Friday, November 22, 2024
33.7 C
Jayapura

Kelurahan Gurabesi Terbanyak Anak Stunting

Penduduk Terlalu Padat, Peran Orang Tua Kurang Dalam Memantau Perkembangan Anak

JAYAPURA– Masalah stunting di Kota Jayapura menjadi salah satu perhatian serius dari pemerintah kota Jayapura melalui dinas kesehatan dan juga beberapa stakeholder terkait.  Sampai saat ini dari data Dinas Kesehatan Kota Jayapura,  angka stunting di kota Jayapura sudah mencapai 2000-an kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura,  Ni Nyoman Sri Antari mengatakan, dari data jumlah tersebut, yang paling banyak itu berada di Kelurahan Gurabesi, hanya saja dia tidak merincikan berapa banyak anak-anak stunting di wilayah tersebut.

“Terbanyak itu ada di Gurabesi, terlalu padat penduduknya di situ dan saya melihat peran orang tua itu kurang,” kata Ni Nyoman Sri Antari,  Senin (4/8) kemarin.

Diakuinya, angka stunting di kota Jayapura masih cukup tinggi di tahun 2024 ini.  Karena itu pihaknya, meminta masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam upaya untuk mengentaskan stunting di kota Jayapura.

Baca Juga :  Wamen ATR/BPN: Segera Terbitkan Sertifikat Tempat Ibadah di Papua!

“Stunting itu tidak bisa dikerjakan hanya oleh dinas kesehatan,  atau orang-orang di puskesmas.  Pertama mereka yang punya anak dulu harus punya kesadaran bahwa anak itu adalah titipan Tuhan,  dan dia harus berikan penghidupan yang baik,”ujarnya.

Lanjut dia, sebenarnya ada opsi lain yang bisa dilakukan oleh masyarakat tetapi itu bukan menjadi pilihan utama. Misalnya apabila ada keluarga atau masyarakat tidak mampu untuk menangani anak-anak stunting di masing-masing keluarga sebenarnya bisa meminta bantuan dari Dinas Sosial Kota Jayapura.

Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah dibawa ke Posyandu untuk ditimbang,  diukur supaya kalau memang yang bersangkutan masuk dalam kategori stunting supaya pemerintah melakukan intervensi untuk memberikan makanan tambahan.

Baca Juga :  Pelanggar Lalin Akan Terekam Kamera

“Kemudian peran orang tua juga harus cukup karena tidak mungkin kita  berikan setiap hari makanan,  jadi tiga kali makan dalam sehari itu dua kalinya diberikan oleh keluarga,” katanya.

Untuk mengentaskan angka stunting ini juga Dinas Kesehatan Kota Jayapura juga telah memberdayakan kader-kader namun itu belum maksimal.  Karena dari seribuan kader yang ada baru ada 300-an yang sudah terlatih.

“Kita punya kader juga untuk mengukur itu apalagi alatnya canggih sekarang.  Alatnya itu sudah menggunakan antropometri,  kita sudah latih, cuman belum semua atau seribu kader itu sudah kita latih baru sekitar 300-an. Keakuratan atau ketepatan membaca itu juga mempengaruhi bahwa anak ini stunting atau tidak,”tambahnya.(roy/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Penduduk Terlalu Padat, Peran Orang Tua Kurang Dalam Memantau Perkembangan Anak

JAYAPURA– Masalah stunting di Kota Jayapura menjadi salah satu perhatian serius dari pemerintah kota Jayapura melalui dinas kesehatan dan juga beberapa stakeholder terkait.  Sampai saat ini dari data Dinas Kesehatan Kota Jayapura,  angka stunting di kota Jayapura sudah mencapai 2000-an kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura,  Ni Nyoman Sri Antari mengatakan, dari data jumlah tersebut, yang paling banyak itu berada di Kelurahan Gurabesi, hanya saja dia tidak merincikan berapa banyak anak-anak stunting di wilayah tersebut.

“Terbanyak itu ada di Gurabesi, terlalu padat penduduknya di situ dan saya melihat peran orang tua itu kurang,” kata Ni Nyoman Sri Antari,  Senin (4/8) kemarin.

Diakuinya, angka stunting di kota Jayapura masih cukup tinggi di tahun 2024 ini.  Karena itu pihaknya, meminta masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam upaya untuk mengentaskan stunting di kota Jayapura.

Baca Juga :  87 Kantong Darah Terkumpul, Berbagai Pihak Beri Apresiasi

“Stunting itu tidak bisa dikerjakan hanya oleh dinas kesehatan,  atau orang-orang di puskesmas.  Pertama mereka yang punya anak dulu harus punya kesadaran bahwa anak itu adalah titipan Tuhan,  dan dia harus berikan penghidupan yang baik,”ujarnya.

Lanjut dia, sebenarnya ada opsi lain yang bisa dilakukan oleh masyarakat tetapi itu bukan menjadi pilihan utama. Misalnya apabila ada keluarga atau masyarakat tidak mampu untuk menangani anak-anak stunting di masing-masing keluarga sebenarnya bisa meminta bantuan dari Dinas Sosial Kota Jayapura.

Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah dibawa ke Posyandu untuk ditimbang,  diukur supaya kalau memang yang bersangkutan masuk dalam kategori stunting supaya pemerintah melakukan intervensi untuk memberikan makanan tambahan.

Baca Juga :  Pelayanan Dasar Rumah Sakit Diminta Ditingkatkan

“Kemudian peran orang tua juga harus cukup karena tidak mungkin kita  berikan setiap hari makanan,  jadi tiga kali makan dalam sehari itu dua kalinya diberikan oleh keluarga,” katanya.

Untuk mengentaskan angka stunting ini juga Dinas Kesehatan Kota Jayapura juga telah memberdayakan kader-kader namun itu belum maksimal.  Karena dari seribuan kader yang ada baru ada 300-an yang sudah terlatih.

“Kita punya kader juga untuk mengukur itu apalagi alatnya canggih sekarang.  Alatnya itu sudah menggunakan antropometri,  kita sudah latih, cuman belum semua atau seribu kader itu sudah kita latih baru sekitar 300-an. Keakuratan atau ketepatan membaca itu juga mempengaruhi bahwa anak ini stunting atau tidak,”tambahnya.(roy/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Belasan Orang Hilang Hingga November 2024

Jangan Ada PSU Maupun Gugatan di MK

DPTb Kota Jayapura 21 Orang

Artikel Lainnya