Ia menilai kinerja PBPH di Papua belum optimal karena tingginya tantangan geografis dan sosial, serta isu keadilan bagi masyarakat lokal. Oleh karena itu, strategi peningkatan kinerjanya wajib bersifat afirmatif.
Realisasi program Perhutanan Sosial menurutnya masih rendah, padahal masyarakat adat memiliki keterikatan kuat dengan hutan ulayat. Begitupun dengan topografi yang sulit menyebabkan biaya operasional, pengawasan, dan logistik bagi PBPH menjadi sangat tinggi. Peningkatan kinerja PBPH tidak hanya diukur dari volume produksi, tetapi juga dari kontribusinya terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan OAP.
“Diharapkan melalui FGD ini kita akan lebih tahu persoalan pemanfaatan hutan oleh PBPH dan mencari solusinya agar tercipta pengelolaan hutan yang lestari,” pungkasnya. (jim/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Ia menilai kinerja PBPH di Papua belum optimal karena tingginya tantangan geografis dan sosial, serta isu keadilan bagi masyarakat lokal. Oleh karena itu, strategi peningkatan kinerjanya wajib bersifat afirmatif.
Realisasi program Perhutanan Sosial menurutnya masih rendah, padahal masyarakat adat memiliki keterikatan kuat dengan hutan ulayat. Begitupun dengan topografi yang sulit menyebabkan biaya operasional, pengawasan, dan logistik bagi PBPH menjadi sangat tinggi. Peningkatan kinerja PBPH tidak hanya diukur dari volume produksi, tetapi juga dari kontribusinya terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan OAP.
“Diharapkan melalui FGD ini kita akan lebih tahu persoalan pemanfaatan hutan oleh PBPH dan mencari solusinya agar tercipta pengelolaan hutan yang lestari,” pungkasnya. (jim/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos