“Solusi yang diberikan adalah semua direncanakan. Mulai dari rencana nikah maupun punya anak. Lalu saat hamil jauhi asap rokok, alkohol maupun obat-obat terlarang. Kemudian seorang ibu hamil harus tercukupi asam folatnya,” tuturnya.
Terkait Biak banyak kasus pada bayi atau Hirschsprung, kata Dian, masih membutuhkan penelitian. “Saya berterimakasih dimana hingga kini didukung penuh, tapi masih ada yang sangat dibutuhkan yaitu untuk bayi baru lahir yakni selimut hangat di atas meja operasi agar proses operasi selama berjam – jam si bayi tidak boleh kedinginan termasuk ventilator,” beber dokter bedah anak pertama di Papua ini.
“Selain itu saya sudah didampingi dokter specialis anak yang baru lahir, dr Jems Timothy sehingga sangat membantu,” tutupnya.
Sementara Direktur RSUD Dok II, dr Aron Rumainum mengapresiasi kegiatan ini. “Targetnya 1000 orang dan kasus bedah anak Papua harus ikut disuarakan untuk memahami bagaimana menghindari dan penanganan,” katanya. Dijelaskan kegiatan ini diikuti 35 titik dengan materi dan waktu yang sama dan melibatkan 62 dokter specialis bedah anak.
“Kita perlu banyak belajar terutama soal kondisi – kondisi yang kerap terjadi. Misal hernia, anak tak punya anus dan terjadi pembengkakan pada perut itu patut ditangani serius dan kami di Dok II sudah memiliki ahlinya,” tutup Aron. (ade/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos