Thursday, April 25, 2024
31.7 C
Jayapura

Jayapura Sudah Tak Layak untuk Pemukiman Baru

Robert Awi (Gamel Cepos)

JAYAPURA – Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Provinsi Papua, Robert Awi mengungkapkan bahwa untuk saat ini Kota Jayapura dianggap sudah tidak layak lagi dibangun pemukiman baru.  Dengan beban tanah yang dikatakan sudah mencapai titik puncak disarankan jika ingin melakukan pembangunan sebaiknya mengambil arah Koya atau Arso. Ketegasan pemerintah menjadi penting agar dalam penataan kota tidak menimbulkan persoalan dikemudian hari.

 “Untuk beban tanah di Jayapura untuk kategori perumahan sudah tidak kami rekomendasikan lagi sebab kemampuan daya dukung tanah sudah sampai pada beban puncak. Sudah seharusnya bergeser,” kata Robert saat ditemui di Kotaraja, Kamis (9/1). Pasalnya bila tetap melepas pembangunan begitu saja maka yang menjadi masalah adalah ketika beban tanah over maka yang dikhawatirkan jika air laut masuk menyusup ke air tanah dan mempengaruhi kualitas air. 

Baca Juga :  Bumkam Tidak Sekedar dibentuk dan Didanai

 Lalu jika ekspolitasi air tanah ini berlebihan maka potensi land susidence sangat mudah terjadi. Air dikuras dan tanah di bagian bawah menjadi kosong sehingga ambles. “Ini bisa dilihat dari kondisi Jakarta dan Semarang. Air tanah disedot begitu banyak tanpa memikirkan dampak akhirnya tanah di dua daerah ini terus mengalami penurunan, nah Jayapura juga demikian jika tak disikapi,” imbuhnya. Ia menyebut bahwa  potensi air tanah di Jayapura sangat besar namun belum optimal digunakan.

 Yang terlihat dipakai baru disamping Kantor PU Dok IV namun disini pengambilannya juga mulai berlebihan sehingga potensi terjadinya Land Subsidence tadi juga sangat besar. “Karenanya saya setuju dari OPD lingkungan hidup telah memberlakukan pajak untuk air tanah sebab perlu ada perlindungan sehingga harus diproteksi. IAGI juga tidak merekomendasikan membangun bangunan di lokasi yang melintas di daerah patahan atau cesar. Kalaupun terpaksa membangun sebisa mungkin bukan bangunan dengan beban yang berat.

Baca Juga :  Kapal MV National Geographic Orion Sandar di Jayapura

 “Sebenarnya di Papua ini banyak patahan cuma  yang membedakan adalah patahan besar dan kecil. Kalaupun harus membangun saran kami cari ditempat yang datar dan bukan bangunan besar,” imbuhnya. (ade/wen)

Robert Awi (Gamel Cepos)

JAYAPURA – Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Provinsi Papua, Robert Awi mengungkapkan bahwa untuk saat ini Kota Jayapura dianggap sudah tidak layak lagi dibangun pemukiman baru.  Dengan beban tanah yang dikatakan sudah mencapai titik puncak disarankan jika ingin melakukan pembangunan sebaiknya mengambil arah Koya atau Arso. Ketegasan pemerintah menjadi penting agar dalam penataan kota tidak menimbulkan persoalan dikemudian hari.

 “Untuk beban tanah di Jayapura untuk kategori perumahan sudah tidak kami rekomendasikan lagi sebab kemampuan daya dukung tanah sudah sampai pada beban puncak. Sudah seharusnya bergeser,” kata Robert saat ditemui di Kotaraja, Kamis (9/1). Pasalnya bila tetap melepas pembangunan begitu saja maka yang menjadi masalah adalah ketika beban tanah over maka yang dikhawatirkan jika air laut masuk menyusup ke air tanah dan mempengaruhi kualitas air. 

Baca Juga :  Seorang Pemuda Ditangkap Usai Aniaya Korban

 Lalu jika ekspolitasi air tanah ini berlebihan maka potensi land susidence sangat mudah terjadi. Air dikuras dan tanah di bagian bawah menjadi kosong sehingga ambles. “Ini bisa dilihat dari kondisi Jakarta dan Semarang. Air tanah disedot begitu banyak tanpa memikirkan dampak akhirnya tanah di dua daerah ini terus mengalami penurunan, nah Jayapura juga demikian jika tak disikapi,” imbuhnya. Ia menyebut bahwa  potensi air tanah di Jayapura sangat besar namun belum optimal digunakan.

 Yang terlihat dipakai baru disamping Kantor PU Dok IV namun disini pengambilannya juga mulai berlebihan sehingga potensi terjadinya Land Subsidence tadi juga sangat besar. “Karenanya saya setuju dari OPD lingkungan hidup telah memberlakukan pajak untuk air tanah sebab perlu ada perlindungan sehingga harus diproteksi. IAGI juga tidak merekomendasikan membangun bangunan di lokasi yang melintas di daerah patahan atau cesar. Kalaupun terpaksa membangun sebisa mungkin bukan bangunan dengan beban yang berat.

Baca Juga :  Anak Ikut Balapan Liar, Polisi Panggil Orang Tua

 “Sebenarnya di Papua ini banyak patahan cuma  yang membedakan adalah patahan besar dan kecil. Kalaupun harus membangun saran kami cari ditempat yang datar dan bukan bangunan besar,” imbuhnya. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya