Lanjut dia, ada beberapa tema yang dikembangkan, yang ditawarkan dalam kurikulum itu, dan setiap sekolah memilih berdasarkan isu atau kebutuhan belajar dari peserta didik. Jadi mungkin di setiap sekolah kita bisa, melihat bahwa produknya hampir tidak jauh berbeda. Contoh kalau berbicara tentang kearifan lokal, berarti berbicara tentang budaya lokal Port Numbay.
Kemudian, kalau dia berbicara tentang gaya hidup berkelanjutan, berarti dia berbicara tentang produk-produk daur ulang lalu kemudian bagaimana merawat bumi ini, begitu juga dengan tema-tema yang lain.
“Sasaran yang ingin dicapai sebetulnya, adalah karakter. Jadi contoh melalui tema ini, apakah itu karakter gotong royong, atau karakter mandiri atau kreativitas, atau kebhinekaan global, dan ada beberapa karakter memang yang sudah di situ tersedia dan kita tinggal memilih berdasarkan kebutuhan belajarnya” tambahnya. (roy/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos