Sunday, November 24, 2024
24.7 C
Jayapura

Pengawasan Lemah, Pedagang Pasar Mulai Tidak Tertib

JAYAPURA-Kurangnya pengawasan dan penertiban  pasar, nampaknya membuat sejumlah pedagang mulai tidak tertib. Berjualan di luar kompleks Pasar Otonom Kotaraja. Bahkan, sebagian mulai mencoba membangun lapak tempat jualan semi permanen di pinggiran jalan depan pasar.

Dari pantauan Cenderawasih Pos, meski Pemkot Jayapura telah membangun los tempat jualan di dalam pasar, namun banyak pedagang yang memilih berjualan di tepi jalan masuk ke Pasar Otonom ini. Awalnya, biasa pada sore menjelang malam  malam, namun kini juga mulai banyak yang berjualan siang hari.

   Kamis (3/8) kemarin, sudah terlihat bangunan  didepan Pintu Gerbang Pasar Otonom terdapat sebuah lapak semi permanen yang baru ditempati oleh pemiliknya. Sementara pedagang yang lain, masih ada yang berjualan dengan beralaskan terpal di pinggir jalan.

  Menanggapi kondisi ini Ketua Komisi C DPRD Kota Jayapura, Akhmad Sujana secara tegas meminta, Pemerintah Kota Jayapura, segera membongkar lapak tersebut. Sebab menurutnya lahan yang berada di depan Pasar Otonom merupakan milik pemerintah. Sehingga tidak ada pihak yang semaunya  membangun lapak semi permanen di tempat tersebut.

Baca Juga :  Mayat Bertato di Perairan Jayapura

  “Tanah di depan Pasar Otonom itu, milik Pemerintah, tidak boleh bangun lapak di situ, juga  tidak boleh jualan di jalan, kasihan pedagang yang di dalam pasar,” ujar Sujana kepada Cenderawasih Pos di Jayapura, Kamis (3/8).

  Menurutnya,  di setiap Pasar Tradisional di Kota Jayapura wajib dijaga oleh Satpol PP, hal ini bertujuan agar tidak adanya pihak yang semena-mena merusak aturan dan  penataan pasar. Apalagi berjualan di jalan masuk. Hal ini menurutnya akan berdampak pada kecemburuan sosial antar pedagang. Tentu jika dibiarkan maka terjadi konflik antar pedagang tersebut. Oleh sebab itu perlu adanya ketegasan pemerintah agar penataan pasar tertata dengan baik.

  “Tidak boleh mau cari untung sendiri, kalau mau begitu, lantas untuk apa fungsi pasar yang dibangun oleh pemerintah,” ungkapnya.

Baca Juga :  Tak Ada Kompromi Soal PKL Jualan di Pinggir Jalan

  Diapun menyatakan persoalan ini tidak boleh dibiarkan, Tetapi perlu adanya tindakan nyata. Dengan memberikan sanksi tegas kepada pihak yang melanggar aturan. Karena dampak adanya penjual di jalan masuk pasar otonom ini, tidak hanya terhadap pedagang pasar tapi juga menganggu lalu lintas dan para pengunjung pasar.

  “Sebenarnya setiap jalan di pasar itu ada aturannya dan wajib lebar, tapi yang terjadi semakin kesini, justru semakin sempit, ini semua gara-gara lemahnya pengawasan terhadap kondisi pasar,” kata Sujana

  Untuk itu pihaknya pun akan segera memanggil Pemerintah Kota untuk membahas terkatis persoalan tersebut. Dimana menurutnya penataan pasar ini perlu dilakukan evaluasi.

  “Kami akan menyurat ke Pemerintah terutama Disperindagkop, mereka harus tegas menyelesaikan perosalan ini, jangan biarkan pedagang berjualan apalagi membuka lapak di depan pasar Otonom, nanti kalau dibiarkan begitu akan semakin menjamur,” pungkas Sujana. (rel/tri)

JAYAPURA-Kurangnya pengawasan dan penertiban  pasar, nampaknya membuat sejumlah pedagang mulai tidak tertib. Berjualan di luar kompleks Pasar Otonom Kotaraja. Bahkan, sebagian mulai mencoba membangun lapak tempat jualan semi permanen di pinggiran jalan depan pasar.

Dari pantauan Cenderawasih Pos, meski Pemkot Jayapura telah membangun los tempat jualan di dalam pasar, namun banyak pedagang yang memilih berjualan di tepi jalan masuk ke Pasar Otonom ini. Awalnya, biasa pada sore menjelang malam  malam, namun kini juga mulai banyak yang berjualan siang hari.

   Kamis (3/8) kemarin, sudah terlihat bangunan  didepan Pintu Gerbang Pasar Otonom terdapat sebuah lapak semi permanen yang baru ditempati oleh pemiliknya. Sementara pedagang yang lain, masih ada yang berjualan dengan beralaskan terpal di pinggir jalan.

  Menanggapi kondisi ini Ketua Komisi C DPRD Kota Jayapura, Akhmad Sujana secara tegas meminta, Pemerintah Kota Jayapura, segera membongkar lapak tersebut. Sebab menurutnya lahan yang berada di depan Pasar Otonom merupakan milik pemerintah. Sehingga tidak ada pihak yang semaunya  membangun lapak semi permanen di tempat tersebut.

Baca Juga :  Program Dapur Sehat di Kampung Untuk Cegah Stunting

  “Tanah di depan Pasar Otonom itu, milik Pemerintah, tidak boleh bangun lapak di situ, juga  tidak boleh jualan di jalan, kasihan pedagang yang di dalam pasar,” ujar Sujana kepada Cenderawasih Pos di Jayapura, Kamis (3/8).

  Menurutnya,  di setiap Pasar Tradisional di Kota Jayapura wajib dijaga oleh Satpol PP, hal ini bertujuan agar tidak adanya pihak yang semena-mena merusak aturan dan  penataan pasar. Apalagi berjualan di jalan masuk. Hal ini menurutnya akan berdampak pada kecemburuan sosial antar pedagang. Tentu jika dibiarkan maka terjadi konflik antar pedagang tersebut. Oleh sebab itu perlu adanya ketegasan pemerintah agar penataan pasar tertata dengan baik.

  “Tidak boleh mau cari untung sendiri, kalau mau begitu, lantas untuk apa fungsi pasar yang dibangun oleh pemerintah,” ungkapnya.

Baca Juga :  Hadapi Bencana, BPBD  Tingkatkan Kemampuan Tim Reaksi Cepat   

  Diapun menyatakan persoalan ini tidak boleh dibiarkan, Tetapi perlu adanya tindakan nyata. Dengan memberikan sanksi tegas kepada pihak yang melanggar aturan. Karena dampak adanya penjual di jalan masuk pasar otonom ini, tidak hanya terhadap pedagang pasar tapi juga menganggu lalu lintas dan para pengunjung pasar.

  “Sebenarnya setiap jalan di pasar itu ada aturannya dan wajib lebar, tapi yang terjadi semakin kesini, justru semakin sempit, ini semua gara-gara lemahnya pengawasan terhadap kondisi pasar,” kata Sujana

  Untuk itu pihaknya pun akan segera memanggil Pemerintah Kota untuk membahas terkatis persoalan tersebut. Dimana menurutnya penataan pasar ini perlu dilakukan evaluasi.

  “Kami akan menyurat ke Pemerintah terutama Disperindagkop, mereka harus tegas menyelesaikan perosalan ini, jangan biarkan pedagang berjualan apalagi membuka lapak di depan pasar Otonom, nanti kalau dibiarkan begitu akan semakin menjamur,” pungkas Sujana. (rel/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya