Friday, April 26, 2024
32.7 C
Jayapura

Paling Rawan di Banding Provinsi Lain, Siagakan 5011 Personel

Irjen Pol Martuani Sormin

Pelaksanaan Pemilu di Papua di Mata Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin

Dengan tingkat kerawanan dan permasalahan konflik pada Pemilihan Umum (Pemilu) pada April mendatang, TNI dan Polri akan melaksanakan pengamanan Pemilu dengan baik serta menjaga netralitas dalam pelaksanaan Pemilu. Bagaimana prediksi Polda Papua dan antisipasi yang dilakukan? 

Laporan: Elfira 

Kapolda Papua, Irjen Pol Martuani Sormin menyebut, ada tiga indikator Papua menjadi daerah rawan terjadinya konflik  Pemilu jika dibandingkan dengan Provinsi lainnya yang ada di Indonesia. Dimana tiga indikator tersebut yakni masalah transportasi, komunikasi dan biaya bahkan adanya gangguan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

 Hal itu diungkapkannya dalam menghadiri seminar nasional dengan tema tantangan dan harapan pembangunan infrastuktur, energi dan pangan serta lingkungan hidup di Provinsi Papua dan Papua Barat di Rektorat Universitas Cenderawasih, Selasa (12/2) kemarin.

Baca Juga :  Empat Terdakwa Divonis Delapan Bulan

 “Persoalan KKB juga menjadi salah satu penyebab kerawanan itu. Sehingga itu, kami telah melakukan pemetaan  untuk wilayah yang masuk  dalam gangguan KKB khususnya di wilayah Pegunungan Tengah Papua,” ucapnya.

Terkait dengan penanganan kasus penembakan warga sipil di Distrik Yal Kabupaten Nduga, Kapolda menegaskan bahwa tidak ada anggota TNI-Polri yang menyamar pada saat pelaksanaan pembangunan jembatan tersebut sebagaimana beredar isu TNI-Polri menggunakan bom fosfor untuk menindak para pelaku.

“Ini juga tidak benar, kami hanya menggunakan asap yang sebagai tanda bahwa di tempat tersebut ada anggota,” tegasnya.

 Sebelumnya, Karo Ops Polda Papua Kombes Pol Gatot Hariwibowo menyebutkan yang menjadi permasalahan pelaksanaan Pileg dan Pilpres tahun 2019 yakni masyarakat yang acuh tak acuh.

Baca Juga :  Penjabat Wali Kota Diminta Tuntaskan Status Hibah Pasar

Selain itu adanya gangguan dari KKB yang tidak mengiginkan pelaksanaan Pemilu, melakukan teror dan intimidasi terhadap masyarakat sipil juga aparat keamanan bahkan melakukan pembunuhan. “Untuk daerah rawan terhadap KKB yakni Kabupaten Nduga, Lanny Jaya, Puncak, Punak Jaya, Paniai, Timika dan Tolikara,” ucapnya. Dengan jumlah personel  yang dilibatkan saat pengamanan Pileg da Pilpres April mendatang yakni sebanyak 5.011 personel . (*/wen)

Irjen Pol Martuani Sormin

Pelaksanaan Pemilu di Papua di Mata Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin

Dengan tingkat kerawanan dan permasalahan konflik pada Pemilihan Umum (Pemilu) pada April mendatang, TNI dan Polri akan melaksanakan pengamanan Pemilu dengan baik serta menjaga netralitas dalam pelaksanaan Pemilu. Bagaimana prediksi Polda Papua dan antisipasi yang dilakukan? 

Laporan: Elfira 

Kapolda Papua, Irjen Pol Martuani Sormin menyebut, ada tiga indikator Papua menjadi daerah rawan terjadinya konflik  Pemilu jika dibandingkan dengan Provinsi lainnya yang ada di Indonesia. Dimana tiga indikator tersebut yakni masalah transportasi, komunikasi dan biaya bahkan adanya gangguan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

 Hal itu diungkapkannya dalam menghadiri seminar nasional dengan tema tantangan dan harapan pembangunan infrastuktur, energi dan pangan serta lingkungan hidup di Provinsi Papua dan Papua Barat di Rektorat Universitas Cenderawasih, Selasa (12/2) kemarin.

Baca Juga :  Pemprov Masih Cari Solusi

 “Persoalan KKB juga menjadi salah satu penyebab kerawanan itu. Sehingga itu, kami telah melakukan pemetaan  untuk wilayah yang masuk  dalam gangguan KKB khususnya di wilayah Pegunungan Tengah Papua,” ucapnya.

Terkait dengan penanganan kasus penembakan warga sipil di Distrik Yal Kabupaten Nduga, Kapolda menegaskan bahwa tidak ada anggota TNI-Polri yang menyamar pada saat pelaksanaan pembangunan jembatan tersebut sebagaimana beredar isu TNI-Polri menggunakan bom fosfor untuk menindak para pelaku.

“Ini juga tidak benar, kami hanya menggunakan asap yang sebagai tanda bahwa di tempat tersebut ada anggota,” tegasnya.

 Sebelumnya, Karo Ops Polda Papua Kombes Pol Gatot Hariwibowo menyebutkan yang menjadi permasalahan pelaksanaan Pileg dan Pilpres tahun 2019 yakni masyarakat yang acuh tak acuh.

Baca Juga :  Hasil Tidak Memuaskan, LP3K akan Lakukan Evaluasi 

Selain itu adanya gangguan dari KKB yang tidak mengiginkan pelaksanaan Pemilu, melakukan teror dan intimidasi terhadap masyarakat sipil juga aparat keamanan bahkan melakukan pembunuhan. “Untuk daerah rawan terhadap KKB yakni Kabupaten Nduga, Lanny Jaya, Puncak, Punak Jaya, Paniai, Timika dan Tolikara,” ucapnya. Dengan jumlah personel  yang dilibatkan saat pengamanan Pileg da Pilpres April mendatang yakni sebanyak 5.011 personel . (*/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya