Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Waspada Penyebaran DBD di Peralihan Musim

JAYAPURA-Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura dr Ni Nyoman Sri Antari  meminta agar masyarakat waspada penularan penyakit Demam Berdarah dan Malaria di masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan maupun sebaliknya.

    “Memang ini musim kemarau ke hujan atau dari hujan ke kemarau pasti mulai banyak ya nyamuknya. Jadi tolong dicek genangan airnya,” ujar  Ni Nyoman Sri Antari kepada Cenderawasih Pos.

  Ia mengungkapkan nyamuk demam berdarah menyukai air yang bersih dan nyamuk malaria menyukai air yang kotor. Dari gigitannya pun berbeda. Nyamuk demam berdarah menggigit di siang hari dan nyamuk malaria menggigit di malam hari. Sehingga harus dipastikan tidak ada genangan air.

Baca Juga :  Per-Januari, Gaji Guru SMA/SMK Dilimpahkan ke Kabupaten/kota

   “Kebersihan lingkungan, terutama jangan membiarkan genangan air bersih dan kotor. Di kamar mandi diberikan Abate atau dikuras setiap 5 hari,” ujarnya, Senin (30/5).

  Menurutnya ada perbedaan antara demam berdarah dan demam berdarah dengue. “Demam berdarah dengue itu belum berdarah. Namanya demam dengue karena memang penyebabnya adalah virus dengue, kalau kita biarkan dia menjadi berdarah, lama-lama syok. dan demamnya bisa sangat tinggi sekali sampai 40°. Hari ke 3 atau 4 sudah mulai muncul binti-bintik. Dan bisa menimbulkan kematian karena dehidrasi dan kekurangan cairan. Jadi harus banyak minum air,” ujarnya.

   Pada bulan ini sudah ditemukan 3 kasus demam berdarah di Kota Jayapura dari Kelurahan Entrop dan Kelurahan Awiyo. “Untuk upaya secara komprehensif kita lakukan fogging dan yang sakit kita obati. Tapi fogging bukan penyelesaian. Yang utama adalah memutus mata rantai penularannya. Jangan biarkan tempat berkembangbiaknya. Ada istilahnya 3M plus yaitu menguras, menutup dan mengubur,” ujarnya. (Rhy)

Baca Juga :  Perayaan Paskah Kondusif, Pj Wali Kota Beri Apresiasi

JAYAPURA-Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura dr Ni Nyoman Sri Antari  meminta agar masyarakat waspada penularan penyakit Demam Berdarah dan Malaria di masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan maupun sebaliknya.

    “Memang ini musim kemarau ke hujan atau dari hujan ke kemarau pasti mulai banyak ya nyamuknya. Jadi tolong dicek genangan airnya,” ujar  Ni Nyoman Sri Antari kepada Cenderawasih Pos.

  Ia mengungkapkan nyamuk demam berdarah menyukai air yang bersih dan nyamuk malaria menyukai air yang kotor. Dari gigitannya pun berbeda. Nyamuk demam berdarah menggigit di siang hari dan nyamuk malaria menggigit di malam hari. Sehingga harus dipastikan tidak ada genangan air.

Baca Juga :  Dana Otsus Belum Cair, Programpun Mandeg

   “Kebersihan lingkungan, terutama jangan membiarkan genangan air bersih dan kotor. Di kamar mandi diberikan Abate atau dikuras setiap 5 hari,” ujarnya, Senin (30/5).

  Menurutnya ada perbedaan antara demam berdarah dan demam berdarah dengue. “Demam berdarah dengue itu belum berdarah. Namanya demam dengue karena memang penyebabnya adalah virus dengue, kalau kita biarkan dia menjadi berdarah, lama-lama syok. dan demamnya bisa sangat tinggi sekali sampai 40°. Hari ke 3 atau 4 sudah mulai muncul binti-bintik. Dan bisa menimbulkan kematian karena dehidrasi dan kekurangan cairan. Jadi harus banyak minum air,” ujarnya.

   Pada bulan ini sudah ditemukan 3 kasus demam berdarah di Kota Jayapura dari Kelurahan Entrop dan Kelurahan Awiyo. “Untuk upaya secara komprehensif kita lakukan fogging dan yang sakit kita obati. Tapi fogging bukan penyelesaian. Yang utama adalah memutus mata rantai penularannya. Jangan biarkan tempat berkembangbiaknya. Ada istilahnya 3M plus yaitu menguras, menutup dan mengubur,” ujarnya. (Rhy)

Baca Juga :  Dir RSUD: Apapun yang Terjadi Tidak Bisa Menolak Pasien

Berita Terbaru

Artikel Lainnya