Wednesday, May 8, 2024
26.7 C
Jayapura

Gelombang Tinggi, Warga di Pantai Hamadi Mengungsi

JAYAPURA – Tingginya Gelombang Air Laut sejak tiga hari lalu membuat masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai was-was, pasalnya  gelombang air laut sudah sampai naik ke daratan.

Seperti di daerah Pantai Hamadi, Distrik Jayapura Selatan. Widion Hamadi salah seorang warga yang juga membuka usaha pariwisata pondokan di pinggiran pantai mengaku harus mengungsi dari tempat tinggalnya akibat tingginya air pasang di malam hari. “Semalam airnya sudah hampir mencapai jalan utama, untuk itu kami memutuskan untuk mengungsi di rumah saudara yang berada di tanah hitam,”jelasnya.

Diakuinya air atau gelombang pasang merupakan hal yang lumrah setiap tahun, namun tidak se ekstrim kali ini. “Baru kali ini air laut hampir mencapai bibir jalan. Itu terjadi sekitar pukul 02.00 WIT dini hari, lalu kami segera mengungsi. Kemudian paginya kami kembali lagi untuk melihat-lihat keadaan dan sekaligus mengemas barang-barang yang perlu diamankan. Jika sewaktu-waktu gelombang tinggi lagi, kami sudah siap.” Jelasnya.

Baca Juga :  Kekeringan Diprediksi Hingga November

Sebelumnya diketahui informasi dari BMKG bahwa Papua dan Papua Barat termasuk wilayah yang akan terkena dampak gelombang tinggi hingga ekstrem hingga beberapa waktu kedepan. Hal ini diakibatkan adanya pola sirkulasi siklonik dan seruakan dingin aktif di Laut Cina Selatan yang memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan tinggi gelombang. Nelayan dan masyarakat yang beraktivitas di pesisir pantai di minta untuk waspada dan terus memantau perkembangan cuaca dan iklim dari BMKG. (cr -265/wen)

JAYAPURA – Tingginya Gelombang Air Laut sejak tiga hari lalu membuat masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai was-was, pasalnya  gelombang air laut sudah sampai naik ke daratan.

Seperti di daerah Pantai Hamadi, Distrik Jayapura Selatan. Widion Hamadi salah seorang warga yang juga membuka usaha pariwisata pondokan di pinggiran pantai mengaku harus mengungsi dari tempat tinggalnya akibat tingginya air pasang di malam hari. “Semalam airnya sudah hampir mencapai jalan utama, untuk itu kami memutuskan untuk mengungsi di rumah saudara yang berada di tanah hitam,”jelasnya.

Diakuinya air atau gelombang pasang merupakan hal yang lumrah setiap tahun, namun tidak se ekstrim kali ini. “Baru kali ini air laut hampir mencapai bibir jalan. Itu terjadi sekitar pukul 02.00 WIT dini hari, lalu kami segera mengungsi. Kemudian paginya kami kembali lagi untuk melihat-lihat keadaan dan sekaligus mengemas barang-barang yang perlu diamankan. Jika sewaktu-waktu gelombang tinggi lagi, kami sudah siap.” Jelasnya.

Baca Juga :  Panas Terik Belakangan Ini karena Gelombang Panas? Ini Penjelasan BMKG

Sebelumnya diketahui informasi dari BMKG bahwa Papua dan Papua Barat termasuk wilayah yang akan terkena dampak gelombang tinggi hingga ekstrem hingga beberapa waktu kedepan. Hal ini diakibatkan adanya pola sirkulasi siklonik dan seruakan dingin aktif di Laut Cina Selatan yang memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan tinggi gelombang. Nelayan dan masyarakat yang beraktivitas di pesisir pantai di minta untuk waspada dan terus memantau perkembangan cuaca dan iklim dari BMKG. (cr -265/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya