Site icon Cenderawasih Pos

Lulusan Sarjana di Kampung Skouw Banyak Nganggur

Niko Pae, warga Kampung Skouw Mabo, saat menyampaikan permasalahan pengangguran di Kampung Skouw Mabo kepada Calon Wakil Gubernur Papua Yermias Bisai, pada saat kampanye terbatas di Kampung itu, Rabu (2/10). (foto:Karel/Cepos)

JAYAPURA-Tingkat pengangguran di Kampung Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura masih sangat tinggi. Hal ini disampaikan warga setempat  saat kampanye terbatas Calon Wakil Gubernur Papua Yermias Bisai, Rabu (2/10) kemarin.

   Keluhan pertama disampaikan Septianus, warga Kampung Skouw Sae. Septianus mengatakan sebagain besar lulusan sarjana di kampung tersebut susah mendapatkam pekerjaan. Hal itu terjadi karena minimnya perhatian pemerintah baik Kota Jayapura maupun tingkat provinsi.

  “Anak-anak kami sudah berkali-kali bawa lamaran di Pemkot, maupun provinsi, tapi tidak ada satupun yang diterima,” kata Septianus saat sesi dialog dengan Yermias Bisai di halaman Kampung Skae.

   Sebagai orang tua,  mereka sangat resah dengan kebijakan pemerintah saat ini dimana menurutnya kebijakan penerapan tenaga kerja mestinya mengutamakan OAP daripada masyarakat lain. Akan tetapi kondisi yang terjadi justru OAP dipersulit. “Kami sangat kecewa kuliah mereka capai-capai tapi akhirnya jadi penganggur,” tandasnya.

  Padahal lanjutnya di dalam UU Otsus sangat jelas mengatur tentang proteksi bagi orang asli Papua, tapi sayangnya justru OAP, semakin sulit mendapatkan tempat di berbagai instansi pemerintah maupun swasta.

  Dia mengharapkan jika BTM-YB terpilih, maka perlu adanya penegasan terhadap penerapan tenaga kerja di Papua.  “Untuk apa ada Ostus kalau anak anak kami masih sukit dapat pekerjaan, kami harap bapak BTM-YB bisa perhatikan anak anak kami kedepan,” harapnya.

   Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Niko Pae, warga Kampung Skouw Mabo, Niko meminta pemerintah tidak mengabaikan printah UU Otsus. “Untuk apa UU Otsus kalau anak anak kami masih susah cari kerja,” tuturnya saat dialog dengan YB di Kampung Skouw Mabo.

   Masalah lain yang dia keluhkan, soal tenaga kesehatan. Di Kampung Skow Mabo telah dibangun sebuah Pustu kesehatan, akan tetapi sampai saat ini tidak digunakan secara maksimal.

“Disini ada Pustu, tapi tidak ada perawat, kami kalau sakit harus lari ke Kota Jayapura, tolong jika Bapak YB dan BTM duduk di gubernur kirim perawat disini,” pintanya.

   Sementara itu Rosmince memwakili perempuan Kampung Skow Sae mengutarakan terkait masalah KDRT. “Kami para perempuan ini selalu diinjak-injak oleh laki-laki, padahal kami juga kerja untuk menghidupi keluarga, jika bapa YB terpilih tolong perhatikan kami kaum perempuan,” ujarnya.

  Menanggapi berbagsi keluhan tersebut, Yermias Bisai menyampaikan soal KDRT memang sudah menjadi program prioritasnya. Jika terpilih keduanya akan bangun lembaga khusus untuk perlindungan perempuan di Papua. “Nanti kita akan bangun lembaga khusus perlindungan perempuan di Papua,” tandasnya.

  Sementara untuk kesejahteraan masyarakat Kampung Skouw Sae, Skouw Mabo dan Skouw Yambe, YB menegaskan sebagai representasi anak Tabi-Saireri kedianya akan memperhatikan kesejahtraan masyarakat setempat. “Apalagi Kampung Skouw ini ada di perbatasan negara, maka wajib kita perhatikan,” tuturnya. (rel/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version