Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Dishub Diminta Rutin Awasi dan Konsisten Tindak Sopir Angkot Yang Bandel 

Mendengar Tanggapan Para Sopir Terkait Penertiban Terminal Bayangan

Meski pemerintah telah menyiapkan fasilitas terminal yang representative, namun masih banyak sopir angkot yang enggan masuk dan memilih membuat ‘terminal bayangan’ dengan menurunkan dan mengangkut penumpang di luar terminal Tipe A Entrop. Hal ini membuat Dinas Perhubungan Kota Jayapura berulang kali harus melakukan penertiban, namun tetap saja banyak yang membandel

Laporan: Robert Mboik_Jayapura

Selasa (27/6) pagi, Cenderawasih pos, mencoba untuk mendatangi langsung terminal tipe A Entrop, untuk melihat lebih dekat aktivitas angkutan kota dan penumpang di terminal tersebut. Termasuk menggali informasi dari sejumlah sopir angkutan kota jurusan Abe-Entrop,yang sedang menunggu giliran mengangkut penumpang di terminal Tipe A Entrop.

   Berdasarkan pantauan media ini, puluhan kendaraan angkot jurusan Abe-Entrop tampak antre di jalan keluar, menunggu giliran mengangkut penumpang. Di sisi lain, tak ada satupun penumpang yang rela menunggu di dalam terminal, para penumpang memilih  keluar dan menunggu kendaraan di  luar terminal.

   Para sopir mengaku, mereka sangat kesulitan dengan kondisi ini. Mulai dari ketika masuk terminal, menunggu antrean sampai keluar terminal menunggu waktu yang sangat lama.

“Sehari kalau kami ngetem disini, bisanya hanya satu kali (angkut penumpang) saja. Bayangkan kalau kami masuk jam 6, untuk sampai di depan jalan nanti sekitar jam 10 atau jam 11,” kata Deni salah satu sopir angkot yang ditemui di sekitar kawasan terminal itu.

   Keterangan Deni ini diamini sejumlah sopir angkot lainnya yang juga sama-sama  menanti giliran. Mereka mengaku sangat kesulitan dari sisi pendapatan harian setelah pemerintah kota Jayapura memindahkan  terminal ke lokasi yang baru.

Baca Juga :  Kota Jayapura Salah Satu Daerah Rawan Tsunami

  Selain tidak strategis, tetapi juga yang paling menyakitkan adalah tidak konsistennya petugas untuk menjaga agar aturan itu benar-benar diterapkan di lapangan, sehingga semua jenis angkutan kota harus masuk ke dalam terminal itu.    

   Mereka mengklaim, masih sangat banyak kendaraan angkutan kota  tidak masuk ke dalam terminal untuk menurunkan atau mengangkut penumpang. Misalnya kendaraan rute Polimak, mereka cenderung menurunkan penumpang di terminal bayangan yang memang tidak selalu dijaga petugas, atau sebagian lagi diturunkan di depan PTC.

   “Kami berharap, aturan ini berlaku adil, tidak pandang bulu. Karena sejauh ini yang patuh hanya starwagon, coba lihat sendiri, di sini tidak ada angkot dari Hamadi apalagi dari arah Polimak,” kata salah satu sopir angkot.

   Mereka juga kompak, meminta  petugas Dishub kota Jayapura rutin turun ke jalan, terutama di titik titik yang menjadi tempat para sopir angkot menurunkan atau mengangkut penumpang di luar terminal. Mereka mengklaim, sejak aturan wajib masuk terminal tipe A diberlakukan, tidak seharipun, semua angkutan kota dari berbagai rute ini patuh terhadap aturan ini.

  “Karena memang mereka tidak dijaga betul. Coba cek sendiri ke sana,  pasti tidak ada petugas yang setiap saat di lapangan. Kalaupun mereka turun, tujuh orang sekaligus, pasti hanya fokus di satu titik. Jadi percuma, istilahnya hangat-hangat tai  ayam,” ujar mereka.

Baca Juga :  Jurnalis Jangan Takut Melapor Jika Mendapatkan Kekerasan dan Intimidasi

   Memang benar, jika dianalisa baik, apa yang dikeluhkan para sopir angkot di terminal tipe A ini, cukup diterima alias masuk akal. Misalnya, angkot dari arah Polimak tidak masuk terminal selain karena alasan tidak strategis, juga karena permintaan penumpang yang ingin cepat cepat sampai tujuan, para penumpang biasanya mendesak sopir untuk tidak masuk terminal.   

   Kemudian, apabila turun di terminal, pasti penumpang lebih memilih keluar dari terminal. Ketika menurunkan penumpang di sekitar PTC bisa langsung putar balik ke arah polimak.

Begitu juga dari Hamadi, lebih banyak memilih menurunkan penumpang di sekitar PTC lalu putar balik melalui lingkaran dan menuju Hamadi.

   Sementara para penumpang yang diturunkan oleh angkot dari dua rute pasti cepat terurai. Karena selain langsung menumpang starwagon, para penumpang juga bisa mengakses angkutan online dan ojek yang jauh lebih cepat dan tidak menunggu waktu lama.

   “Kendaraan angkutan kota dari Hamadi sebagian besar tidak masuk ke terminal, kalaupun masuk tapi tidak ada penumpang yang diturunkan. Kadang ada juga penumpang yang turun di terminal, tapi mereka memilih keluar dari terminal untuk menunggu kendaraan di luar.

  Kendaraan dari Polimak juga hampir tidak pernah masuk terminal, karena mereka lebih memilih untuk menurunkan penumpang di depan PTC ketimbang masuk terminal,” ujar para sopir angkot itu.(*/tri)

Mendengar Tanggapan Para Sopir Terkait Penertiban Terminal Bayangan

Meski pemerintah telah menyiapkan fasilitas terminal yang representative, namun masih banyak sopir angkot yang enggan masuk dan memilih membuat ‘terminal bayangan’ dengan menurunkan dan mengangkut penumpang di luar terminal Tipe A Entrop. Hal ini membuat Dinas Perhubungan Kota Jayapura berulang kali harus melakukan penertiban, namun tetap saja banyak yang membandel

Laporan: Robert Mboik_Jayapura

Selasa (27/6) pagi, Cenderawasih pos, mencoba untuk mendatangi langsung terminal tipe A Entrop, untuk melihat lebih dekat aktivitas angkutan kota dan penumpang di terminal tersebut. Termasuk menggali informasi dari sejumlah sopir angkutan kota jurusan Abe-Entrop,yang sedang menunggu giliran mengangkut penumpang di terminal Tipe A Entrop.

   Berdasarkan pantauan media ini, puluhan kendaraan angkot jurusan Abe-Entrop tampak antre di jalan keluar, menunggu giliran mengangkut penumpang. Di sisi lain, tak ada satupun penumpang yang rela menunggu di dalam terminal, para penumpang memilih  keluar dan menunggu kendaraan di  luar terminal.

   Para sopir mengaku, mereka sangat kesulitan dengan kondisi ini. Mulai dari ketika masuk terminal, menunggu antrean sampai keluar terminal menunggu waktu yang sangat lama.

“Sehari kalau kami ngetem disini, bisanya hanya satu kali (angkut penumpang) saja. Bayangkan kalau kami masuk jam 6, untuk sampai di depan jalan nanti sekitar jam 10 atau jam 11,” kata Deni salah satu sopir angkot yang ditemui di sekitar kawasan terminal itu.

   Keterangan Deni ini diamini sejumlah sopir angkot lainnya yang juga sama-sama  menanti giliran. Mereka mengaku sangat kesulitan dari sisi pendapatan harian setelah pemerintah kota Jayapura memindahkan  terminal ke lokasi yang baru.

Baca Juga :  Baru 9 Hari Sudah 3.685 Pelanggar di Jalan

  Selain tidak strategis, tetapi juga yang paling menyakitkan adalah tidak konsistennya petugas untuk menjaga agar aturan itu benar-benar diterapkan di lapangan, sehingga semua jenis angkutan kota harus masuk ke dalam terminal itu.    

   Mereka mengklaim, masih sangat banyak kendaraan angkutan kota  tidak masuk ke dalam terminal untuk menurunkan atau mengangkut penumpang. Misalnya kendaraan rute Polimak, mereka cenderung menurunkan penumpang di terminal bayangan yang memang tidak selalu dijaga petugas, atau sebagian lagi diturunkan di depan PTC.

   “Kami berharap, aturan ini berlaku adil, tidak pandang bulu. Karena sejauh ini yang patuh hanya starwagon, coba lihat sendiri, di sini tidak ada angkot dari Hamadi apalagi dari arah Polimak,” kata salah satu sopir angkot.

   Mereka juga kompak, meminta  petugas Dishub kota Jayapura rutin turun ke jalan, terutama di titik titik yang menjadi tempat para sopir angkot menurunkan atau mengangkut penumpang di luar terminal. Mereka mengklaim, sejak aturan wajib masuk terminal tipe A diberlakukan, tidak seharipun, semua angkutan kota dari berbagai rute ini patuh terhadap aturan ini.

  “Karena memang mereka tidak dijaga betul. Coba cek sendiri ke sana,  pasti tidak ada petugas yang setiap saat di lapangan. Kalaupun mereka turun, tujuh orang sekaligus, pasti hanya fokus di satu titik. Jadi percuma, istilahnya hangat-hangat tai  ayam,” ujar mereka.

Baca Juga :  Warning Bagi yang Parkir di Jembatan Youtefa

   Memang benar, jika dianalisa baik, apa yang dikeluhkan para sopir angkot di terminal tipe A ini, cukup diterima alias masuk akal. Misalnya, angkot dari arah Polimak tidak masuk terminal selain karena alasan tidak strategis, juga karena permintaan penumpang yang ingin cepat cepat sampai tujuan, para penumpang biasanya mendesak sopir untuk tidak masuk terminal.   

   Kemudian, apabila turun di terminal, pasti penumpang lebih memilih keluar dari terminal. Ketika menurunkan penumpang di sekitar PTC bisa langsung putar balik ke arah polimak.

Begitu juga dari Hamadi, lebih banyak memilih menurunkan penumpang di sekitar PTC lalu putar balik melalui lingkaran dan menuju Hamadi.

   Sementara para penumpang yang diturunkan oleh angkot dari dua rute pasti cepat terurai. Karena selain langsung menumpang starwagon, para penumpang juga bisa mengakses angkutan online dan ojek yang jauh lebih cepat dan tidak menunggu waktu lama.

   “Kendaraan angkutan kota dari Hamadi sebagian besar tidak masuk ke terminal, kalaupun masuk tapi tidak ada penumpang yang diturunkan. Kadang ada juga penumpang yang turun di terminal, tapi mereka memilih keluar dari terminal untuk menunggu kendaraan di luar.

  Kendaraan dari Polimak juga hampir tidak pernah masuk terminal, karena mereka lebih memilih untuk menurunkan penumpang di depan PTC ketimbang masuk terminal,” ujar para sopir angkot itu.(*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya