Sopir Truk Minta Aturan Pengisian Solar Dipermudah
JAYAPURA-Isu kenaikan harga BBM ternyata bukan hal utama yang dipersoalkan oleh sejumlah sopir truk di Kota Jayapura, namun yang mereka (sopir truk) persoalkan saat ini aturan pengisian BBM di setiap SPBU di Kota Jayapura yang membatasi jam pengisian BBM oleh petugas SPBU.
Yalpe salah satu sopir truk yang ditemui Cendrawasih Pos di depan SPBU Tanah Hitam, Rabu (31/8) kemarin. Ia menyampaikan keluhannya yang setiap hari selalu mengantre pengisian BBM jenis solar di SPBU Tanah Hitam.
Menurutnya, sejak bulan Juni aturan pengisian BBM khusus mobil truk hanya dilayani mulai pukul 15.00-21.00 WIT oleh petugas SPBU. Karena dari pagi jam 7.00-Pukul 15.00 WIT, pihak pengelola SPBU hanya melayani mobil angkutan umum dan juga mobil berplat hitam.
“Aturan ini sangat tidak adil menurut saya, memangnya apa yang diistimewakan bagi mobil angkutan umum, dan juga mobil pribadi,” ujarnya.
Dikatakanya dengan adanya kebijakan pengisian BBM itu, membuat pekerjaannya sangat terganggu dan sangat tidak optimal. “Yang sangat disayangkan lagi, sudah aturannya hanya bisa isi jam 3 tapi kami harus mengantre dari pagi,” terang Yalpe.
Selain perosalan pelayanan pengisian BBM, Yalpe juga menyesali aturan yang dibuat oleh petugas SPBU yang membatasi pengisian pada setiap mobil truk. “Kami hanya diizinkan untuk mengisi 40 liter solar setiap hari, lalu kemudian apa yang mau kami dapat kalau pengisian dibatasi seperti itu,” katanya.
Yalpe pun mengungkapkan dirinya tidak pernah mempersoalkan kenaikan harga BBM, namun dia minta agar Pemerintah Kota Jayapura mengkaji ulang terkait aturan pengisian BBM di setiap SPBU. “Tidak masalah harga BBM naik asalkan jangan antre dan harus ubah aturan pengisian,” ujarnya.
Hal senada juga dikeluhkan oleh Nino, yang sedang antre solar di SPBU Kotaraja. Nino mengungkapkan isu kenaikan BBM bukan faktor dasar yang dikeluhkan oleh setiap sopir truk yang ada di Kota Jayapura. Tetapi aturan pengisian BBM justru menjadi perhatian serius pemerintah.
“Bukan urusan kami soal naik atau tidaknya harga BBM, tapi kami minta agar Pelayanan pengisian BBM di Kota Jayapura harus dirubah,” tegas Nino.
Dikatakannya jika pelayanan pengisian BBM baru mulai pukul 15.00 WIT, lalu kapan para sopir truk memulai pekerjaannya, juga yang dia sesalkan kadang kala para sopir truk antre dari siang hingga malam, namun tetap saja tidak mendapatkan solar.
“Kami juga mau tanya kepada pemerintah seperti apa pasokan solar di Papua, khususnya di Kota Jayapura ini, jangan jangan di balik langkanya BBM ini ada mafia yang bermain di belakang layar,” tanya Nino.
Nino menambahkan persoalan kelangkaan BBM di Kota Jayapura butuh respon serius dari pihak Legislatif. Karena jika tidak, rakyat kecil akan selalu ditindas atas kerja nakal dari oknum mafia BBM di Jayapura.
“Kami minta kepada Anggota Dewan, agar jangan tidur dengan persoalan langkanya BBM di Kota Jayapura ini, karena hanya mereka yang bisa memwakili suara rakyat untuk mengatasi persoalan ini,” harap Nino. (rel/tri)