Saturday, April 20, 2024
24.7 C
Jayapura

RSJ Abe Over Kapasitas, Banyak Orang Gila Berkeliaran

Direktur Rumah Sakit Jiwa Abepura, Daniel L Simunapendi. ( FOTO : Takim/Cepos)

JAYAPURA – Dalam beberapa tahun terakhir cukup sering ditemui orang gila alias gangguan jiwa lalu lalang di Kota Jayapura, tak heran ada yang resah karena orang yang dalam gangguan jiwa tersebut bisa saja menyerang orang tanpa sebab musabab. Bahkan ada juga yang mempertanyakan peran pemerintah dalam menyikapi orang dalam gangguan jiwa tersebut. 

Direktur Rumah Sakit Jiwa Abepura, Daniel L Simunapendi mengakui masih banyaknya pasien ganguan jiwa/orang gila belum diakomodir, sehingga mereka masih berkeliaran di sepanjang Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. 

“Kami akui hal itu namun kami mengalami sedikit kendala salah satunya RSJ Abepura yang suda overkapasitas sehingga tidak bisa menampung semua pasien tersebut,” ujar Daniel saat ditemui Cenderawasih Pos di Abepura, Kamis (9/5) kemarin.

 Adapun sejumlah kendala yang dihadapi oleh RSJ Abepura saat ini selain over kapasitas, tahun 2018 dana yang dianggarkan tidak sesuai sehingga pihaknya hanya bisa mengakomodir 10 pasien yang diambil langsung di jalan.

Baca Juga :  Musnahkan 2,3 Kg Ganja di Depan Pengedar

 “Sebagian besar pasien kami tidak memiliki tempat untuk dikembalikan karena pihak keluarga tidak ada yang mengakui atau malah tidak mau menerima sehingga mautidak mau kami harus menampung,”jelasnya.

 Dimana saat ini RSJ Abepura sudah menampung kurang lebih 20 pasien yang tidak memiliki tempat untuk dikembaikan, yang juga menjadi salah satu dampak berkuragnya ruang bagi pasien yang baru atau yang akan diakomodir yang ada di jalanan saat ini.

 Dirinya mengakui bahwa sudah laukan kerjasama/MOU dengan Dinas Sosial Kota Jayapura untuk menaggapi persolan ini namun disatu sisi juga  Dinsos juga kekurangan tempat untuk menampung pasien tersebut sehingga saat ini kami belum bisa mengakomodir sebagian yang masi ada di jalan.

Baca Juga :  Polda Papua Bekuk Pelaku Penculikan Anak

 “Dari hasil akmodir tahun 2018 yang berjumlah 10 orang, Dinsos sudah kewalahan apalagi mau ditambah, tentu harus melalui berbagi pertimbangan lagi,”paparnya.

 Namun untuk tahun 2019 pihaknya berharap bisa mengakomodir semua orang ganguan jiwa disepanjang jalan baik yang ada di Kota Jayapura maupun Kabupaten Jayapura.

 “Ditahun ini kami rencana mengakomodir semua namun disatu sisi juga kami akan mengajak instansi terkait seperti Dinas ketenaga kerja supaya bisa memberikan ruang bagi pasien setelah dilakukan penyembuhan,”tuturnya.

Sementara itu terkait kondisi RSJ Abepura yang sudah tidak memungkinkan untuk menampung pasien yang ada pihaknya sudah merekomendasikan kepada Gubernur Papua untuk dialokasikan pembanguna RSJ yang baru.

“Sementara tempat yang saat ini menjadi tujuan pembagunan tersebut di Koya tentu dengan harapan luas  yang bisa menampung jumlah pasien yang ada,”tutupnya.(kim/wen)

Direktur Rumah Sakit Jiwa Abepura, Daniel L Simunapendi. ( FOTO : Takim/Cepos)

JAYAPURA – Dalam beberapa tahun terakhir cukup sering ditemui orang gila alias gangguan jiwa lalu lalang di Kota Jayapura, tak heran ada yang resah karena orang yang dalam gangguan jiwa tersebut bisa saja menyerang orang tanpa sebab musabab. Bahkan ada juga yang mempertanyakan peran pemerintah dalam menyikapi orang dalam gangguan jiwa tersebut. 

Direktur Rumah Sakit Jiwa Abepura, Daniel L Simunapendi mengakui masih banyaknya pasien ganguan jiwa/orang gila belum diakomodir, sehingga mereka masih berkeliaran di sepanjang Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. 

“Kami akui hal itu namun kami mengalami sedikit kendala salah satunya RSJ Abepura yang suda overkapasitas sehingga tidak bisa menampung semua pasien tersebut,” ujar Daniel saat ditemui Cenderawasih Pos di Abepura, Kamis (9/5) kemarin.

 Adapun sejumlah kendala yang dihadapi oleh RSJ Abepura saat ini selain over kapasitas, tahun 2018 dana yang dianggarkan tidak sesuai sehingga pihaknya hanya bisa mengakomodir 10 pasien yang diambil langsung di jalan.

Baca Juga :  Dorong Kompetisi Logika dan Pemrograman Jadi Event Tahunan

 “Sebagian besar pasien kami tidak memiliki tempat untuk dikembalikan karena pihak keluarga tidak ada yang mengakui atau malah tidak mau menerima sehingga mautidak mau kami harus menampung,”jelasnya.

 Dimana saat ini RSJ Abepura sudah menampung kurang lebih 20 pasien yang tidak memiliki tempat untuk dikembaikan, yang juga menjadi salah satu dampak berkuragnya ruang bagi pasien yang baru atau yang akan diakomodir yang ada di jalanan saat ini.

 Dirinya mengakui bahwa sudah laukan kerjasama/MOU dengan Dinas Sosial Kota Jayapura untuk menaggapi persolan ini namun disatu sisi juga  Dinsos juga kekurangan tempat untuk menampung pasien tersebut sehingga saat ini kami belum bisa mengakomodir sebagian yang masi ada di jalan.

Baca Juga :  Laka Akhir Pekan, Dua Muda Mudi Tewas

 “Dari hasil akmodir tahun 2018 yang berjumlah 10 orang, Dinsos sudah kewalahan apalagi mau ditambah, tentu harus melalui berbagi pertimbangan lagi,”paparnya.

 Namun untuk tahun 2019 pihaknya berharap bisa mengakomodir semua orang ganguan jiwa disepanjang jalan baik yang ada di Kota Jayapura maupun Kabupaten Jayapura.

 “Ditahun ini kami rencana mengakomodir semua namun disatu sisi juga kami akan mengajak instansi terkait seperti Dinas ketenaga kerja supaya bisa memberikan ruang bagi pasien setelah dilakukan penyembuhan,”tuturnya.

Sementara itu terkait kondisi RSJ Abepura yang sudah tidak memungkinkan untuk menampung pasien yang ada pihaknya sudah merekomendasikan kepada Gubernur Papua untuk dialokasikan pembanguna RSJ yang baru.

“Sementara tempat yang saat ini menjadi tujuan pembagunan tersebut di Koya tentu dengan harapan luas  yang bisa menampung jumlah pasien yang ada,”tutupnya.(kim/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya