sekitarnya diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dengan durasi yang lama. Hasil analisis dinamika atmosfer menunjukkan ada 2 fenomena gangguan atmosfer yang terjadi bersamaan. Hal ini menyebabkan pertumbuhan awan hujan dan terjadinya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang..
  Gangguan tersebut yakni adanya pumpunan angin di utara Papua serta adanya aktivitas gelombang kelvin. Gangguan-gangguan pada atmosfer ini meningkatkan suplai uap air pertumbuhan awan hujan, namun sifatnya harian sehingga umumnya menyebabkan kondisi cuaca signifikan dalam skala harian juga. Namun demikian, kondisi di atas bukan penyebab satu-satunya hujan tersebut terjadi, tetapi juga didukung oleh karakteristik pola iklimnya.
  Kondisi iklim yang dimaksud adalah rata-rata kondisi cuaca untuk waktu yang lebih Panjang, contohnya periode musim, sifat hujan, dan periode puncak musim hujan. “Prospek cuaca sepekan ke depan untuk Kota Jayapura dan sekitarnya tanggal 13 s/d 19 Maret 2024, diprediksi cerah berawan hingga hujan ringan,” bebernya.
  Lebih lanjut, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi antara tanggal 16 hingga 18 Maret 2024 di wilayah Kota Jayapura, kabupaten Jayapura, Sarmi, Mamberamo Raya, Waropen dan Kep Yapen.
  “Kami mengimbau masyarakat dan stakeholder terkait perlu memperhatikan wilayah-wilayah yang telah mengalami penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan karena memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi dalam merespon curah hujan tinggi ataupun curah hujan yang berlangsung lama,” harapnya. (roy/cr-278/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos