JAYAPURA-Aksi mogok yang di lakukan oleh sopir angkutan umum di Kota Jayapura, pada Senin (12/9) sangat berdampak pada aktifitas masyarakat.
Ana salah satu mahasiswi Uncen Atas Waena mengatakan sudah sejak jam 07.00 mengungu taksi jurusan Abepura Waena, namun hingga jam 08.27 WIT tak ada satupun angkot jurusan Waena yang melintasi jalur Abepura.
“Saya dari pagi tunggu disini (di depan Gapura USTJ), menunggu taksi jurusan Abepura-Waena, tapi tidak ada yang lewat,” ujar Ana, kepada wartawan.
Saya harap pemerintah kota harus respon aksi mogok kerja dari sopir ini, karena jika tidak, maka aktifitas masyarakat akan terganggu,” sambung mahasiswi Uncen itu.
Sementara di tempat terpisah Lukman Supbin, salah satu sopir angkot jurusan Kotaraja-Abepura terlihat sedang memarkikan mobilnya di depan Polsek Abepura. Saat ditemui wartawan Lukman mengaku dia sengaja tidak melayani trayek hari ini, karena ingin melakukan aksi mogok kerja.
“Aksi mogok ini bentuk protes para sopir kepada pemerintah agar harga tarif dasar angkutan umum bisa disesuaikan dengah harga BBM,” ucap Lukman
Menurutnya adanya permintaan kenaikan tarif dasar angkutan umum ini karena harga bahan bakar minyak yang terlalu melambung tinggi.
“Kami minta untuk tarif Kotaraja-Abepura, bagi penumpang biasa Rp 7.000 sedangkan anak sekolah Rp 6.000,” ujar Lukman.
Lukman berharap agar aksi mogok yang dilakukan oleh para sopir ini mendapatkan respon dari pemerintah Kota Jayapura.
“Kami tidak melakukan aksi demonstrasi, tapi dengan aksi mogok kerja ini harusnya pemerintah bisa merespon akan perisoalan yang ada,” pinta sopir angkot Kotaraja Abepura itu. (rel/tri)