JAYAPURA-Pemerintah Provinsi Papua melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyebut, 9 kabupaten/kota di Papua rawan bencana hidrometeorologi. Karena itu, diminta untuk selalu waspada. Hal itu disampaikan kepala BPBD Provinsi Papua, William Manderi kepada Cenderawasih Pos, Senin (9/10).
“Para Kepala Daerah di 9 kabupaten/kota selalu siap siaga dalam mengantisipasi hidrometeorologi, terlebih saat ini sudah musim penghujan,” tegas Manderi.
Selain itu, Manderi juga meminta untuk selalu mengupadate informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) per waktu atau setiap hari.
“Informasi dari BMKG menjadi catatan kita untuk menyampaikan kepada masyarakat, baik yang berada di daerah yang rawan longsor banjir, pasang gelombang di pinggir pantai, abrasi dan lainnya,” terangnya.
Lanjut Manderi, hal ini menjadi perhatian. Terlebih saat ini sudah memasuki musim penghujan, dimana di Papua yang paling dominan adalah bencana hidrometeorologi atau karena cuaca.
“Setiap daerah tetap waspada dan selalu memberikan informasi kepada warganya yang berada di tempat tempat yang rawan bencana, sehingga mereka selalu waspada dan siaga,” pintanya.
Khusus untuk teman-teman BPBD yang ada di kabupaten/kota, Manderi meminta untuk selalu memberikan informasi setiap waktu kepada masyarakat.
“Masyarakat selalu waspada dan siaga dengan hal-hal yang disampaikan teman-teman di BPBD, baik melalui sosialisasi, simulasi dan lain lain. Sehingga ketika terjadi bencana banjir, longsor dan lainnya, kita sudah siap,” ucapnya.
Sementara itu, terkait dengan personel dan peralatan. Manderi menyebut, setiap daerah memiliki peralatan walaupun masih sangat kurang. Namun, BPBD sendiri sudah selalu siap dalam menghadapi bencana.
“Baik logistik, peralatan tetapi juga personel untuk berada di lapangan melihat situasi dan kondisi yang terjadi. Memberikan laporan, sehingga menjadi informasi untuk pimpinan mengambil langkah-langkah selanjutnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura, Sulaiman menyampaikan, perlu menjadi perhatian bagi masyarakat akan potensi adanya bencana hidrometeorologis seperti banjir, dan tanah longsor. Sehingga itu, masyarakat diimbau untuk mengelola wilayah tempat tinggal untuk menghadapi potensi tersebut.
“Masyarakat juga di imbau untuk memperbaharui informasi cuaca dan iklim melalui kanal media sosial milik BMKG,” pungkasnya. (fia)