Friday, March 29, 2024
26.7 C
Jayapura

Jangan Mengaku Anak Adat Tapi Tak Paham Adat

JAYAPURA – Ondoafi Skow Yambe, Abisai Rollo mengungkapkan bahwa selama ini banyak anak – anak muda yang  mengaku sebagai anak adat namun  dari perilaku dan sikap di lingkungan tidak menunjukkan karakter layaknya anak adat. Kata dia adat berisi norma, tata krama serta etika  dan ini harus tercermin dalam kehidupan sehari – hari. Pasalnya ketika ini tak dipegang teguh yang terlihat hanyalah sosok yang jauh dari kalimat anak adat tadi.

Ondoafi Skow Yambe, Abisai Rollo

“Itu sering dijumpai, ketika di hadapan orang ia selalu mengatakan diri sebagai anak adat, dari keturunan suku ini itu dan punya hak atas ini itu, tapi kalau dilihat dari sikap dan ucapan ternyata jauh dari nilai – nilai tadi,” kata Rollo di kediamannya, Senin (5/10) kemarin.

Baca Juga :  Setelah Jadi Malah Gugup, Anggap Tasnya Modern dan Nyentrik

  Ada juga yang mengaku anak Ondoafi atau keturunan ondoafi tapi sikapnya tidak mencerminkan sosok keluarga yang ditokohkan.  Ini dikaitkan Abisai Rollo dari penyampaian Ondoafi Warke, George Awi terkait tatanan adat terlebih menyangkut mahkota Cenderawasih.

“Kalau anak adat itu datang ke kampung dan tanya ke orang tua, bagaimana biar disebut anak adat sehingga paham apa yang menjadi pesan maupun norma tadi. Bukan baru datang dari luar  lalu mengatakan punya hak ini itu bahkan menggunakan Mahkota Cenderawasih sembarangan. Itu karena tidak paham jadi asal saja,” sindir Rollo. Hal tersebut disampaikan mengingat saat ini masih banyak anak muda yang tak begitu memahami filosofi adatnya sendiri tapi melakukan tindakan yang tidak semestinya.

Baca Juga :  Kapolsek Akui Banyak Warga yang Bandel

“Saya mengulang saja bahwa yang punya Cenderawasih adalah kami, silahkan tanya kepada yang lain di Port Numbay ini mereka pasti paham makanya ketika bertemu Presiden Jokowi saya berhak menggunakan mahkota itu dan bukan untuk sembarangan orang,” cecar Rollo. Hanya yang terjadi saat ini semua ingin dianggap sebagai tokoh sehingga memaksa menggunakan mahkota yang sejatinya hanya boleh digunakan oleh ondoafi. “Saat ketemu presiden ada juga yang pakai tapi bukan ondoafi sehingga banyak yang tanya dia siapa, statusnya apa  akhirnya hanya menjadi cibiran jadi jangan sembarangan pakai yang begitu – begitu sebab itu sakral dan tidak semuanya boleh pakai,” tegas Rollo. (ade/wen)

JAYAPURA – Ondoafi Skow Yambe, Abisai Rollo mengungkapkan bahwa selama ini banyak anak – anak muda yang  mengaku sebagai anak adat namun  dari perilaku dan sikap di lingkungan tidak menunjukkan karakter layaknya anak adat. Kata dia adat berisi norma, tata krama serta etika  dan ini harus tercermin dalam kehidupan sehari – hari. Pasalnya ketika ini tak dipegang teguh yang terlihat hanyalah sosok yang jauh dari kalimat anak adat tadi.

Ondoafi Skow Yambe, Abisai Rollo

“Itu sering dijumpai, ketika di hadapan orang ia selalu mengatakan diri sebagai anak adat, dari keturunan suku ini itu dan punya hak atas ini itu, tapi kalau dilihat dari sikap dan ucapan ternyata jauh dari nilai – nilai tadi,” kata Rollo di kediamannya, Senin (5/10) kemarin.

Baca Juga :  Hari ini, Pemkot Jayapura Canangkan Gerbang Natal

  Ada juga yang mengaku anak Ondoafi atau keturunan ondoafi tapi sikapnya tidak mencerminkan sosok keluarga yang ditokohkan.  Ini dikaitkan Abisai Rollo dari penyampaian Ondoafi Warke, George Awi terkait tatanan adat terlebih menyangkut mahkota Cenderawasih.

“Kalau anak adat itu datang ke kampung dan tanya ke orang tua, bagaimana biar disebut anak adat sehingga paham apa yang menjadi pesan maupun norma tadi. Bukan baru datang dari luar  lalu mengatakan punya hak ini itu bahkan menggunakan Mahkota Cenderawasih sembarangan. Itu karena tidak paham jadi asal saja,” sindir Rollo. Hal tersebut disampaikan mengingat saat ini masih banyak anak muda yang tak begitu memahami filosofi adatnya sendiri tapi melakukan tindakan yang tidak semestinya.

Baca Juga :  Kapolsek Akui Banyak Warga yang Bandel

“Saya mengulang saja bahwa yang punya Cenderawasih adalah kami, silahkan tanya kepada yang lain di Port Numbay ini mereka pasti paham makanya ketika bertemu Presiden Jokowi saya berhak menggunakan mahkota itu dan bukan untuk sembarangan orang,” cecar Rollo. Hanya yang terjadi saat ini semua ingin dianggap sebagai tokoh sehingga memaksa menggunakan mahkota yang sejatinya hanya boleh digunakan oleh ondoafi. “Saat ketemu presiden ada juga yang pakai tapi bukan ondoafi sehingga banyak yang tanya dia siapa, statusnya apa  akhirnya hanya menjadi cibiran jadi jangan sembarangan pakai yang begitu – begitu sebab itu sakral dan tidak semuanya boleh pakai,” tegas Rollo. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya