Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Omzet Belum Kembali Normal,  Masih Rasa Was-Was

Bincang-Bincang dengan Penjual di Pasar Youtefa Setelah Pasar Kembali Dibuka Pemkot

Hari Selasa (30/6)kemarin, Pasar Youtefa Abepura, sudah dibuka seperti biasa, setelah tiga hari ditutup untuk dilakukan penyemprotan desinfektan dan pembersihan sampah. Bagaimana pedagang melihat kembali dibukanya pasar tersebut?

Penjual ayam hidup di Pasar Youtefa Abepura saat melayani pembeli. Pasar Youtefa mulai dibuka Selasa (30/6) lalu. Hari pertama pasar Youtefa dibuka ( foto: Priyadi/Cepos)

 Laporan: Priyadi_Jayapura.

 Ria adalah salah satu pedagang kosmetik di Pasar Youtefa Abepura, hatinya sangat senang dan bercampur cemas saat dibukanya kembali Pasar Youtefa Abepura, pada hari Selasa (30/6)kemarin, setelah ditutup selama tiga hari untuk dilakukan penyemprotan desinfektan dan pengangkutan sampah maupun penimbunan jalan.

 Ria sangat senang karena ia bisa kembali berjualan setelah dinyatakan negative dalam mengikuti rapid test massal. Termasuk kondisi pasar yang sudah berubah dengan adanya pengangkutan sampah maupun pembersihan got.

 Ria juga  mengaku sedih karena masih ada pedagang yang tidak ikut rapid test, maupun yang dinyatakan reaktif tetap berjualan, padahal pemerintah sudah melarang bagi warga yang reaktif dan belum ikut rapid test tidak diizinkan berjualan.

Baca Juga :  Siapkan Perwal Untuk Angkut Pemabuk di Jalanan

  Menurut Ria, wabah Corona penyebaranya tidak bisa dilihat, apalagi di pasar banyak orang yang datang keluar masuk, jika tidak ikuti protokol kesehatan tentu sangat berbahaya, karena bisa berpotensi menularkan dengan yang lain.

 “Saya berjualan di pasar ketemu banyak orang, tentu ada rasa was-was dan takut, namun saya juga butuh uang untuk menghidupi keluarga saya, yang penting saya terus berdoa dan pasrahkan kepada Allah SWT serta ikuti anjuran pemerintah untuk selalu menerapkan protokol kesehatan,’’katanya.

 Sementara Itu, Imam Wahyudi penjual ayam hidup  di Pasar Youtefa Abepura mengaku, dengan dibersihkannya sampah dan penyemprotan desinfektan di pasar, ia berterimakasih kepada pemerintah, karena telah memberikan perhatian kepada pedagang. Hanya saja, jika masih ada pedagang yang reaktif atau belum ikut rapid test berjualan tentu sangat membahayakan.

Baca Juga :  Transaksi di Wilayah Perbatasan Diminta Gunakan Rupiah

 Imam berharap, pemerintah bisa menertibkan pedagang yang dinyatakan reaktif sambil menunggu hasilnya dan bagi pedagang yang belum ikut rapid test diminta segera ikut.

 Menurutnya, dengan banyaknya pedagang yang dinyatakan reaktif sebanyak 394 orang, membuat panik pedagang dan pengunjung pasar, karena sampai pukul 10.00 WIT, ia dalam berjualan belum ada yang beli, padahal ia buka sejak subhuh pukul 05.00 WIT, padahal biasanya ia berjualan sampai pukul 10.00 WIT sudah bisa menjual sekira 10 ekor ayam.

 Selain itu, memang cukup dirasakan biasanya pukul 10.00 WIT banyak pengunjung yang datang berbelanja di pasar, tapi kini semakin menurun, apakah ini karena pengaruh Covid-19 yang banyak terkena di pedagang.

 “Saya harap pengunjung di pasar jangan takut, kita tetap menerapkan protokol kesehatan, menyiapkan tempat cuci tangan dengan air dan sabun, serta menggunakan masker dan jaga jarak, karena jika protokol kesehatan tidak dijalankan tentu kami juga tidak mau melayani, karena kesehatan itu penting, jangan sampai terkena kita baru bingung,’’tandasnya. (*/wen) 

Bincang-Bincang dengan Penjual di Pasar Youtefa Setelah Pasar Kembali Dibuka Pemkot

Hari Selasa (30/6)kemarin, Pasar Youtefa Abepura, sudah dibuka seperti biasa, setelah tiga hari ditutup untuk dilakukan penyemprotan desinfektan dan pembersihan sampah. Bagaimana pedagang melihat kembali dibukanya pasar tersebut?

Penjual ayam hidup di Pasar Youtefa Abepura saat melayani pembeli. Pasar Youtefa mulai dibuka Selasa (30/6) lalu. Hari pertama pasar Youtefa dibuka ( foto: Priyadi/Cepos)

 Laporan: Priyadi_Jayapura.

 Ria adalah salah satu pedagang kosmetik di Pasar Youtefa Abepura, hatinya sangat senang dan bercampur cemas saat dibukanya kembali Pasar Youtefa Abepura, pada hari Selasa (30/6)kemarin, setelah ditutup selama tiga hari untuk dilakukan penyemprotan desinfektan dan pengangkutan sampah maupun penimbunan jalan.

 Ria sangat senang karena ia bisa kembali berjualan setelah dinyatakan negative dalam mengikuti rapid test massal. Termasuk kondisi pasar yang sudah berubah dengan adanya pengangkutan sampah maupun pembersihan got.

 Ria juga  mengaku sedih karena masih ada pedagang yang tidak ikut rapid test, maupun yang dinyatakan reaktif tetap berjualan, padahal pemerintah sudah melarang bagi warga yang reaktif dan belum ikut rapid test tidak diizinkan berjualan.

Baca Juga :  Transaksi di Wilayah Perbatasan Diminta Gunakan Rupiah

  Menurut Ria, wabah Corona penyebaranya tidak bisa dilihat, apalagi di pasar banyak orang yang datang keluar masuk, jika tidak ikuti protokol kesehatan tentu sangat berbahaya, karena bisa berpotensi menularkan dengan yang lain.

 “Saya berjualan di pasar ketemu banyak orang, tentu ada rasa was-was dan takut, namun saya juga butuh uang untuk menghidupi keluarga saya, yang penting saya terus berdoa dan pasrahkan kepada Allah SWT serta ikuti anjuran pemerintah untuk selalu menerapkan protokol kesehatan,’’katanya.

 Sementara Itu, Imam Wahyudi penjual ayam hidup  di Pasar Youtefa Abepura mengaku, dengan dibersihkannya sampah dan penyemprotan desinfektan di pasar, ia berterimakasih kepada pemerintah, karena telah memberikan perhatian kepada pedagang. Hanya saja, jika masih ada pedagang yang reaktif atau belum ikut rapid test berjualan tentu sangat membahayakan.

Baca Juga :  Banyak yang Senang Polisi Tidak Blur Wajah Pelaku

 Imam berharap, pemerintah bisa menertibkan pedagang yang dinyatakan reaktif sambil menunggu hasilnya dan bagi pedagang yang belum ikut rapid test diminta segera ikut.

 Menurutnya, dengan banyaknya pedagang yang dinyatakan reaktif sebanyak 394 orang, membuat panik pedagang dan pengunjung pasar, karena sampai pukul 10.00 WIT, ia dalam berjualan belum ada yang beli, padahal ia buka sejak subhuh pukul 05.00 WIT, padahal biasanya ia berjualan sampai pukul 10.00 WIT sudah bisa menjual sekira 10 ekor ayam.

 Selain itu, memang cukup dirasakan biasanya pukul 10.00 WIT banyak pengunjung yang datang berbelanja di pasar, tapi kini semakin menurun, apakah ini karena pengaruh Covid-19 yang banyak terkena di pedagang.

 “Saya harap pengunjung di pasar jangan takut, kita tetap menerapkan protokol kesehatan, menyiapkan tempat cuci tangan dengan air dan sabun, serta menggunakan masker dan jaga jarak, karena jika protokol kesehatan tidak dijalankan tentu kami juga tidak mau melayani, karena kesehatan itu penting, jangan sampai terkena kita baru bingung,’’tandasnya. (*/wen) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya