Kepada Cenderawasih Pos lelaki tua itu mengaku hingga saat ini dirinya masih aktif ojek untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. “Kalau saya tukang ojek saya kesini ambil sembako milik istri saya,” ungkapnya.
Lebih lanjut Jainurin mengatakan bahwa ia tidak percaya 100 persen jika bahwa bansos dan PKH yang dibagikan oleh pemerintah tepat sasaran. Hal itu ia katakan berdasarkan beberapa dari peserta penerima bansos itu datang mengunakan kendaraan pribadi hingga mengenakan perhiasan di pergelangan tangan mereka.
“Tidak mungkin mereka ekonominya lemah, datang saja tadi ada yang diantar pakai mobil, pakai motor dan mereka juga pakai perhiasan emas,” terangnya.
Jainurin mengaku bahwa dirinya hanya mendapatkan Rp 600 ribu untuk tiga bulan pertama pada pada tahun 2025 ini. Hingga berita ini dinaikan belum ada tanggapan dari kordinator Bansos dan PKH wilayah Jayapura Selatan. Cenderawasih Pos telah berusaha meminta tanggapan dari petugas Bansos di lapangan namun tidak ada yang gubris.
Sementara itu dari berdasarkan hasil wawancara Cenderawasih Pos bersama Pendamping PKH Distrik Abepura, Gres Kamisorey, Kamis (5/3), besarnya Bansos dan PKH ini berbeda-beda. (selengkapnya lihat tabel)
PKH dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga miskin melalui pemberian bantuan langsung tunai secara rutin. Sasaran utama program ini adalah keluarga yang memiliki anggota rentan, seperti ibu hamil yang membutuhkan asupan gizi dan perawatan medis, serta anak usia dini untuk mendukung tumbuh kembang optimal.
Selain itu, PKH juga ditujukan bagi anak usia sekolah dari jenjang SD hingga SMA agar dapat terus mengakses pendidikan. Sasaran lainnya adalah lanjut usia berusia 70 tahun ke atas untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari, serta penyandang disabilitas berat yang memerlukan dukungan tambahan.
Pencairan dana PKH dilakukan secara berkala setiap tiga bulan. Untuk tahap pertama, pencairan mencakup periode Januari hingga Maret 2025, sebagai langkah awal mendukung keluarga penerima manfaat program tersebut. (kar/tri)