JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua dalam hal ini Dinas Olahraga (Disorda) Papua dinilai tidak serius dalam menangani Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Papua di Kota Jayapura.
Kepala SKO Papua Dance Nawipa, S.Mpd, M.Pd. Dance mengungkapkan sejak sekolah itu dibangun sejak 2013 hingga sekarang tahun 2025 ini, kondisinya tetap sama. Menurutnya tidak ada perubahan yang signifikan sejak dibangunnya pada belasan tahun yang lalu, baik itu dari kondisi gedung sekolah maupun fasilitas penunjang pembelajaran lainnya yang terkesan belum lengkap.
Sementara di satu sisi sekolah tersebut memiliki segudang prestasi dan atlet yang dapat berkontribusi untuk Papua. “Tantangan yang sangat-sangat kami rasakan sekali bagaimana pemerintah itu tidak memperhatikan serius dengan kondisi sekolah ini (SKO Papua). Tidak ada perubahan yang signifikan sama sekali sejak berdirinya pada tahun 2013 lalu,” kata Nawipa kepada Cenderawasih Pos, Selasa (11/11).
Karena itu ia berharap kedepannya pemerintah dapat memberikan dana untuk digunakan kebutuhan anak-anak untuk bertanding dan berkompetisi. Dengan harapan ke depan SOK Papua menjadi supplay atlet-atlet yang bermanfaat untuk masa depan olahraga Papua ke depan. Sehingga benar-benar Papua disebut dengan gudang atlet nasional terwujud.
“Mau terwujudnya itu perlunya dukungan bantuan keseriusan dari pemerintah provinsi,” ujarnya.
Untuk diketahui di sekolah itu memiliki dua kurikulum berbeda yakni Olahraga dan akademi. Untuk olahraga dipersentasikan sebesar 60 persen dibawa naungan dinas pemuda dan olahraga, sedangkan untuk akademik 40 persen tangung jawab Dinas Pendidikan provinsi Papua.
Kepsek justru mengapresiasi langkah Dinas Pendidikan Provinsi Papua yang dianggap sangat memahami kebutuhan sekolah. Dimana para guru-guru yang mengajar di SKO telah memiliki sertifikasi, kenaikan pangkat dan lainnya terjamin.
JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua dalam hal ini Dinas Olahraga (Disorda) Papua dinilai tidak serius dalam menangani Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Papua di Kota Jayapura.
Kepala SKO Papua Dance Nawipa, S.Mpd, M.Pd. Dance mengungkapkan sejak sekolah itu dibangun sejak 2013 hingga sekarang tahun 2025 ini, kondisinya tetap sama. Menurutnya tidak ada perubahan yang signifikan sejak dibangunnya pada belasan tahun yang lalu, baik itu dari kondisi gedung sekolah maupun fasilitas penunjang pembelajaran lainnya yang terkesan belum lengkap.
Sementara di satu sisi sekolah tersebut memiliki segudang prestasi dan atlet yang dapat berkontribusi untuk Papua. “Tantangan yang sangat-sangat kami rasakan sekali bagaimana pemerintah itu tidak memperhatikan serius dengan kondisi sekolah ini (SKO Papua). Tidak ada perubahan yang signifikan sama sekali sejak berdirinya pada tahun 2013 lalu,” kata Nawipa kepada Cenderawasih Pos, Selasa (11/11).
Karena itu ia berharap kedepannya pemerintah dapat memberikan dana untuk digunakan kebutuhan anak-anak untuk bertanding dan berkompetisi. Dengan harapan ke depan SOK Papua menjadi supplay atlet-atlet yang bermanfaat untuk masa depan olahraga Papua ke depan. Sehingga benar-benar Papua disebut dengan gudang atlet nasional terwujud.
“Mau terwujudnya itu perlunya dukungan bantuan keseriusan dari pemerintah provinsi,” ujarnya.
Untuk diketahui di sekolah itu memiliki dua kurikulum berbeda yakni Olahraga dan akademi. Untuk olahraga dipersentasikan sebesar 60 persen dibawa naungan dinas pemuda dan olahraga, sedangkan untuk akademik 40 persen tangung jawab Dinas Pendidikan provinsi Papua.
Kepsek justru mengapresiasi langkah Dinas Pendidikan Provinsi Papua yang dianggap sangat memahami kebutuhan sekolah. Dimana para guru-guru yang mengajar di SKO telah memiliki sertifikasi, kenaikan pangkat dan lainnya terjamin.