JAYAPURA-Ketua DPRD Kota Jayapura Abisai Rollo mengungkapkan bahwa untuk mencegah banjir, ada beberapa titik atau pemukiman di daerah rawan banjir yang harus direlokasi. Di daerah ketinggian maupun daerah resapan air juga harus dicegah atau dikurangi aktifitas pembangunan, terutama untuk pemukiman.
Abisai mengaku sudah melakukan peninjauan di beberapa titik yang menjadi daerah rawan bencana, bersama Anggota DPRP. Hal ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan penyerahan bantuan sosial pada saat itu, bersama Balai di Kampwolker dan beberapa tempat lainya.
” Seperti Siborhonyi, Kali Kampwolker, Dok 5 dan Angkasa. Jadi kami mau sampaikan bahwa ada beberapa titik ini yang menjadi daerah rawan longsor yang tidak perlu adanya bangunan di tempat itu,” katanya.
Menurut Abisai, pihaknya tidak bisa menyelesaikan masalah ketika sudah terjadi banjir, tetapi apa yang menjadi penyebab masalah dari hulu sampai hilir harus diselesaikan. Oleh karena itu, beberapa titik yang rawan bencana ini harus dijaga hutannya dan tidak perlu dibangun perumahan. Ini harus dikawal dan dilarang.
“Kita harus tahu beberapa titik yang menjadi rawan longsor, apakah kita perlu membangun atau tidak, dan ada titik untuk di Perumahan Organda itu ada beberapa rumah yang perlu kita relokasi, karena itu menjadi daerah resapan air, juga dengan Pasar Youtefa akan digali untuk menjadi daerah resapan,” katanya.
Sementara itu daerah pinggir gunung yang kemiringannya di atas 15% maupun daerah yang rawan longsor tidak perlu lagi dilakukan pembangunan rumah. “Supaya jangan lagi ada korban lagi seperti kemarin,” ujarnya.
Sementara itu, menyinggung masalah virus omicron yang sudah masuk di kota Jayapura, Abisai Rollo juga mengimbau masyarakat untuk tetap mentaati protocol kesehatan.
“Boleh kita mendapat informasi virus omicron ini (gejalanya.red) tidak terlalu berat, tetapi yang namanya virus jelas berbahaya, untuk itu sebagai ketua DPR saya sampaikan kepada seluruh masyarakat untuk patuhi protokoler kesehatan untuk mengakhiri varian baru virus Covid ini,” ujarnya.
Bila tidak ada kegiatan penting, diimbau masyarakat untuk tidak berkerumun atau kumpul-kumpul. “Menggunakan masker jaga jarak dan mencuci tangan dengan air yang mengalir,” katany. (oel/tri)