Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

Pembagian Bantuan Dinilai Tidak Merata

Korban Banjir Butuh Pakaian Layak Pakai Hingga Minyak Tawon

JAYAPURA-Lima  hari di posko pengungsian, korban banjir masih membutuhkan banyak bantuan. Terutama pakaian layak pakai, minyak kayu putih, minyak tawon, obat obatan hingga pampers untuk anak anak.

  Erna, salah satu warga yang mengungsi di Posko Pengungsi Diklat Sosial Tanah Hitam mengaku sudah lima hari dirinya berada di Posko pengungsian terhitung sejak Kamis (7/1) malam.

  “Minyak kayu putih, minyak tawon, popok bayi, pakaian layak pakai hingga obat obatan yang paling kami butuhkan saat ini. Kami sudah melapor kepada petugas, hanya saja jawaban petugas nanti disiapkan. Tapi hingga saat ini belum ada,” kata Erna kepada Cenderawasih Pos, Selasa (11/1).

  Erna mengaku, semua barang barang di rumah yang ditempatinya sejak 6 tahun lalu rusak akibat banjir. Termasuk surat berharga lainnya yang lupa diselamatka, mereka tak menyangka jika banjir bakal setinggi itu.

Baca Juga :  Telkom Terus Berupaya Lakukan Recovery Jaringan Internet IH

   “Rumah kami hingga saat ini masih terendam lumpur, kami belum bisa kembali ke rumah dengan kondisi seperti itu. Apalagi hujan masih turun,” terangnya.

  Dikatakan Erna, selama berada di posko pengungsian. Makan dan minum mereka terpenuhi berkat bantuan dari pemerintah. Pagi, siang dan malam mereka selalu mendapatkan makanan.

  “Yang kami butuhkan  pakaiana layak pakai, minyak kayu putih, susu, popok, minyak telon. Kami menunggu uluran tangan dari para dermawan yang bersedia untuk memberikan kami bantuan, kami sangat berterima kasih untuk itu,” ungkapnya.

  Menurut Erna, ini banjir terparah yang ia alami. Sebelumnya memang kompleks di mana dia tinggal kerap banjir, hanya saja sebatas lutut. Namun banjir kali ini tingginya hingga dua meter.

Baca Juga :  Intake Sumber Air di Pos 7 Rawan Gangguan

   Secara terpisah, Melinda salah satu warga di Kompleks Toraja belakang Pasar Youtefa mengaku hingga saat ini mereka belum mendapatkan bantuan dari siapapun. Padahal, kebun sayur milik mereka dan rumah mereka ikut terendam banjir.

   “Ada bantuan tapi tidak pernah sampai ke kami, ketika datang ke posko kami hanya diberikan indomie,” ungkapnya.

   Ia berharap, bantuan itu diberikan secara merata bukan sekedar pada orang orang yang hanya dikenal atau karena ada kedekatan emosional. Karena, para korban banjir sama sama membutuhkan bantuan.

   Sekedar diketahui, data sementara jumlah pengungsi di Posko Pengungsi Diklat Sosial Tanah Hitam sebanyak 121 jiwa dengan KK 23. (fia/tri)

Korban Banjir Butuh Pakaian Layak Pakai Hingga Minyak Tawon

JAYAPURA-Lima  hari di posko pengungsian, korban banjir masih membutuhkan banyak bantuan. Terutama pakaian layak pakai, minyak kayu putih, minyak tawon, obat obatan hingga pampers untuk anak anak.

  Erna, salah satu warga yang mengungsi di Posko Pengungsi Diklat Sosial Tanah Hitam mengaku sudah lima hari dirinya berada di Posko pengungsian terhitung sejak Kamis (7/1) malam.

  “Minyak kayu putih, minyak tawon, popok bayi, pakaian layak pakai hingga obat obatan yang paling kami butuhkan saat ini. Kami sudah melapor kepada petugas, hanya saja jawaban petugas nanti disiapkan. Tapi hingga saat ini belum ada,” kata Erna kepada Cenderawasih Pos, Selasa (11/1).

  Erna mengaku, semua barang barang di rumah yang ditempatinya sejak 6 tahun lalu rusak akibat banjir. Termasuk surat berharga lainnya yang lupa diselamatka, mereka tak menyangka jika banjir bakal setinggi itu.

Baca Juga :  Dampak Banjir, Jaringan Pipa dan Intake PT AMJ Rusak

   “Rumah kami hingga saat ini masih terendam lumpur, kami belum bisa kembali ke rumah dengan kondisi seperti itu. Apalagi hujan masih turun,” terangnya.

  Dikatakan Erna, selama berada di posko pengungsian. Makan dan minum mereka terpenuhi berkat bantuan dari pemerintah. Pagi, siang dan malam mereka selalu mendapatkan makanan.

  “Yang kami butuhkan  pakaiana layak pakai, minyak kayu putih, susu, popok, minyak telon. Kami menunggu uluran tangan dari para dermawan yang bersedia untuk memberikan kami bantuan, kami sangat berterima kasih untuk itu,” ungkapnya.

  Menurut Erna, ini banjir terparah yang ia alami. Sebelumnya memang kompleks di mana dia tinggal kerap banjir, hanya saja sebatas lutut. Namun banjir kali ini tingginya hingga dua meter.

Baca Juga :  Intake Sumber Air di Pos 7 Rawan Gangguan

   Secara terpisah, Melinda salah satu warga di Kompleks Toraja belakang Pasar Youtefa mengaku hingga saat ini mereka belum mendapatkan bantuan dari siapapun. Padahal, kebun sayur milik mereka dan rumah mereka ikut terendam banjir.

   “Ada bantuan tapi tidak pernah sampai ke kami, ketika datang ke posko kami hanya diberikan indomie,” ungkapnya.

   Ia berharap, bantuan itu diberikan secara merata bukan sekedar pada orang orang yang hanya dikenal atau karena ada kedekatan emosional. Karena, para korban banjir sama sama membutuhkan bantuan.

   Sekedar diketahui, data sementara jumlah pengungsi di Posko Pengungsi Diklat Sosial Tanah Hitam sebanyak 121 jiwa dengan KK 23. (fia/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya