JAYAPURA -Konferensi Daerah (Konferda) ke-VIII Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Keuskupan Jayapura diselenggarakan di Hotel Mercure, kota Jayapura, Papua. Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat (7/6) hingga Minggu (9/6) besok.
Ketua presidium WKRI pusat, Elly Kusumawati Handoko, mengharapkan WKRI Keuskupan Jayapura mau mengambil peran dan berkiprah menjadi Waja gereja di tengah masyarakat. Ia mengatakan dengan kehadiran WKRI di tengah masyarakat akan membawa dampak dan perubahan yang signifikan bagi kehidupan.
“Sebagai organisasi kemasyarakatan, ormas sosial, diharapkan anggota WKRI mau berperan dan berkiprah di tengah masyarakat, menjadi wajah gereja di tengah masyarakat,” jelas Elly saat diwawancarai Cenderawasih Pos, Jumat (7/6) sore.
Adapun isu yang dibahas dalam Konferda ke-VIII ini yakni, Pertama, Korupsi dan pengeroposan Ideologi. Kedua, Perempuan dan kemiskinan. Ketiga, lingkungan hidup. Keempat, perempuan dan perkembangan teknologi. Ellya berharap bahwa semua program kerja WKRI di Keuskupan Jayapura, bisa fokus pada keempat isu tersebut.
Keempat isu tersebut adalah isu nasional yang diangkat kongres pusat WKRI. Dia juga mengharapkan di usia 100 tahun Ormas katolik ini, seluruh anggota WKRI bisa menginspirasi sesuai semua orang dengan satu spirit pelayanan, satu spirit organisasi sesuai dengan jargon ‘lahir kembali, semakin berarti.
“Ini lebih ke sebuah sepirit, sebuah niat, sebuah kerinduan yang dilakukan setiap anggota, untuk bisa memperbaharui diri, sehingga bisa berkarya lebih baik, dan pelayanan yang lebih tulus,” terangnya.
Lebih lanjut Elly juga sampaikan untuk pengurusan baru yang terpilih, Sabtu (8/6) hari ini dalam hal ini tiga pimpinan presidium WKRI Keuskupan Jayapura dipilih secara kolektif dan kolegial. Siapa pun yang terpilih nantinya, diharapkan tetap saling mendukung dan saling melengkapi, sehingga mengurus segala sesuatu dengan bijak demi memajukan organisasi secara khusus WKRI keuskupan Jayapura.
“Jadi tidak berjalan sendiri-sendiri tetapi dengan kepemimpinan yang secara kolektif dan kolegia,” pungkasnya.