JAYAPURA-Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV Papua dan Papua Barat menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan sejumlah perguruan tinggi swasta dan negeri di Hotel Grand Abepura, Rabu (11/12).
Kepala LLDIKTI Wilayah Suriel Mofu mengatakan tujuan FGD membahas di lingkup pendidikan tinggi di tanah Papua. Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan mereka, diantaranya tingkat kehadiran mahasiswa yang tidak kuliah, akibat ekonomi orang tua.
Khusus Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dari 60 ribu mahasiswa yang kuliah setiap tahunnya, 23 ribu diantaranya tidak kuliah secara maksimal. Hal ini terjadi karena ekonomi orang tua. Sekira 92 persen penghasilan orang tua dari mahasiswa tersebut berada di bawah 2 juta per bulan. Dan 54 persen lainnya tidak berpenghasilan tetap. Atas dasar itulah LLDIKTI bersama perguruan tinggi berdiskusi untuk mencari jalan keluar atas masalah tersebut.
“Dalam FGD kami membahas agar mahasiswa ini mendapatkan perhatian khusus,” ujarnya.
Adapun pemerintah telah memberikan dukungan kepada mahasiswa tersebut dengan memberikan beasiswa PIP.
Seperti tahun 2023 perguruan tinggi swasta di tanah Papua mendapatkan kuota beasiswa KIP (Kartu Indonesia Pintar) kuliah sebanyak 4.409 beasiswa. Bantuan tersebur telah tersebar di 62 perguruan tinggi swasta yang memenuhi syarat.
Sementara tahun 2024 mendapatkan 2.843 yang sudah dibagikan ke seluruh perguruan tinggi. “Saat ini kita baru saja mendapatkan kuota sebesar 200 beasiswa KIP kuliah, sehingga total KIP kuliah tahun 2024 sebesar 4.843 KIP kuliah,” jelas Mofu kepada wartawan.
Khusus Uncen Mofu KIP kuliah masih sangat sedikit, dimana tahun 2024 mereka hanya mendapatkan 598 kuota. “Saya beranggapan bahwa KIP kuliah untuk Uncen ini sangat kecil, karena kalau kita lihat kapasitas mahasiswanya cukup besar,” kata Mofu.
Pada kesempatan itu, mereka juga membahas angka pengangguran pada lulusan sarjana di tanah Papua dimana selama 7 tahun terakhir total lulusan baik perguran tinggi negeri maupun swasta di tanah Papua mencapai 92.935 sarjana.
Data ini diperoleh dari 123 perguruan tinggi negeri dan swasta serta lembaga perguran tinggi di bawah naungan kementerian. Capaian ini menunjukkan Papua tidak kekurangan sumber daya manusia seperti guru totalnya 19.315 orang, sarjana kesehatan total 7.900 sarjana.
Kemudian sarjana teknik dan komputer total ada 12.733 orang. Sementara sarjana MIPA mencapai 10.225 sarjana dan untuk sarjana sosial, seperti hukum, sosial, antropologi dan sosial lainnya mencapai 40.176 sarjana.
“Kalau orang bilang Papua belum punya SDM, jangan dulu, tanyakan datanya kepada saya,” tuturnya.