Thursday, March 28, 2024
26.7 C
Jayapura

Virus Corona Baru, Bandara dan Pelabuhan Perlu Diperketat?

Wali Kota Jayapura Dr Benhur Tomi Mano, MM.,saat memberikan arahan kepada pimpinan OPD dilingkungan Pemkot usai apel pagi perdana, Senin (4/1)lalu. ( FOTO: Priyadi/Cepos)

JAYAPURA-Adanya virus Corona  varian baru yang lebih berbahaya membuat Pemerintah Kota Jayapura lebih kewaspadaan.  Wali Kota Jayapura Dr Benhur Tomi Mano, MM mengakui, virus Corona jika memang ada lagi dan jenisnya lebih berbahaya tentu harus diwaspadai dengan cepat, dibutuhkan sinergi dan kerjasama semua pihak dalam menjaga Papua khususnya Kota Jayapura jangan ada masyarakatnya yang terpapar virus Corona terbaru lagi yang lebih mengerikan.

  “Kita harus selalu waspada dan berhati-hati, jika memang betul ada virus Corona yang lebih ganas lagi, saya minta pemerintah Provinsi Papua dan stakeholder untuk bisa mengantisipasinya apakah lewat jalur masuk di Bandara Sentani, jalur laut di Pelabuhan Jayapura, karena mencegah lebih baik dari pada mengobati,’’pesannya, Selasa (5/1) kemarin.

 Wali Kota juga meminta masyarakat harus memproteksi diri, jangan sampai virus Corona yang lebih ganas ini ada sampai di Kota Jayapura, karena bagaimanapun jika masyarakat lebih mau memproteksi diri dengan mengikuti aturan pemerintah termasuk menerapkan protokol kesehatan, otomatis tingkat penyebarannya bisa ditekan dengan baik.

Baca Juga :  Prioritaskan Seniman Papua di Ceremony PON

 Wali Kota juga meminta kepada Dinas Kesehatan Kota Jayapura dan Tim Satgas Covid-19 Kota Jayapura supaya bisa melakukan pengawasan lebih ketat dan mencoba menggali informasi lebih dalam tentang jenis virus Corona tersebut. 

 Terpisah,  Ketua Pansus Covid 19 DPRD Kota Jayapura, Yuli Rahman SH  mengatakan perlunya memperketat dan memproteksi masyarakat, apalagi saat ini kesadaran masyarakat untuk menerapkan 3 M (Mencuci Tangan, Menjaga Jarak dan Menggunakan Masker) mulai kendor. 

 Menurutnya kebijakan relaksasi menuju kehidupan kenormalan yang baru disalahartikan menjadi bebas beraktifitas, padahal penyebaran Covid-19 masih saja terjadi. “Saya melihat banyak yang jenuh dan akhirnya 3M nya kendor, tatanan hidup kembali seperti sebelum pandemi itu salah.

Apalagi saat ini semua akses sudah dibuka mulai dari pusat perbelanjaan, pasar, rumah ibadah, tempat wisata terkecuali sekolah. Jam beraktifitas juga dilonggarkan  mulai pukul 09.00 WIT hingga pukul 22.00 WIT, akan tetapi yang terjadi aktifitas meski dilonggarkan hingga pukul 10 malam namun masih banyak ditemukan warung yang buka termasuk aktifitas di jalan – jalan. “Harusnya saat jam 10 itu bukan hanya toko yang tutup tapi aktifitas masyarakat juga dihentikan dan semua berdiam di rumah, tapi kalau lihat di Entrop itu seperti 24 jam,” bebernya. 

Baca Juga :  MRP Harus Kembali ke Marwahnya

 “Jadi jam 10 itu bukan hanya pedagang tapi manusianya juga,” tambah Yuli. Ia melihat jika virus varian baru ini masuk maka situasi akan kembali parah mengingat menyebarannya lebih cepat. “Kami pernah sidak jam 1 dini hari dan hasilnya ada mobil penuh dan diisi penuh penumpang. Kalau tidak dipertegas maka akan akan sulit memutuskan mata rantai, ini transmisi lokal soalnya bukan claster lagi,” imbuhnya. (dil/ade/wen)

(dil/wen)

Wali Kota Jayapura Dr Benhur Tomi Mano, MM.,saat memberikan arahan kepada pimpinan OPD dilingkungan Pemkot usai apel pagi perdana, Senin (4/1)lalu. ( FOTO: Priyadi/Cepos)

JAYAPURA-Adanya virus Corona  varian baru yang lebih berbahaya membuat Pemerintah Kota Jayapura lebih kewaspadaan.  Wali Kota Jayapura Dr Benhur Tomi Mano, MM mengakui, virus Corona jika memang ada lagi dan jenisnya lebih berbahaya tentu harus diwaspadai dengan cepat, dibutuhkan sinergi dan kerjasama semua pihak dalam menjaga Papua khususnya Kota Jayapura jangan ada masyarakatnya yang terpapar virus Corona terbaru lagi yang lebih mengerikan.

  “Kita harus selalu waspada dan berhati-hati, jika memang betul ada virus Corona yang lebih ganas lagi, saya minta pemerintah Provinsi Papua dan stakeholder untuk bisa mengantisipasinya apakah lewat jalur masuk di Bandara Sentani, jalur laut di Pelabuhan Jayapura, karena mencegah lebih baik dari pada mengobati,’’pesannya, Selasa (5/1) kemarin.

 Wali Kota juga meminta masyarakat harus memproteksi diri, jangan sampai virus Corona yang lebih ganas ini ada sampai di Kota Jayapura, karena bagaimanapun jika masyarakat lebih mau memproteksi diri dengan mengikuti aturan pemerintah termasuk menerapkan protokol kesehatan, otomatis tingkat penyebarannya bisa ditekan dengan baik.

Baca Juga :  Pagar Pasar Rusak, Akibat Aktifitas Pengerukan dan Pembersihan

 Wali Kota juga meminta kepada Dinas Kesehatan Kota Jayapura dan Tim Satgas Covid-19 Kota Jayapura supaya bisa melakukan pengawasan lebih ketat dan mencoba menggali informasi lebih dalam tentang jenis virus Corona tersebut. 

 Terpisah,  Ketua Pansus Covid 19 DPRD Kota Jayapura, Yuli Rahman SH  mengatakan perlunya memperketat dan memproteksi masyarakat, apalagi saat ini kesadaran masyarakat untuk menerapkan 3 M (Mencuci Tangan, Menjaga Jarak dan Menggunakan Masker) mulai kendor. 

 Menurutnya kebijakan relaksasi menuju kehidupan kenormalan yang baru disalahartikan menjadi bebas beraktifitas, padahal penyebaran Covid-19 masih saja terjadi. “Saya melihat banyak yang jenuh dan akhirnya 3M nya kendor, tatanan hidup kembali seperti sebelum pandemi itu salah.

Apalagi saat ini semua akses sudah dibuka mulai dari pusat perbelanjaan, pasar, rumah ibadah, tempat wisata terkecuali sekolah. Jam beraktifitas juga dilonggarkan  mulai pukul 09.00 WIT hingga pukul 22.00 WIT, akan tetapi yang terjadi aktifitas meski dilonggarkan hingga pukul 10 malam namun masih banyak ditemukan warung yang buka termasuk aktifitas di jalan – jalan. “Harusnya saat jam 10 itu bukan hanya toko yang tutup tapi aktifitas masyarakat juga dihentikan dan semua berdiam di rumah, tapi kalau lihat di Entrop itu seperti 24 jam,” bebernya. 

Baca Juga :  Berharap Perbatasan RI - PNG Dibuka  Kembali

 “Jadi jam 10 itu bukan hanya pedagang tapi manusianya juga,” tambah Yuli. Ia melihat jika virus varian baru ini masuk maka situasi akan kembali parah mengingat menyebarannya lebih cepat. “Kami pernah sidak jam 1 dini hari dan hasilnya ada mobil penuh dan diisi penuh penumpang. Kalau tidak dipertegas maka akan akan sulit memutuskan mata rantai, ini transmisi lokal soalnya bukan claster lagi,” imbuhnya. (dil/ade/wen)

(dil/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya